Tujuan Jimin jelas sekarang.
Villa pantai.
Bersama dua pria beda postur itu, Jimin memecahkan kasus tidak masuk akal yang hinggap di kepala.
Pergi menembus malam suram Fransico di tengah minus 18° hanya berbekal sisa kesetiaan yang menyurut.
Ultimatum CEO KIM nampaknya cukup untuk membuat nadi siapa yang mendengar putus.
Sebarit nama yang menggetarkan hati gadis Park, dalam konteks kekecewaan amat dalam.
Kim Taehyung.
"Aku sebetulnya tidak peduli apapun lagi mengenai cowok itu. Toh, urusanku dengannya sudah lama selesai."
Seokjin merambatkan tangan ke ulu hati yang masih dikawati oleh bayang Taehyung.
"Tapi, kuasa alam itu adil. Sepertinya Tuhan terus saja menuntunku untuk menemukan dia ketika Taehyung tercebur dalam dosa."
CEO Kim mengambil alih putri sulung Min ke sisi, "Dan dia adalah bukti satu-satunya diantara kejahatan kami berdua di masa lalu. Naeun adalah adik Taehyung yang kubuang di Panti 6 tahun lalu."
"Bisa.." gemetar Jimin, "Bisa kamu membuktikan ucapanmu, barusan?"
"Tentu, jika kamu ingin pertanggungjawaban, mari ikut aku kesana."
.
.
.
Pesta kembang api berlangsung marak dan meriah.
Percon dan lampion kertas dinyalakan lalu terbang bersusul-susulan menggapai langit gelap.
Bintang di angkasa tidak muncul, kembang api gemerlap di festival raya yang menggantikan bintang itu.
"Yoongi-ssi?"
Pria kurus itu menengok, dan yang berkabut di matanya saat ini adalah gadis Park di bangku SMA.
Analognya, Taehyung cuma bintang redup yang berusaha kelihatan bersinar depan Yoongi.
"Hm?"
"Apa bentuk kembang api yang ada di atas?" lolosnya, sorot mata kosong yang tidak tau harus hidup atau mati.
Berdiri di pembatas jembatan pusat kota yang dipakai sebagai jalur festival, keduanya berdiri bersisian.
Berhambur dalam sesaknya pengunjung, keadaan mereka berdua masih saja kosong.
Ironis.
"Bundaran besar seperti kembang es dan berwarna pink fanta." jelas Yoongi spesifik. Percaya 100% akan penglihatannya.
Bising-bising penuh rong-rongan itu menghambat perlintasan.
"Kembang api itu, walau tau umurnya sementara dia terus saja tampil cantik ya sampai akhir." gumam Taehyung tersenyum awang.
"Sekarang, apa kamu termotivasi pada kembang api setelah rumput hijau?"
"Mungkin." kendik Taehyung tersenyum kenes. "Hei, apa kau tidak sedikit penasaran pada kisahku?"
Yoongi menghela napas berat, menendang-nendang kaki ke celah jembatan yang kopong.
"Mengenai apa?"
"Tentang aku, ceritaku, perihku, sakitku, kesenanganku, impianku, hobiku, kelemahanku, pengalaman berkesan, atau apapun, kau tidak mau tau satupun?"
Min Yoongi memejam mata selama dua detik, menyingkirkan sisi melankolis ini.
"Taehyung,-- kamu tidak perlu terlalu jauh memaksakan diri agar kita berdua bersama. Jika takdir berkehendak, aku akan disini. Berdiri selalu di sampingmu, mendengar segala kisahmu di hari tua. Aku terlalu takut mengiyakan apapun, karena ada satu janji yang sudah kulanggar."
KAMU SEDANG MEMBACA
U T O P I A | YOONTAE
Acak{segala hal, tokoh, karakter, alur hanyalah fiksi. Tidak boleh dikaitkan dengan kehidupan member asli.} -Hanya kisah klasik pertemuan antara dokter buta dengan pasien kronisnya di waktu senja- MYG × KTH (18+)