My Friends Says...

44 3 0
                                    

  Aku duduk di sebelah anak perempuan yang cenderung pendiam. Namanya Livi. Karena ia duduk di sebelah anak yang cerewet, mungkin sifat pendiamnya agak meleleh.

  Berulang kali aku menengok ke arah Wonny dan selalu ku dapati ia sedang melihat ke arahku. Seperti biasa, dia menyunggingkan senyum yang aku bilang senyum sok cool itu. Padahal aku dan Livi sedang mengerjakan matematika.

  "Dia liatin kamu terus, lho."

Aku memang tahu kalau dia sering melihatku, tapi entah mengapa, kepalaku tak dapat ku kontrol sehingga kepalaku memaksaku untuk menengok ke belakang, tempat dia duduk. Memang tepat. Dia sedang melihat kearahku!

  Aku pun curhat pada temanku, Amani.

"Dia suka kamu mungkin. Atau jangan-jangan, malah kamu yang suka dia."

Aku? Suka dia? Mana mungkin! Dia adalah orang yang selama ini menggangguku. Bagaimana mungkin aku bisa suka padanya? Aku bahkan membencinya..



Terima kasih pada para pembaca yang telah meluangkan waktunya untuk membaca cerita absurd ini. Tapi cerita ini bakal ada yang kurang kalau tidak ada dukungan berupa vote. Mohon kritsar nya juga yang menbangun ya. Maklum, baru kali ini saya menerbitkan sebuah cerita.

Happy reading

My PreciousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang