.KESALAHPAHAMAN.

89 48 83
                                    

Yang ditutupi pada akhirnya akan menimbulkan masalah yang harus kita hadapi nanti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang ditutupi pada akhirnya akan menimbulkan masalah yang harus kita hadapi nanti.


Kini mereka bertiga terdiam seribu bahasa. Masih ditempat yang sama, keduanya sibuk berkelana dalam dunianya masing-masing. Namun, itu tidak berlangsung lama ketika Aldi mulai membuka suara.

"Ehem, kalau boleh tahu kalian kok bisa saling kenal?"

"Del, maafin gue ya. Mungkin sampai detik ini lo kecewa sama gue. Maaf karena gue ngehancurin kepercayaan lo." Bukannya menjawab pertanyaan Aldi, gadis yang bernama Cintya itu menatap Adel dengan tatapan bersalahnya.

"Lo manusia brengsek yang pernah gue kenal," ucap Adel.

"Iya gue tahu, gue udah sadar diri. Del, sekali ya?"

"Sekali lagi? Udah berkali-kali gue kasih kesempatan, tapi apa? Lo ulangin kesalahan yang sama. Punya otak ngga sih? Masih punya harga diri?" ucap Adel menatap Cintya dengan mata berkilat amarah.

"Bentar, gue nggak paham kalian berdua ngomongin apa," ucap Aldi menghentikan Cintya yang hendak berbicara.

"Tanya sama cewek lo," jawab Adel menatap Aldi sinis, "Di, lo paling tahu kan? Gue nggak suka dibohongi."

"Del, maaf."

"Kenapa bohong?"

"Gue nggak mau lo mikir aneh-aneh, nggak mau lo pergi. Del, hati gue tetap sama lo kok. Gue sama Cintya itu sahabatan dari kecil, dia sepupu gue."

Bukan terkejut lagi, tapi benar-benar terkejut. Adel terdiam, otaknya mencerna lagi perkataan Aldi sebelumnya. Sungguh, dunia ternyata sesempit itu.

"Sepupu?"

"Iya, Del. Gue sama Aldi sepupuan, jangan cemburu dan mikir kalau gue ngehianatin abang lo lagi," ucap Cintya tersenyum. "Di, pilihan lo boleh juga. Selera lo tinggi ternyata, gue restuin," tambahnya menatap Aldi terkekeh.

"Situ enak banget kalau bilang, gue sama dia belum pacaran, dodol?!"

"Lah kenapa? Jiwa penakluk hati perempuan di diri lo udah musnah ya?"

Plak!

"Dia berbeda dari yang lain. Susah," ucap Aldi berbisik.

"Del, gue mohon sekali lagi. Jujur, rasa sayang gue sama abang lo tuh udah nggak bisa dijelaskan," ucap Cintya menatap Adel, dan lagi-lagi menghiraukan perkataan Aldi.

"Kata-kata lo ini sama seperti beberapa tahun lalu," ucap Adel terkekeh mengingat masa lalu. "Emang lo pikir, dengan lo bilang kek gitu gue restuin kek dulu?" tambahnya menatap Cintya sengit.

"Zahra, please one more time."

"Gue benci panggilan, Zahra. Lu perlu kesempatan sekali lagi? Sorry, gue nggak bodoh untuk itu."

FATUM SPECIAL [ PROSES REVISI✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang