Semakin lama aku bersamamu, semakin dalam aku masuk ke kehidupanmu.
✧༺♡༻∞
Sinar matahari mulai menampakkan silaunya, kicauan burung pagi terdengar merdu ditelinga. Di dalam kamar bernuansa abu-abu, terlihat seorang gadis yang masih bergulung dengan selimut tebalnya, dengan mata yang setia memejam. Jarum jam menunjukkan pukul 06.55 wib, untung saja hari ini adalah hari Minggu jadi ia tidak perlu takut terlambat untuk ke sekolah. Mungkin ia terlalu capek karena menghabiskan malam kemarin, menghabiskan malam bersama orang yang menyebalkan dimatanya, dan malam yang mampu membuatnya bahagia.
"Jangan ngebo, ayo lari pagi," kata seseorang dengan menggoyangkan tubuhnya.
"Apaan sih, Bang?" ucap Adel menarik selimutnya menutupi wajahnya.
"Bangun cantik, anak perawan nggak boleh bangun siang."
"Capek, masih ngantuk gue."
Orang itu memilih diam, mungkin memang gadis didepannya itu kelelahan. Ia menatap Adel lekat, bibirnya tertarik keatas ketika melihat wajah berantakan Adel yang semakin terlihat menggemaskan dimatanya. Tanpa sadar tangannya terulur menyingkirkan beberapa helai rambut yang menutupi wajah Adel yang masih terjaga dialam mimpinya.
"Kenapa lo harus cantik sih?"
"Bang, lo sehat kan? Nggak biasa lo muji gue kek gitu," ucap Adel masih dengan mata yang terpenjam. Ia sama sekali tidak menyadari kejanggalan, mungkin nyawanya belum sepenuhnya terkumpul.
"Abang? Siapa juga yang mau jadi Abang lo."
Adel terdiam cukup lama, "Bentar, kenapa suara Abang berubah?" batinnya. Ia akhirnya memilih untuk membuka mata, melihat seseorang yang sebenarnya.
"Aldi ngapain lo masuk ke kamar gue?!" teriaknya langsung terduduk, "astaghfirullah pusing banget," tambahnya pelan seraya memegang kepalanya yang berdenyut.
"Pusing? Lagian bangun tidur langsung duduk, mampus."
"Lo ngapain pagi-pagi dirumah gue? Kek gaada kerjaan aja."
"Mau numpang makan."
"Serius, Aldino Alvian Putri."
"Gue harus bilang berapa kali sih? Putra bukan putri, sembarangan ganti nama orang."
"Bodo, mau apa sih?"
"Lari pagi yuk, olahraga biar sehat."
"Emang lo pikir gue nggak pernah olahraga?"
"Kapan gue bilang gitu?"
"Tunggu di luar, gue mau mandi." Adel malas sekali jika harus berdebat, jadi ia memilih mengabaikan pertanyaan, Aldi.
"Gausah mandi, cuci muka terus gosok gigi," teriak Aldi keluar dari kamar bernuansa abu-abu itu.
"Boleh juga idenya."
KAMU SEDANG MEMBACA
FATUM SPECIAL [ PROSES REVISI✔ ]
Fiksi Remaja[ PROSES REVISI✔ ] Takdir adalah kuasa dan kehendak tuhan. Bahagia dan terluka adalah kebahagian didalam setiap kisah cerita seseorang. Pertemuan akan menjadi perpisahan. Seseorang yang pergi dia pasti akan pulang dan seseorang yang terluka dia past...