XIII. kalau hati bisa milih

18 0 0
                                    

Langit yang memang dari awal membangun ini cafe tiba tiba ikut terjun ke dapur membuat sebagian karyawan menjadi bingung. Tetapi karena memang dari awal evan telah memberi tahukan bahwa langit akan ikut bekerja di dapur membuat sebagian besar karyawan tak terlalu memikirkan nya.

Tetapi yang membuat langit bingung adalah banyaknya bahan bahan yang kurang dalam persediaan bahan baku.

"Eh sari ini bahan bahan kok banyak yang kurang ya?" Langit langsung bertanya tanpa basa basi.

"Oh itu kak, pemasok lama dalam mengantar barang nya." Jelas sari kepada langit.

"Yang bertugas di bagian perlengkapan siapa?"

"Oh itu andi kak."

"Bisa tolong panggilkan dia." Langit yang notabene tak hafal karyawan meminta sari untuk memanggilkannya. Tak lebih dari sepuluh menit sari telah kembali dengan andi.

"Makasih sari, kamu yang bertugas sebagai perlengkapan?" Langit langsung bertanya sebelum andi bisa menyapa nya.

"Iya kak, tapi ada apa ya?" Andi bertanya dengan hati hati karena takut malah memprovokasi langit.

"Oh kalau begitu bisa antar aku ke tempat pemasok nya?"

"Tentu kak ayo saya antar."

Langit yang memang dari awal membawa motor sport nya, langsung mengikuti andi yang menggunakan mobil pick up.

Tak sampai setengah jam mereka telah sampai di tempat pemasokan bahan bahan. Jika dilihat tempatnya bersih dan kualitas barangnya bagus, tapi jika dilihat pekerjanya mereka terlalu santai dalam melakukan pekerjaannya yang membuat langit harus turun tangan.

"Misi pak saya mau tanya, barang yang seharusnya diantar ke cafe anggrek sudah diantar belum ya pak?"

"Oh itu mba belum ini baru pengemasan"

"Tapi pak ini sudah masuk jam lima pagi loh seharusnya sudah diantar. Itu kan yang ada di kontrak kita."

"Maaf mba tapi bukan hanya cafe mba aja yang harus kami antar."

"Tapi pak kami sudah lama bekerja sama dengan pemasok sini, kalau memang bapak sudah tidak bisa melakukan sesuai dengan kontrak saya bisa membatalkannya dan mencari pemasok lain secepatnya."

Langit yang mendengar jawaban sebelumnya dari sang pemasok membuatnya meradang, bagaimana tidak cafe nya tidak didahulukan padahal jika dilihat dari kontraknya mereka sudah bekerja sama kurang lebih eman tahun dan itu bukan waktu yang sebentar.

Dan mereka dengan santai nya melupakan kerja sama yang telah dibangun selama enam tahun hanya untuk cafe lain, benar benar membuatnya naik darah.

"Maaf sebelumnya mba tapi cafe lain telah membayar lebih untuk ini."

"Baiklah kalau begitu saya juga tak akan mengemis, tapi sekali cafe kami melepaskan kerja sama tidak akan ada kesempatan kedua dan jika kamu menawarkan kerja sama tak akan ada kata lepas selama kontrak masih berjalan semestinya."

Pemasok yang mendengarnya langsung merasa takut jika mereka akan kehilangan pembeli terbanyak yang sudah enam tahun ini menemani mereka.

"Ah jangan begitu mba, baik baik kami akan mengerjakan sesuai dengan kontrak tapi kami mohon jangan membatalkan kontrak kerja kita."

"Baik tapi jika hal ini terulang lagi jangan salahkan saya jika cafe kami tiba tiba memberikan surat pembatalan kontrak, permisi." Langit yang merasa tugasnya sudah selesai langsung kembali ke cafe untuk mengurus keperluan cafe yang lain.

Sedangkan andi yang melihat cara kerja langit benar benar terkagum kagum karena dapat membuat pemasok yang sudah lama mereka minta kirimkan bahan bahan sesuai dengan kontrak, dan selalu menolak bahkan sampai evan selaku bos kedua mereka turun tangan tak membuat para pemasok itu mau.

Langit Dirgantara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang