NOT MAD FOREVER
"Blake, geseran dikit napa!"
"Gabisa lah, ler. Gue udah penyet gini disuruh geser."
"Tapi jangan deket-deket kali. Najis mungholadho anjeng."
"Ya elu sih, ngapain juga main petak kumpret gini. Ngerepotin aja."
Gretha berdecak jengkel, mengecek jam tangannya yang melingkar di pergelangan tangan, mendengus kasar sejenak setelah tahu bahwa jarum tersebut sudah menunjukkan pukul lima.
"Masih ada, Reece, nggak?" tanya Blake yang kini tengah mengembungkan pipinya. Sementara Gretha hanya mengedikkan bahu, membuat kepala Blake langsung kepentok langit-langit meja.
"Njing. Jangan kebanyakan gerak, G! Lo itu udah gendut, jangan bikin kolong meja ini makin sempit!"
Oh ya, perlu kalian tau ni. Sekarang Gretha sama Bleki lagi ngumpet di bawah kolong meja rusak di pinggir koridor dekat parkiran. Karena takut dimutilasi oleh Reece tertjinta, Gretha pun mengajak Blake untuk sembunyi di sana.
Mulanya, Gretha berpikir bahwa Reece akan keluar dari koridor utama yang ada jauh di depannya. Namun hingga sekarang, batang hidungnya sama sekali tak terlihat. Entahlah, insting Gretha merasakan akan ada yang terjadi setelah ini.
Tak jauh dari tempat mereka berada, muncullah Reece dari arah yang berlawanan. Cowok itu terlihat cemberut, langkahnya begitu pelan, nama-nama hewan yang ada di kebun binatang pun tak luput dia ucapkan.
"Apa salahku? Kenapa aku ditinggal sendirian?" Reece berkata, mulai kembali melangkah cepat lalu memutuskan untuk duduk di atas meja merah di depan sana. "ANJER! MONYET SIALAN! AWAS LO YA NANTI SAMPE RUMAH! GUE JADIIN BAKWAN REBUS ENTAR! LIAT AJA!"
Di dalam sana, Gretha mengira bahwa Reece sudah berhasil menemukannya dan juga Blake. Namun ternyata, dugaannya salah. Cowok itu hanya duduk dan menguapkan kekesalannya sendiri setelah duduk di meja, tepat di atas kepalanya.
Karena bosan, Reece menggoyangkan kedua kakinya, ke depan lalu kebelakang secara bergantian. Gerakan itu otomatis membuat Gretha dan Blake sentak melotot. Pasalnya, sepatu Reece hampir saja mengenai wajahnya yang memerah.
"Shit." umpat Gretha sembari melindungi wajahnya dengan tangan. Blake pun juga begitu, namun dia lebih santai daripada Gretha.
Reece berdecak.
"Kalo gini caranya, gue nggak bakal bisa pulang dong?" tanya Reece pada angin yang berembus. Kakinya masih tetap diayunkan, namun tak lama kemudian dia merasa ada yang ganjal. Dia menunduk, namun masih tetap pada posisi.
"Kok gue ngerasa kaki gue benturan sama tulang ya?" Lagi-lagi Reece bermonolog. "Apa jangan-jangan...?"
Gretha begitupula dengan Blake langsung terpaku. Mereka merasa bahwa Reece akan menengok ke bawah dan menemukan dirinya yang sedang bersembunyi. Sebagai usaha untuk mengantisipasi, Gretha pun menoleh sedikit ke arah Blek dan mengisyaratkam sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Mad Forever
Fiksi PenggemarBagaimana jadinya jika dua grup berisi cogan berada dalam satu sekolah dengan talenta yang sama? Kedua kubu fans mulai terbentuk, tak jarang mereka bertengkar dan menghujat satu sama lain. Sekolah terpecah. Setiap hari pasti ada saja yang mereka pe...