" Ma yang lain pada kemana ? " Tanya Ajen ketika kakinya baru menapaki lantai dapur.
" Yang lain udah pada pulang, " Jawab Mama sembari tangannya sibuk mengupas wortel.
" Ini kan masih pagi, kenapa pulangnya cepat banget sih " Celetuk Ajen tak tau bahwa ini sudah jam sepuluh pagi.
" Ini udah jam sepuluh Jen. Masa mereka gak pulang, ntar orang tuanya marah lagi " Ucap Mama yang seketika membuat Ajen membulatkan matanya.
" Ya aku kesiangan lagi deh " Ucap Ajen dengan pasrah.
Ajen mengambil gelas di rak piring dan membuka pintu kulkas. Kotak jus rasa apel diambil lalu dituangkan ke gelas yang dipegangnya. Setelah itu, kotak jus kembali diletakkan di dalam kulkas.
Ajen duduk di kursi berhadapan dengan Mamanya yang dibatasi sebuah meja. Meja itu terletak di tengah-tengah ruang dapur. Sembari meminum jusnya, fokus Ajen tidak lepas dari memandangi tangan Mama nya yang terlihat lincah memotong wortel menjadi bagian-bagian kecil berbentuk lingkaran. Membayangkan jika ia yang memotong wortel itu, bisa pastikan potongannya akan hancur. Karena selama usianya yang baru genap tujuh belas tahun, belum pernah ia mengerjakan pekerjaan dapur, termasuk memasak. Ajen cuman bisa memasak air dan mie instan. Semuanya dikerjakan oleh Mama nya atau Kak Jel yang selalu membantu Mama nya menyelesaikan pekerjaan dapur. Dan kalau Mama nya tidak ada di rumah, Ajen selalu makan makanan siap saji yang selalu dibelikan oleh Kakak perempuannya. Dan semua pekerjaan selalu disiapkan oleh Kak Jel sebelum pergi kuliah.
" Ma, tumben Kak Jel gak di dapur ? " Tanya Ajen sembari melihat di sekitar ruangan yang tampak sunyi.
" Kak Jel udah pergi sama teman-temannya. Katanya lagi perlu sama dosennya " Jelas Mama yang di angguki paham oleh Ajen.
" Bang Yoo kemana ? "
" Yoo nya udah bangun dari tadi. Cuman tidur lagi sama teman kamu " Jawab Mama yang masih sibuk dengan potongan sayurnya.
" Ha teman aku ? " Tanya Ajen kaget.
Ajen pun berdiri dari duduknya dan pergi menuju ke kamar Bang Yoo untuk membangunkannya.Tanpa basa-basi Ajen dengan cepat membuka pintu kamar Bang Yoo. Dan ternyata yang masih berada di dalam kamarnya adalah Rendy. Ajen pun kemudian membangunkan Bang Yoo dengan suara yang pelan, agar Rendy tidak ikut bangun.
" Bang bangun, ini udah pagi. " Panggil Ajen sambil menggoyang badannya Bang Yoo.
" Bentar lagi Jen, " Jawab Bang Yoo dengan lesuh.
" Kasihan loh Papa, yang lagi cuci mobil sendirian di bawah " Ajen harus membohongi Abangnya supaya bangun.
" Serius kamu Jen ? " Tanya Bang Yoo sambil berdiri dari kasurnya.
" Iya Bang. " Jedanya " Tapi sebelum Bang keluar, tolong bangunin Rendy dulu "
" Kamu yang bangunin aja. Abang mau bantuin Papa dulu " Pinta Bang Yoo dan langsung pergi meninggalkan Ajen.
Ajen dengan kebingungan menatap Rendy yang sedang tertidur pulas, Ajen dengan kecanggungan berjalan menuju ke arah Rendy dan mulai membangunkan Rendy dengan suara lembutnya.
" Ren, ayo bangun !" Panggil Ajen dengan suara yang masih pelan.
" Ren, ayo bangun !!" Panggilan kedua dengan suara yang sedikit meninggi.
" Rendy ayo bangun ! " Panggilan ketiga dari Ajen sama saja tidak membangunkan Rendy. Ajen pun dengan kesal langsung berteriak dan menggebrak kasur Rendy " RENDY.... AYO BANGUN !!!".
Mendengar suara Ajen yang sangat besar Rendy terbangun dan kaget.
" Berisik banget sih " Gumam Rendy yang masih mengantuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bestie Or Pathner
Teen Fiction" Apa gue harus terus berbohong dengan hati gue sendiri ". Batin Ajen bertanya. " Aaahh...!" Teriak Ajen. " Gak mungkin Ajen enggak !" Tegas Ajen meyakinkan dirinya. ••• " Perasaan lo ke gue sama Jen. Kita saling suka, dan gak ada masalah untuk kita...