(5)

157 37 9
                                    

" Flashback ke dimensi lain "

Semenjak Asep masuk jurusan IPS ia begitu sangat senang dengan pelajaran sejarah. Entah apa yang melintas dipikirannya mengenai jasa para pejuang kemerdekaan yang gigih dan rela mengorbankan nyawanya demi bangsa ini.

Asep pun sempat merasakan pada masa penjajahan dengan penglihatan indigonya. Benar saja mereka para pejuang selalu ditindas, namun mereka akan tetap bangkit. Dari penglihatan mundur sebelum merdeka. Asep merasa sedih karena banyak nyawa yang meninggal secara tragis dan mengenaskan.

Sampai jasadnya dibuang begitu saja, kini Indonesia sudah merdeka dan sudah sepatutnya kita bersyukur serta menghargai jasa para pahlawan yang rela melawan penjajah untuk membela negeri tercinta ini.

Mungkin itulah sebabnya jika Asep sangat menyukai mata pelajaran sejarah, karena dengan adanya sejarah kita bisa banyak tau akan fakta dari seluruh dunia khusunya sejarah dari nusantara. Waluyo terheran dan menegur mengapa Asep dari tadi terus menyendiri.

“ Sep kamu kenapa toh, menyendiri terus agak anehh pula ?? “ (Waluyo)

“ Jadi begini Yo, aku lagi masuk ke dimensi zaman dulu sebelum merdeka. Dari penglihatan itu saya merasakan haru dan kesedihan yang mendalam, begitu sadisnya penjajah kepada para pribumi. “ (Asep)

“ Loh, emang bisa toh masuk ke dimensi jaman dulu?? Tapi jangan keseringan mengingat masa lalu toh sep, nanti kamu ndak bisa mufon. “ (Waluyo)

“ Ai kamu bercanda wae, saya ini serius Yo. Jujur sedih saya mengingat perjuangan mereka dulu “ (Asep)

“ Ya terus mau bagaimana lagi sep, sekarang sudah merdeka. Teknologi pun sudah canggih..jadi enjoyin aja haha “ (Waluyo)

“ Memang sudah merdeka sekarang tapi Yo kamu juga harus banyak bersyukur, dan terus menghargai jasa-jasa mereka itu yang terpenting “ (Asep)

“ Aku jadi penasaran sep, pas kamu masuk ke dimensi lain itu ada apa aja toh ?? “ (Waluyo)

“ Tapi saya tidak bisa melihatnya secara keseluruhan, intinya banyak pribumi yang disekap, disiksa, diperlakukan secara ga adil, dan bertindak seenaknya. “ (Asep)

“ Waduhhh bener-bener kejam tuh penjajah, tobat makanya.” (Waluyo)

“ Kakek buyut saya juga pernah merasakan melawan para penjajah itu Yo, tapi entah kenapa pribumi jaman dulu punya ilmu diluar nalar “ (Asep)

“ Kakek buyut kamu veteran juga toh sep, wiih hebat kali.. jadi pribumi jaman dulu punya kekuatan sep? Kenapa kakek kamu tau?? “ (Waluyo)

“ Iya Yo, ada beberapa masyarakat pribumi punya kesaktian diluar nalar, mungkin mereka banyak bersemedi di goa yang dianggap keramat. Kakek buyut saya juga punya kemampuan lebih Yo jadi bisa merasakannya. (Asep)

“ Ohhh, pantes saja sekarang banyak film aneh terus punya kekuatan, dikira power renjer kali wkwkwk. Ternyata bener toh masyarakat jaman dulu punya kesaktian “ (Waluyo) 

Jadi tidak semuanya masyarakat pribumi yang memiliki kesaktian, hanya ada beberapa saja yang mendalami ilmu untuk melawan para penjajah/musuh.

Kejadian diluar nalar inilah yang sulit dijelaskan, tapi hal yang terpenting kita sebagai generasi penerus harus mengungkapkan banyak rasa syukur dan berterima kasih. Karena berkat merekalah kita tak lagi dijajah sekarang dan sudah merdeka.

Pribumi PasundanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang