Tears Drop

33 3 0
                                    

Aku jadi teringat secercah kejadian. Tepatnya pada hari Senin saat kami se sekolah merayakan Idul Adha. Sekolah ku mengadakan acara lomba memasak daging kurban. Hari itu harusnya menjadi hari yang membahagiakan bagiku.

Namun pupuslah harapanku ketika ku lalui hari itu. Bagaimana tidak? Bayangkan saja kalau kau diabaikan oleh orang yang paling kau harapkan berbicara padamu. Pasti sakit. Itulah yang ku rasakan.

Wonny. Ia adalah sesosok yang tiba-tiba saja menjadi sempurna dalam hidupku. Aku selalu mengharapkan bila suatu hari ia mengatakan sesuatu yang pasti diinginkan setiap orang yang jatuh cinta. Aku selalu berharap ada saatnya ia berbicara padaku, saling berbagi rahasia, kemanapun selalu bersama seperti seorang sahabat atau bahkan lebih.

Di mulai ketika pagi hari. Aku duduk di bangku sebelahnya. Seperti biasanya. Ia membunuh waktu luang dengan mengobrol bersama dengan Bhanu, Tama, dan yang lain. Ia menyingkir dariku. Ia pindah ke bangku belakang. Asyik mengobrol, melupakan sahabatnya sendiri di bangku nya, membiarkannya kaku seperti batu.

Ia beranjak dari kursinya dan pergi ke parkiran sepeda motor bersama Bhanu untuk membantu yang memasak. Ia masih mengacuhkanku. Mungkin aku terlalu egois. Namun kenyataannya, ia tidak membantu yang memasak. Ia hanya duduk diam disana. Aku pun menyusulnya, masih berharap ia berbicara padaku. Kenyataannya, TIDAK.

Entah disengaja atau tidak, tapi ia malah pergi ke kelas. Masih mengacuhkanku. Aku pun bergegas menyusulnya dengan berbagai macam modus supaya gerak-gerikku tak begitu nampak. Namun apa yang ku dapatkan? Ia menghindar dariku dengan pergi meninggalkanku dan kembali ke parkiran, tanpa berbicara sedikit pun padaku.

Wonny, aku tidak berharap muluk-muluk padamu. Aku hanya ingin kau menyapaku, berbicara padaku. Atau jika itu terlalu berat untukmu, kau dapat mengatakan sepatah kata saja. Itu sudah membuatku bahagia.

Ku putuskan untuk mengacuhkan dia juga sambil menahan isak tangis. Rasa sesak di dada memburu. Sebisa dan sekeras mungkin ku tahan supaya tidak ada setetes pun air mata.

Aku tiba di rumah, sore. Seperti orang idiot. Bodoh. Dengan tampang putus asa. Aku ingin membuka sosmedku, facebook. Aku iseng-iseng melirik beranda facebooknya. Kali ini aku tidak kuat lagi membendung air mata yang sedari tadi ku tahan dengan segenap kekuatanku.

Ku dapati, ia berfoto dengan seorang gadis berkacamata, dengan penampilan dominan ungu. Astaga, ungu adalah wsrna kesukaanku! Wonny terlihat gagah dan tampan dengan polo Barcelona berwarna hitam. Ia terlihat 180° berbeda dengan Wonny yang ku kenal selama ini. Hanya melihat foto itu saja, aku dapat menyimpulkan ada sisa bahwa ia adalah orang yang memang keren. Sambil cubit-cubitan pipi.

Hal yang paling menyakitkan untukku : aku merasa di bohongi.

Bagaimana tidak? Seorang Wonny yang ku kenal adalah orang yang cenderung cupu. Tapi, hanya dalam jangka waktu beberapa jam saja, style nya berubah drastis. Apakah ia berpura-pura seperti itu supaya aku terlihat sebagai gadis bodoh yang mudah dibohongi? Saat berfoto bersamaku saja ia tidak pernah sedekat itu padaku. Pada perempuan yang lebih cantik saja, posisinya sedekat itu.

Foto terbarunya yang dikirimkan gadis itu ke berandanya telah menghancurkan dinding kebahagiaanku. Rasanya, hilang sudah semangat hidupku.

Efek foto itu berdampak buruk bagiku. Rasanya seketika itu juga aku ingin bertemu Wonny dan langsung meninju tepat di wajahnya.

Wonny, please. Listen to my heart. Deep down here, I call your name. Still try to make you love me too. But I underestimate with myself. In know, I'm not a beautiful girl. I know I'm not a girl that you want to me to be. I'm just dreaming, if someday you love me too and we're in relationship. Just that. Enough. Not much..


Terima kasih pada para pembaca yang telah meluangkan waktunya untuk membaca cerita absurd ini. Tapi cerita ini bakal ada yang kurang kalau tidak ada dukungan berupa vote. Mohon kritsar nya juga yang menbangun ya. Maklum, baru kali ini saya menerbitkan sebuah cerita.

Happy reading



My PreciousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang