.YoonTae Zone.
Sejak semula semesta diciptakan, manusia sudah ditakdirkan untuk sendiri.
Jangan sedikitpun berkecil hati apalagi merasa rendah diri sebab kalian sendiri sekarang.
Apa yang patut ditertawai dan dihina dari figur seseorang yang berpetualang sendirian bersama ingatan lama dan pemandangan cantik?
Manusia turun ke dunia sendirian, begitupula saat beliau pergi.
Seindahnya rupa dunia dan kenikmatan yang terhampar, sekali lagi kutegaskan kalian tetap terbang sendirian.
Toh, kodrat pahit ini tidak mungkin dielak bagaimanapun caranya.
.
.
.
Alunan ballad dari harmonika itu mengalun lirih penuh duka.
Di hamparan tempat tenang dan damai itu, Min Yoongi berdiri. Di hadapan satu pusara tempat peristirahatan terakhir seorang berharga yang sempat mengisi hatinya.
Angin bersilir-silir, menyentuh kulit dengan lembut. Hening yang syahdu menemani lelaki itu memainkan harmoni sedihnya.
Di sana, di sepetak tanah kubur yang berada dalam rengkuhan pagar bata, pria itu sendirian.
Semak mawar merah muda tergeletak pada sisi nisan marmer gading yang berukir nama,
Kim Taehyung.
Satu tangis nya jatuh merembes.
Tidak deras namun cukup prihatin.
Sorot matanya kosong meredup dan hampa. Melodi harmonika yang ia mainkan menggambarkan suasana hati pria itu saat ini.
Taehyung-ah
Ini aku
Aku menahan nafas
dan menatap mu.
Sepertinya dunia telah terhenti.
seperti angin yang berlalu
bahkan bila kau tak melihatku dari atas sana.
hati ku menuju diri mu
Mencintai mu,
merupakan hal yang menyakitkan.
Perasaan yang tak bisa dikosongkan ini merupakan hal yang menyedihkan.
Taehyung-ah, jangan lupakan
Cintaku yang tak terbendung
Mata mu
Mata mu itu yang menatap ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
U T O P I A | YOONTAE
Acak{segala hal, tokoh, karakter, alur hanyalah fiksi. Tidak boleh dikaitkan dengan kehidupan member asli.} -Hanya kisah klasik pertemuan antara dokter buta dengan pasien kronisnya di waktu senja- MYG × KTH (18+)