ad yg ngeh aq baru ganti poster wp ini?
udah lama ga ngedit, jd nya kaku bat woy😆😆
monmaap yaa
.
.
.
Lorong putih yang tidak berujung ini seakan sebagai uji coba jika-jika Min Yoongi harus dihadapkan dengan Yang Maha Kuasa saat ini juga.
Bunyi dengung jarum suntik, suara teriakan mengguncang pasien, bau cairan antiseptik dan juga antibiotik.
Terparah, banyak bau anyir.
Anyir darah dari mayat basah yang hendak dimandikan, lalu diformalin baru dipulangkan pada rumah duka keluarganya.
Mengerikan, bahkan banyak cacing belatung yang timbal-timbul membusuk, dan raung arwah yang belum tenang semasa hidup.
Min Yoongi sangat amat jelas mendengar lolong aneh itu. Bukan dalam artian, si pucat ini tergolong indigo. Hanya sekedar firasat kuat, toh sebentar lagi roh Min tidak akan lama melekat.
"Paling mentok 8 bulan lagi jika Tn. Min masih kukuh tidak mau melakukan operasi. Tumornya sudah menyebar hampir ke seluruh pembuluh darah."
Dr, spesialis beraksen British drngan muka logat orang Timur itu menunjukkan hasil ronsen pada Min Yoongi.
"Lihat, ini bagian jantung dan paru-paru, Anda. Dan bolong-bolongan hitam ini adalah lubang besar disana seperti madu lebah. Ini keadaan Anda sekarang, Min Yoongi-ssi."
Yoongi mengunjukkan wajah tegang, pucat pasi. Bingkai matanya mengkerut redup. Ludahnya jadi pahit dan nafasnya tersangkut.
"Apa keadaan saya jauh memburuk dibanding sebelumnya? Maksudku saat saya pertama kali konsultasi disini, dok."
Dokter lelaki paruh baya itu menaruh stetoskop yang terkait di leher ke meja kerja.
Mencondongkan dagu, meremas tangan pasiennya yang dingin membeku bak es batu.
"Min Yoongi-ssi, aku akan berbicara serius antar keluarga. Ahh, anggap saja aku ini ayahmu, dan tentu aku menginginkan putraku selamat, bukan?" katanya memotivasi memberi dorongan kuat agar Yoongi luluh.
Min mendecih penuh cibiran, "Omong kosong. Kau berani bertaruh nyawaku akan selamat jika kuikuti proses operasi seperti kata-katamu? Banyak dari temanku yang meninggal dalam operasi, ataupun koma panjang kemudian berakhir lumpuh seumur hidup."
Shit.
Yoongi garang memutarbalikkan kata. Pasien jenis ini jarang ditemui, terkesan bebal dan pembangkang.
Bahkan terkadang gaya bicaranya seolah menganggap remeh penyakitnya termasuk pada sang pemberi penyakit itu.
"Memang tidak bisa dibilang berhasil 100%. Namun jika kamu percaya padaku dan juga Tuhan, aku yakin kamu akan membaik."
Entah bualan ini.
Tuhan?
Min Yoongi sudah lelah merapalkan baris doa setiap harinya sampai dia enggan ke bait suci. Paham dengan definisi muak?
Sebentar sebelum Min melesat pergi dari ruang dokter, Yoongi dipanggil lagi oleh dokternya untuk merunding dan membahas satu poin penting yang sempat ketinggalan.
"Apa Dr. Kim bersamamu sekarang?"
Demi apa. Iris sipit Yoongi melebar sedikit, agak kaget karena memang tempat dia berobat adalah liang dimana Taehyung mengais nafkah disini bertahun-tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
U T O P I A | YOONTAE
Random{segala hal, tokoh, karakter, alur hanyalah fiksi. Tidak boleh dikaitkan dengan kehidupan member asli.} -Hanya kisah klasik pertemuan antara dokter buta dengan pasien kronisnya di waktu senja- MYG × KTH (18+)