(8)

78 23 2
                                    

" Murid baru Indigo "

Fajar dan mentari menyapa saatnya Asep bergegas ke sekolah. Asep pun berpamitan pada orang tuanya.

"Bu Asep berangkat dulu, Assalamualaikum" (Asep)

"Enya Sep hati-hati di jalan, Waalaikumsalam wr.wb" (Lilis)

Asep pun pergi naik angkot menuju sekolah. Bel masuk pun berbunyi. Ternyata ada murid baru yang akan sekelas dengan Asep dan Waluyo.

"Assalamualaikum anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru dari sekolah Riang Gembira." (Bu guru)

"Waalaikumsalam, siapaaa tuh bu??" (para murid)

"Perkenalkan nama saya Chen Liyu, saya dari sekolah Riang Gembira, saya berasal dari China terus pindah ke Jawa Barat saat SMP." (Chen)

"Wiiih, sipit banget toh matanya..keliatan ngga tuh hehe" (Wauyo)

"Hadohh ya sipit lah Yo orang dia dari China" (Asep)

"Chen coba dong pke bahasa China dikit" (para murid)

"Wo Jiao Chen, dajia zaoshang hao" (Chen)

"Artinya apaan tuh Chen" (Waluyo)

"Artinya, nama saya Chen, selamat pagi semua" (Chen)

"Ohhh, pagi juga Chen" (para murid)

"Chen silahkan duduk di belakang Asep dan Waluyo" (Bu guru)

"Terima kasih bu" (Chen)

Akhirnya para murid pun bisa akrab dengan Chen, terlebih lagi dengan anak perempuan yang mendadak punya idola baru di kelas karena mirip Oppa Korea.

Tetapi Chen tidak memperdulikan itu, ia hanya fokus dengan sekolahnya agar terus mengukir banyak prestasi. Karena saat Chen SMP ia terpilih sebagai juara Olimpiade Matematika Nasional. Jam istirahat pun tiba, Asep dan Waluyo mengajak Chen ke kantin bersama.

"Sep, Chen kita ke kantin kuy, saya lapar hehe" (Waluyo)

"Hayu, kebetulan saya juga laper" (Asep)

"Sep aku masih penasaran sama keluarganya si Chen, kita introgasi kuy" (Waluyo)

"Iya Yo, saya juga penasaran.. kayanya dia berbeda dari yang lain" (Asep)

"Chen, kamu orang China, kenapa pindah kesini hehe, terus agama kamu apa, tinggal dimana sekarang???" (Waluyo)

"Jadi ayah saya asli China, sedangkan ibu dari Sukabumi.. saya lahir di China terus pindah kesini.. Alhamdulillah saya muslim" (Chen)

"Ohh gitu, Chen maaf sebelumnya saya ngerasa kamu punya aura gak biasa kaya yang lain, apa bener kamu juga indigo sama seperti saya??" (Asep)

"Iya benar sep, saya indigo dari Sd.. semenjak itu saya sering melihat makhluk halus dan mental saya terganggu, karena saat saya tinggal di China mereka selalu meneror bahkan saya pernah bermimpi arwah jahat yang akan menyelakai keluarga saya." (Chen)

"Oalahhh jadi kalian berdua indigo, da akumah apatuh cuma bubuk oreo kadaluarsa" (Waluyo)

"Kamu harusnya bersyukur Yo, kami yang indigo ini ingin seperti orang pada biasanya. Indigo menurut Islam juga bukan suatu yang hebat, jadi bukan mukjizat..mukjizat dan kehebatan itu cuma milik Allah dan para nabi saja." (Chen)

"Iya jadi gitu Yo kamu harus bersyukur, kita juga gak mau terus-terusan ketemu setan, kalau orang yang ga bisa ngendalikan, bisa gila orang itu." (Asep)

"Oh gituuu ya, saya baru tau.. berati saya mesti bersyukur karena normal kaya orang-orang hehe" (Waluyo)

Karena sesuatu yang menurut orang lain hebat belum tentu itu hebat/baik. Bisa jadi ini strategi jin untuk menjerumuskan manusia pada hal yang dilarang agama.

Pribumi PasundanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang