Hari rabu, hari yang bakallan buat senang, sedih, dan kesel. Hari ini kelas Ajen lagi ada jam kimia dan gurunya Bu Dira. Ajen senang karena hari ini ibu Dira tidak masuk, bahkan bukan Ajen saja yang senang namun seisi kelas penuh dengan ocehan yang tidak jelas. Ada yang main game online, ada yang lagi gosipin orang, ada yang makan dan ada yang nyanyi. Pokoknya semua paket lengkap.Ajen duduk sama teman-temannya, yaitu Mira, Vania, Wulan dan Mutia. Mereka bercerita dengan penuh tawa namun, tidak dengan Vania yang sedari tadi hanya menatap serius ke arah depan cowok yang sedang bercerita dengan teman-temannya.
Jam pertama tidak ada guru yang masuk, dan akhirnya bunyi suara bel istirahat menyambut siswa-siswi dengan penuh semangat.Teng....teng....teng...teng....
Ke empat teman Ajen berjalan menuju kantin. Terkecuali Ajen yang kembali ke dalam kelas karena uang jajannya yang ketinggalan di dalam tas sekolahnya, saat Ajen ingin melangkahkan kakinya untuk keluar kelas tiba-tiba ada seseorang yang memanggilnya dari belakang.
" Ajen tunggu " Panggil seseorang yang membuat Ajen berbalik tanpa menjawab panggilan dari orang tersebut.
" Lo mau ke kantin kan ?" Tanya Rendy, iya Rendy salah satu cowok yang sering berantem di kelas dengan Ajen. Menurut Ajen Rendy di mata dia biasa saja namun, tidak dengan siswi perempuan yang lain bagi mereka Rendy termasuk salah satu cowok yang terganteng di sekolah ini, bagaimana bisa seorang Rendy yang mapan, dalam hal pendidikan dia juga pintar walaupun pada saatnya sedikit oleng tapi dia mampu mengerjakan semua yang di berikan guru, hidung tinggi dengan ukuran bibir yang mampu memikat hati seorang perempuan.
" Iya " Jawab Ajen singkat.
" Nah tolong beliin gue minum, haus nih " Ucap Rendy tak berdosa sembari mengulurkan tangannya yang sudah ada uang.
" Kenapa harus gue Rendy Rafeeq Pratama !" Sinis Ajen sambil mengerutkan keningnya.
" Nggak usah banyak nanya Ajen Syah Tamara !" Jedanya " Nih uangnya" Rendy dengan cepat mengambil tangan Ajen dan meletakkan uang di telapak tangan Ajen sebelum pergi meninggalkan Ajen.
Ajen yang terdiam dan menekankan giginya melihat tingkah laku Rendy yang sangat menyebalkan.
" Awas aja yah " Geramnya.Ajen yang berjalan menuju kantin dari kejauhan sudah melihat ke empat temannya dengan makanan masing-masing di atas meja.
" Maaf ya lama " Ucap Ajen setelah menarik kursi dan duduk.
" Yaudah pesan gih, bakso kita udah mau habis " Pintah Wulan yang kembali memasukkan satu sendok bakso ke dalam mulutnya.
" Bakso lo aja kali bukan kita " Ucap Mutia tak terima, ya jelas siapa sih yang nggak tau Wulan, baru saja pesan bakso punya dia sudah mau habis.
" Udah udah diam " Tegas Ajen sebelum memesan bakso.
" Bu Sinta baksonya satu, minumnya seperti biasa yah "" Iya neng " Jawab Bu Sinta yang sudah tahu selera minumnya Ajen dari kelas sepuluh sampai sebelas selalu es teh.
Tak lama kemudian Bu Sinta datang dengan membawa semangkok bakso dan es teh yang di letakkan di atas meja Ajen.
" Makasih ya bu " Ucap Ajen ramah dengan senyum khas yang membuat lesung pipi kirinya terlihat dan tak lupa mata Ajen yang sedikit sayu membuat dia terlihat manis." Sama-sama neng " Balas Bu Sinta dengan senyum dan pergi meninggalkan Ajen dan teman-temannya.
" Enggak nyangka yah, kita udah kelas dua belas " Sahut Vania.
" So nggak lama lagi kita udah lulus dong " Lanjut Wulan yang sudah selesai makan dan meneguk segelas es jeruk dengan lega.
" Lulus cepat tugas juga numpuk " Sambung Vania sembari mengangkat kening kanannya dan di iyakan teman-temannya.
Waktu isitirahat telah usai, setelah membayar bakso dan minuman yang di pesan, mereka berlima berjalan menelusuri koridor sekolah menuju ke kelas. Namun, sebelum masuk ke kelas Ajen menyempatkan untuk membeli minuman dingin yang di pesan Rendy, memang jelas walaupun Ajen berlagak cuek namun dia tak akan lupa dengan pesanan Rendy.
Ia berjalan di belakang agar teman-temannya tidak fokus melihat minuman dingin yang ia bawa, setelah sampai di kelas mata Ajen terfokus ke seseorang yang sedang menatapnya menunggu sesuatu yang ia bawa." Nih minumannya " Wajah datar dengan menyodorkan minuman dingin ke hadapan Rendy.
" Thanks yah " Ucap Rendy lalu mengambil minuman di tangan Ajen.
Tanpa menjawab sepatah kata apapun Ajen pergi berjalan ke tempat duduknya." Dasar batu !" Gumam Rendy walaupun kecil tetap saja Ajen mendengar perkataan tersebut.
****
Setelah beberapa jam berada di dalam kelas, kini bel pulang pun tiba dan membuat hati mereka terasa legah.
" Ohiya Van, lo pulang sama siapa ?" Tanya Ajen setelah ia dan Vania berjalan keluar sekolah.
" Biasa di jemput sama ayah " jedanya " lo sama siapa ?"Giliran Vania yang bertanya.
" Sama bang Yoo " Jawab Ajen cepat.
" Salam ya buat bang Yoo " Ucap Vania dengan senyum manjanya.
" Jadi udah putar balik nih enggak Rendy lagi ?" Goda Ajen sembari mencolek pinggang Vania.
" Iiiihh Ajen mah " Ketus Vania sambil mengerutkan keningnya.
" Eh itu mobil ayah " Tunjuk Vania di sela-sela tertawa dengan Ajen.
" Hallo om " Sapa Ajen setelah mobil ayah Vania mendekat di hadapan mereka berdua.
" Iya, Ajen pulangnya sama siapa ? " Tanya Herman ayah Vania dengan senyum menyapa Ajen.
" Di jemput sama abang om " Jawab Ajen.
" Ohiya hati-hati yah " Ucap Herman setelah menyalakan mesin mobil.
" Duluan ya Jen " Pamit Vania sambil melambaikan tangan kepada Ajen.
" Hati-hati yaah " Ucap Ajen membalas lambaian Vania.
Ajen mengambil handphone di saku roknya, ia mencoba mengirim pesan ke abangnya Yoo.
Ajen
Bang kapan jemputnya ?Yoongi
Maaf Jen, abang lagi ada kelas
Pulangnya sama teman aja yaa
See you sygkuhAjen
Iiih bang jangan gituh
Yang lain udah pada pulang
Trus Ajen sama siapa?*Read
Ajen berdengus kesal, tak terima karenaya abangnya hanya melihat pesan yang dikirimnya tanpa membalas.
" Lah gue pulang sama siapa dong " Ketus Ajen sambil membentak kakinya di depan jalan dengan kesal. Naasnya, ia kaget dengan bunyi klakson dari mobil yang ada di depannya.
__________________________
Jangan lupa vote and coment😚
Yang mau berikan saran silahkan aja⬇Maaf ya kalau masih ada typo ::(
KAMU SEDANG MEMBACA
Bestie Or Pathner
Fiksi Remaja" Apa gue harus terus berbohong dengan hati gue sendiri ". Batin Ajen bertanya. " Aaahh...!" Teriak Ajen. " Gak mungkin Ajen enggak !" Tegas Ajen meyakinkan dirinya. ••• " Perasaan lo ke gue sama Jen. Kita saling suka, dan gak ada masalah untuk kita...