" Kue Tradisional "
Perekonomian yang tak stabil membuat Ibu Asep bingung dan harus mencoba peruntungan lain selain membatik.
Asep pun menyarankan agar ibu nya membuat ku tradisional dan menjualkannya. Akhirnya sang ibu pun setuju dengan saran Asep.Demi terjualnya kue tradisional itu, Asep rela berjualan disekolah.
"Bu biar Asep nanti yang jual kue ini ke sekolah, siapa tau banyak yang suka" (Asep)
"Yasudah sep, bantu ibu ya.. biar dagangan kita habis semua" (Lilis)
"Siappp bu, Asep jamin kue ibu ludes habis hehe" (Asep)
Dengan semangat Asep pun pergi ke sekolah dengan membawa sekotak berisi kue tradisional buatan ibunya.
Tak sengaja Asep bertemu Chen dijalan, dan menawarkan Asep untuk naik mobil Chen. Mereka pun pergi naik mobil bersama ke sekolah.
"Pak, Chen hatur nuhun (terima kasih) atas tawaran dan tumpangannya hehe" (Asep)
"Sama-sama sep, lagian kita kan searah" (Chen)
"Hehe iya Chen" (Asep)
Bel masuk pun berbunyi. Saat jam istirahatlah Asep mulai menjajalkan dagangan kue milik ibunya.
"Sep kamu jualan apa toh?" (Waluyo)
"Oiya kamu mau beli ngga Yo, saya jualan kue tradisional buatan ibu aku. Mau beli nda?" (Asep)
"Hmm, beli dua deh Sep" (Waluyo)
"Saya juga sep beli dua. Oh iya bagaimana kalau dagangan kamu dititipkan ke kantin saja sep, siapa tau laris manis hehe" (Chen)
"Hemm, ide bagus itu Chen..ayo kita ke kantin" (Asep)
Sesampainya di kantin Asep pun menitipkan dagangannya ke salah satu ibu kantin yang sudah kenal dengan Asep karena langganan selama ia jajan.
"Assalamualaikum bu, Asep nuju nitip dagangan ka ibu, upami tos seep ngke Asep kadie wungkul (Asep mau nitip dagangan ke ibu, kalau sudah habis nanti Asep kesini lagi)" (Asep)
"Waalaikumsalam, enya muhun sep, dagangan naon etateh (iya sep, dagangan apa itu)" (Ibu kantin)
"Ini bu kue tradisional" (Asep)
"Oh kitu, nya sok atuh ibu nempo heula nya. Jiga na mah enak hehe (Oh gitu, yasudah sini ibu liat dulu, sepertinya enak hehe" (Ibu kantin)
"Hatur nuhun nya ibu, Asep pamit ka kelas (Terima kasih bu, Asep pamit ke kelas dulu)" (Asep)
Mereka pun pergi ke kelas dengan penuh harap semoga dagangannya habis terjual.
"Yo saya takut dagangan kue nya nda habis. Kasian ibu saya nanti" (Asep)
"Tenang aja sep pasti habis ko, kue buatan ibumu enak ko pasti banyak yang beli" (Waluyo)
Jam pelajaran terakhirpun telah usai, saatnya pulang. Asep pun kembali ke kantin melihat dagangan yang dititipkan ke salah satu ibu kantin.
"Assalamualaikum bu, kumaha dagangan Asep bu? Seep tah (Bagaimana dagangan Asep bu?habis kah)" (Asep)
"Waalaikumsalam, nya sep daganganna seep. Loba nu seneng da rasana enak atuh (iya sep habis dagangannya. Banyak yang senang karena rasanya enak)" (Ibu Kantin)
"Alhamdulillah, hatur nuhun nya bu ari lobanu seneng mah ngke Asep titip deui nya bu hehe (Terima kasih bu kalau banyak yang senang nanti Asep titip lagi ya bu hehe)" (Asep)
"Enya sep siap (Iya sep siap)" (Ibu kantin)
"Alhamdulillah sep dagangan kamu habis. Oiya sep besok kan ada bazar makanan di alun-alun kamu jual aja disana, mumpung besok kan libur" (Chen)
"Hmm iya juga Chen, aku buka stand disana aja ya hehe siapa tau makin banyak yang suka dengan kue tradisional dari pada makanan orang luar hehe" (Asep)
Asep pun pulang dengan senang hati karena kue tradisional buatan ibunya habis terjual.
![](https://img.wattpad.com/cover/153506339-288-k200661.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pribumi Pasundan
Fantasía(RELIGI - FANTASY - FRIENDSHIP - HOROR - COMEDY) Masa putih abu-abu Asep seorang pribumi dengan kemampuan indigo dari bumi pasundan. Ia dikenal sosok yang begitu cinta akan kebudayaan dan terlihat bebeda dengan pemuda kebanyakan karena dinilai misti...