.AJAR.

130 78 66
                                    

AJAR adalah kami, melawan dengan kejam, dan merangkul dengan benar - AJAR

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

AJAR adalah kami, melawan dengan kejam, dan merangkul dengan benar - AJAR


Setelah mengantar Adel pulang dengan selamat, disinilah Aldi berada. Disebuah tempat yang menjadi pilar dari persahabatan mereka. Hanya sebuah rumah dengan bangunan sederhana, dimana hanya ada pasangan suami istri paruh baya.

"Di," panggil Angga. Ya, Angga. Setelah menemui Salsa, ia langsung menyampaikan pesan tersebut kepada Aldi, lalu mengajaknya kesini.

"Miris ya hidup gue," ucap Aldi menatap kosong ke depan, "kapan sih dia sadar?"

"Gue boleh minta satu hal nggak?"

"Apa?"

"Bertahan."

"Sampai kapan, Ngga? Gue capek, dia yang buat kesalahan tapi dia nggak pernah sadar, seolah-olah orang yang paling benar. Brengsek?!"

"Aldi, brengsek itu Papa lo."

"Papa gue? Emang gue masih dianggap sebagai anaknya?"

"Di, tenangin diri lo ya. Mau minum apa?"

"Ayok ke club." Aldi bangkit dari duduknya seraya menyambar jaket dan kunci mobilnya, "gue butuh pelampiasan."

Nggak, Angga nggak bodoh untuk membiarkan sahabatnya ini pergi begitu saja. Dengan cepat, Angga melayangkan beberapa pukulan tepat dimuka Aldi. "Sadar lo bego?! Sejak kapan lo berani minum kek gitu?!"

"Lo nggak tahu semua tentang gue,Ngga," ucap Aldi seraya menghampus darah yang mengalir disudut bibirnya, "gue bukan Aldi yang dulu. Gue bukan Aldi yang anti dengan minuman."

"Sejak kapan lo minum?"

"Udah jalan 3 bulan."

"Di, gunanya kita dihidup lo apaan, anjing?!" teriak Angga marah dan kecewa menjadi satu didalamnya, "jawab sialan?!"

"Kalian berharga. Tapi, gue nggak mau jadi beban kalian," ucap Aldi kembali ke tempat duduknya, "selama ini gue udah ngerepotin kalian. Maaf."

"Lo anggap kita orang lain,Di?"

"Siapa yang bilang begitu? Orang lain nggak akan berharga kali di hidup gue. Sejak kapan sih ketua osis begonya setengah mati," jawab Aldi dengan kekehannya.

"Serius, Di?!"

"Gue nggak homo ya?! Ogah gue nikah sama lo."

Buk

Buk

Buk

"Angga, lo ngapain dodol?!" teriak seseorang yang baru saja datang ketika menyaksikan, Angga, yang menghajar, Aldi, habis-habisan.

FATUM SPECIAL [ PROSES REVISI✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang