Awal Perkara

171 6 5
                                    


WARNING!!!

Harap di vote dahulu sebelum baca, dan koment ketika selesai membaca!







Hidup itu bagaikan kendaraan, butuh persimpangan untuk melakukan jeda panjang. Perlu bahan bakar untuk kembali melanjutkan perjalanan.

—Arkan Alvaro






🍂🍂🍂





Hari ini mendung, langit yang nampak sendu dengan awan pekat bergerumul. Semesta seperti tau bahwa ada salah satu penghuninya yang dilanda kacau.

Bukan hanya hati, seluruh pikirannya disita oleh satu nama yang tak pasti. Seseorang yang tidak pernah mengharapkan atensi dari hadirnya yang tak berarti.

Sudah menjadi sebuah rutinitas Sisca berada di lingkungan rumah sakit. Mengharapkan keajaiban bahwa tuhan mengizinkan sang ibu kembali membuka mata.

Ya, dari setiap tawa yang Sisca punya. Ada sejuta luka yang perempuan itu simpan rapat. Tentang tertidurnya sang ibu selama bertahun-tahun di ranjang rumah sakit.

Saat ini Sisca sedang berada di taman rumah sakit, terlalu sulit hanya untuk menatap tubuh ringkih yang kini tak bisa ia dekap lagi.

Sikap nya selama ini seolah sebuah perisai sekaligus topeng dari kejamnya dunia yang ia tempati. Bersyukurnya, kehidupan Sisca bukan seperti sinetron di televisi. Dimana sang ibu sakit keras dengan suami yang meninggalkan sang ibu beserta anaknya seorang diri.

Ayahnya adalah seorang lelaki terhebat, satu-satunya tempat dimana Sisca menyimpan sejuta harap.

Awalnya Sisca kira, kecelakaan dua tahun lalu adalah jungkir balik dari kehidupannya. Tapi ternyata Tuhan tidak sejahat itu, beliau masih menyisakan seorang pahlawan yang menyayangi nya dengan segenap hati.

Sisca kembali terdiam, matanya sibuk memindai setiap orang yang berlalu lalang. Merutuki nasibnya sendiri mengapa bisa ia berada di antara mereka semua.

Pergerakan disampingnya membuat Sisca sedikit kaget, menolehkan kepalanya kesamping Sisca dibuat semakin terkejut saat mendapati senyum tipis yang terulas dengan indah di wajah lelaki di sampingnya.

Mengambil sebotol air mineral yang tadi ia letakan di bawah, Sisca membuka tutup botolnya dengan terburu-buru dan menenggaknya nya sedikit lalu kembali menyimpannya di bawah kursi taman.



"Lo? Lo ngapain kesini hah?!" Ucap Sisca dengan nada yang meninggi di akhir kalimat.

"So? Ini tempat umum. Dan gak ada larangan buat gue dateng kesini"

Sisca semakin kesal saat mendapati senyum mengejek dari si lelaki, kedua tangannya terkepal erat. Lalu tanpa pikir panjang lagi Sisca bangkit dari duduk nya dan memutuskan untuk kembali ke ruangan sang ibu.

Tapi, sebelum hal itu terjadi lelaki tadi sudah menahan tangannya terlebih dahulu. "Duduk, ada yang mau gue omongin"

Sisca mendengus kesal, dengan terburu-buru perempuan itu kembali duduk dengan tubuh yang ia himpitkan ke arah kiri, membuat lelaki tadi terjepit di antara tubuh Sisca dan juga ujung kursi.

Sedangkan lelaki tadi hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah perempuan aneh di sampingnya, setelahnya senyum terbit di kedua belah bibirnya membuat lekukan manis muncul di pipi sebelah kirinya.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Not MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang