Mulai Ragu

139 23 2
                                    

Jangan lupa vote sama koment ya guyss,karena itu bener-bener mempengaruhi mood penulis hehe.

Oke happy reading....

* * *

Kukira sudah cukup hanya dengan menghargai perasaanmu,tapi ternyata tidak ya? Kau juga ingin memilikiku bukan? Kalau kau ingin itu,maaf duniaku tak pernah bisa menerimamu.

-Arkan Alvaro

* * *

"Lo yakin rencana kita bakal berhasil?" Shella tampak resah,ia terus bertanya pada Vio,Nata,dan Lea tapi tak kunjung mendapat jawaban.

Mereka semua sudah sepakat akan pergi secara diam-diam dari rumah, sekarang jam sudah tepat menunjukkan angka 11.00 malam,tadi saat di sekolah mereka berempat diundang untuk menghadiri pesta ulang tahun Tiara,salah satu teman dekat mereka.

Vio,Nata,Lea,dan Shella terpaksa harus pergi dengan sembunyi-sembunyi karena jika orang rumah tau maka sudah dipastikan mereka berempat tidak akan mendapatkan izin.

"Pokoknya kalo sampe katauan lo yang gue tumbalin" ancam Nata entah pada siapa,ini merupakan rencana bersama yang sudah disepakati keempatnya.

Rumah itu tampak sepi,semua lampunya sudah dimatikan hanya lampu pada ruang keluargalah yang menyala.

Lea memepetkan tubuhnya pada dinding,berniat ingin seperti seorang detektif handal yang sedang menjalani misinya agar tidak ketahuan.

Vio berjalan tepat di belakang Lea,perempuan itu sangat memperhatikan setiap langkahnya,mengamati kakinya agar terhindar dari benda-benda sekitar.

Hanya tinggal kurang lebih empat meter lagi dari pintu utama maka misi mereka akan berhasil.

"Aww!" jerit Lea,jempol kakinya tak sengaja mencium kaki meja.

"Shuttt,jangan berisik dong nanti kalo ada yang bangun gimana" Vio refleks menutup mulut Lea dengan tangan kanannya.

Mereka melanjutkan misinya kembali,mengendap-endap seperti seorang maling. Nata berhasil meraih gagang pintu,ketiganya langsung menghela napas lega,tinggal selangkah lagi maka mereka barhasil.

Nata membuka pintu secara perlahan agar tidak terdengar suara dernyitan dari pintu tersebut.

Pintu sudah terbuka,hawa dingin langsung menerpa kulit mereka. Nata melangkahkan kakinya keluar dengan hati-hati disusul oleh Shella,Lea,dan Vio.

Saat kaki kanannya baru saja melewati pintu ia mendengar suara berat milik seseorang,membuat semua syaraf di tubuhnya kaku seketika.

"Mau kemana kalian?"

* * *

Kamar dengan nuansa hitam itu sangat sunyi,hanya terdengar detakan dari jam dinding serta hembusan nafas yang teratur milik seseorang.

Arkan terbangun,angin malam terasa begitu menusuk kulitnya. Ditambah AC yang terus berhembus membuat tenggorokan Arkan terasa kering. Arkan melirik gelas dinakas,kosong. Lalu tangannya meraih ponsel dengan logo buah dibelakangnya.

Pukul 11.00 malam, Arkan menyibak selimutnya lalu meraih gelas untuk diisinya.

Kamarnya berada tepat dilantai dua, jadi ia harus turun melewati tangga agar sampai didapur.

Kaki panjangnya menyusuri tangga,masih dengan mata setengah terpejam Arkan sudah sampai didapur. Tangannya menekan sakral lampu membuat ruangan itu menjadi terang benderang.

Not MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang