"Oiya Piersson! Apakah kau telah membunuh Manstein?"
"Emmm... sebenarnya aku belum pergi ke Lespig karena saat itu aku dan pasukanku beristirahat di Chemritz."
"Oh.. untung saja kau tidak kesana."
"Memangnya kenapa?"
"Ketika kau berada di Chemritz, aku segera memerintahkan salah satu komandan udaraku untuk membombardir Lespig. Dan informasi terbaru yang kuterima bahwa Manstein telah tewas."
Tak lama, salah satu tentara AA Gun melihat sebuah pesawat besar berada di langit Berlin. Ia pun segera membunyikan sinyal darurat dan menembak pesawat itu.
"TEEEEEEEEEEEEETTTTT......"
"MUSUH!! SERANGG!!!"
"TRERERERERERET..... DUARR... DUARR.."Setelah pesawat misterius itu berhasil ditembak jatuh dan sisa reruntuhannya masih berada lapangan dekat kantor polisi Berlin. Piersson, Donitz, dan Letnan Schmidt pun segera pergi kesana untuk mengecek siapa musuh sebenarnya. Ketika mereka sampai disana, mereka menemukan 1 lusin tentara dari masa depan yang berlambangkan Nazi. Donitz pun bertanya kepada salah satu pemimpin mereka yang bernama Follins.
"Siapakah pemimpin kalian!?"
"Aku! Kapten Follins dari divisi Spesial Wolfensohn yang membawa informasi kepada komandan Donitz."
"Informasi??"
"Ya, informasi ini berupa perintah untuk meledakkan Moskow dari udara. Karena kami mendapatkan informasi tentang adanya roket nuklir yang berada dibawah gedung pemerintahan mereka."
"Tunggu... nuklir??"
"Ya"
"Kalau begitu, Piersson! Pimpin unit penerjunan untuk menyabotase nuklir mereka. Kau akan ditemani oleh komandan Follins yang mengetahui letak nuklir itu."
"Baik Jendral Donitz!"
5 Jam kemudian, mereka semua telah berada dalam armada udara yang bertujuan untuk meledakkan Moskow. Rincian armada udara Jerman yaitu 15 pesawat Messerschmitt, 5 bomber, dan 3 pesawat pengangkut tentara yang berjumlah 75 tentara. Tak lama, armada mereka telah sampai di Moskow untuk memulai pengeboman.
"Oke pasukan! Tunggu aba abaku untuk terjun! Misi utama kita ialah menyabotase nuklir mereka!"
"TUT.. TUT.. TIIIITTT....."
"TURUN! TURUN! TURUN!!"
Ketika mereka terjun, nampak pemandangan sebuah ledakan dan peluru dari meriam AA berdatangan. Hal itu mampu diatasi oleh pesawat Messerschmitt yang berusaha melindungi pasukan penerjun payung.
Saat mereka sampai ditanah, mereka segera mencari perlindungan sambil menyaksikan ledakan demi ledakan. Setelah beberapa saat, ledakan telah usai dan ini saatnya bagi Piersson dan pasukannya untuk menyabotase nuklir yang rupanya berasal dari masa depan. Untuk sampai ke nuklir, pasukan Piersson harus merelakan kehilangan 20 tentaranya.
"Hey Follins! Dimana nuklirnya!!"
"Dibawahmu!!"
"DUARR... TRERERERERERET.. DUARR..""APA???"
"TRERERERERERET... DUARR.. DUARR..""DIBAWAMU!!!"
"Oke!!"
Setelah Piersson menyabotase nuklir itu, ia segera memerintahkan pasukannya untuk pergi dari Moskow. Diperjalanan, Piersson menekan tombol untuk meledakkan Reichstag dan juga Moskow sehingga kedua ibukota itu porak poranda.
"TETT.."
"Piersson, apakah kau meledakkan kedua ibukota?" Tutur Follins.
"Ya, karena itu akan memicu perang dunia ketiga..."
"Kenapa kau ingin menimbulkan perang dunia ketiga?? Bukankah perang dunia kedua baru saja selesai??"
"Karena aku ingin melihat sebuah konferensi damai diantara kedua negara itu."
"Apa maksudmu??"
"Kau tahu? Aku sudah gila dan sekarang akan membunuhmu!!"
"DUARR..."
Setelah tembakan itu, Piersson segera jatuh ketanah dan menghirup napas untuk terakhir kalinya. Sedangkan Follins memimpin sisa sisa pasukan menuju Jerman tanpa terdeteksi oleh pasukan Rusia yang sedang dikirim menuju Moskow karena serangan tiba tiba tadi.
5 bulan berlalu....
Pasukan Follins akhirnya mencapai perbatasan Jerman - Rusia. Disana ia bertemu dengan komandan Friedhelm yang bertugas menjaga perbatasan.
"Heyy!! Siapa kalian??"
"Kami pasukan yang dikirim untuk meledakkan Moskow 5 bulan yang lalu."
"Hmm.... kalau begitu kalian telah ditunggu di Reichstag."
"Apa maksudmu??"
"Presiden Worgern telah datang dari masa depan untuk menggantikan posisi Donitz dan kalian telah ditunggu disana."
"Presiden Worgern??"
"Ya, oh itu kendaraan kalian telah tiba."
3 hari berlalu... Tepatnya 20 Juni 2001
Hari ini ialah hari dimana Follins akan menemui Presiden Worgern bersama White, Black, dan Brown. Ketika mereka sampai disana, mereka dikejutkan dengan adanya sebuah portal raksasa yang menghubungkan antara Jerman sekarang dengan Jerman masa depan.
Saat mereka akan menemui Presiden Worgern, mereka bertemu dengan Letnan Schmidt yang telah naik pangkat jadi komandan militer kelas 1.
"Schmidt? Apakah kau naik pangkat??"
"Well... sekarang aku adalah komandan kelas 1."
"Woah.. selamat ya.."
"Ya. Sebaiknya kalian pergi kesana, kalian telah ditunggu oleh Presiden."
"KRAKK...."
Pintu terbuka, nampak Presiden Worgern menyambut mereka dengan hangat.
"Oh! selamat datang..."
"Ee.... pak Presiden?"
"Ya?"
"Tidak apa apa."
"Well... selamat untuk kalian yang telah berhasil meledakkan Moskow."
"Tapi Presiden, kenapa kita pindah ke waktu ini??"
"Karena seluruh negara di dunia telah pindah juga. Jadi yang tersisa di masa depan hanyalah penduduk sipil dan polisi militer kelas 2 dan 3."
"Memangnya ada apa?"
"Kau tahu bahwa setiap orang ingin mengubah sejarah. So mereka melakukan ini untuk mengubah sejarah mereka, begitu pula dengan ku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Night Between Two War (END)
Historical FictionNb: Mohon maaf kepada seluruh pembaca jika endingnya jelek dikarenakan author sibuk dan juga sedang menggarap sekuel cerita ini. Tanggal 11 November 1918 merupakan hari dimana perang dunia kedua berakhir. Seluruh pasukan negara Eropa ditarik ke ibuk...