Chapter 11 : Destiny

795 9 1
                                    

  nathan tersenyum dan berkata....................................

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Nathan berkata "Venesia, i love you, please be mine!" venesia hanya bisa diam mematung melihat nathan. "I need time" kata venesia sambil melihat nathan, nathan hanya mengangguk iya dan mengajak venesia untuk duduk bersamanya.

-Nathan POV-

Aku telah menyatakan cintaku kepada venesia, kuharap dia menerima cintaku ini! aku tau bahwa aku dan venesia baru kenal beberapa bulan, tapi entahlah kenapa rasa ini muncul? aku duduk disebelah venesia aku dapat melihatnya melamun dan pandangannya lurus kedepan, aku mencoba mengobrol dengannya.

Nathan : Venesia?

Venesia :  y y yeah? whats up?

Nathan : Aku ditawari untuk bekerja dengan Marvin Cholly, ternyata ia melihat aksiku saat di hard rock cafe, masih ingat? saat itu aku menyanyikan lagu untukmu. *smile*

Venesia : Marvin Cholly? *nod* oh, marvin cholly.

Nathan : Yup! Marvin Cholly, aku akan bertemu dengannya besok! 

Venesia : That's great..

Nathan : Yeah, mungkin ini kesempatanku untuk menjadi penyanyi. 

Venesia : Good for you.

Venesia hanya tersenyum padaku dan setelah itu aku tidak ada topik untuk dibicarakan dengan venesia lagi. Aku dapat melihat semua pandangan temanku tertuju padaku dan venesia, ini sangat aneh!

-Venesia POV-

Marvin Cholly? bukannya itu papanya joanne? mungkin aku akan menanyakannya besok pada joanne, apa dia tau tentang ini semua? aku dapat melihat nathan bangkit berdiri dan mengatakan sesuatu kepadaku tapi aku tidak dapat mencerna perkataannya dengan jelas, entahlah tiba-tiba saja kepalaku pusing dan terasa berat, pandanganku kabur aku mencoba mengedipkan mataku beberapa kali tapi hasilnya tetap sama, pandanganku masih kabur. Aku segera memanggil nathan, tapi kurasa ia tidak dapat mendengarku, mungkin suaraku terlalu kecil. Aku dapat merasakan sesuatu yang mengalir dari hidungku, saat aku mencoba untuk berdiri tiba-tiba saja aku hampir jatuh ke tanah, tapi untungnya saat itu ada seorang cowok yang menarik tanganku dan mencegah agar aku tidak jatuh ke tanah, ia segera mengendongku ke mobilnya dan berlari dengan cepat, aku hanya dapat duduk tak berdaya dimobil cowok itu, mobilnya melaju dengan cepat dan meninggalkan tempat nathan, kurasa dia akan membawaku ke suatu tempat. Saat aku mencoba untuk memanggilnya tiba-tiba saja semua menjadi gelap, badanku semua lemas tak berdaya.

-At Hospital-

Tick..tick..tick..tick.. aku mendengar suara jam berdetik, aku mencium sesuatu yang tidak kusukai selama ini aroma yang menyengat, saat aku membuka mataku aku berada di sebuah ruangan putih, aku melihat tanganku di infus aku berbaring diranjang dan ada seorang cowok yang sedang tidur disofa dekat pintu, saat aku mencoba melepaskan infus dari tanganku tiba-tiba saja cowok itu terbangun dan berjalan dengat cepat untuk mencegah aksi ku yang mau melepaskan infus dari tanganku ini. Dia mengatakan bahwa aku ada berada di rumah sakit, sudah kuduga dari aroma yang menyengat ini bahwa aku berada di rumah sakit! "Hey" cowok itu menyapaku, aku hanya membalas sapaannya dengan senyuman yang sangat aneh. 

"Edward, Alex Edward" ia tersenyum kepadaku, saat aku mau bertanya mengapa aku bisa berada disini? tiba-tiba seorang dokter memasuki ruangan putih ini dan memanggilnya, dia pun keluar untuk menemui dokter itu, entah apa yang mereka bicarakan diluar sana. Aku hanya dapat berbaring di sini dan menatapi setiap sudut ruangan ini. Cowok itu kembali dengan tampang muka yang sedih dan kecewa. Ia mendekati ku dan tersenyum "nama mu venesia bukan?" aku hanya mengangguk iya. "Hey, edward kenapa aku bisa ada disini?" tanyaku kepadanya, "Waktu itu kamu hampir jatuh ke tanah, aku yang menolongmu saat itu remember?" ia kembali tersenyum. Aku hanya dapat bingung dan menatapnya, bukannya waktu itu aku ada dirumah nathan? kenapa tiba-tiba bisa ada disini? "Aku mau keluar dari ruangan yang menyengat ini secepat mungkin! aku bukan orang penyakitan, aku mau keluar dari sini!" aku menatapnya dengan muka sinis. Dia hanya bisa mendesah (sigh) dan menampilkan tampang sedihnya itu. 

Past Is PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang