JJJ Presents
Jimin menjalani hari-harinya seperti biasa. Bangun pagi, membantu orangtuanya mempersiapkan tokonya sebelum dibuka, pergi kuliah, latihan menari, lalu pulang. Tidak ada yang istimewa selain akhir-akhir ini Jimin sering mendapatkan kue gratis dari Hoseok yang ia dapatkan dari fansnya.
"Hyung, apakah hari ini ada kue yang tiba-tiba mendiami mejamu seperti beberapa hari kemarin?" celetuk Jimin saat melakukan pemanasan bersama Hoseok.
"Entahlah, sepertinya hari ini dia lupa." Jawab Hoseok sambil terkekeh.
Tidak seperti biasanya, saat ini ruang latihan Hope On The Street sedang ramai karena ada beberapa dance unit junior yang akan mengikuti perlombaan seminggu lagi sehingga latihan intensif dilakukan demi penampilan yang maksimal nantinya. Salah satu diantara mereka ada Ryujin yang memang merupakan salah satu anggota yang akan mengikuti lomba.
Jimin yang mengetahui ada juniornya tersebut hanya mengela napas kasar. Kenapa aku harus bertemu dia lagi, batinnya. Entahlah ia memang tidak ingin terganggu dengan 'kegaduhan' gadis berambut sebahu itu atau tidak ingin terganggu dengan 'isi obrolan' gadis itu dengan teman-temannya.
Disisi lain, Ryujin yang mengetahui di seberang tempat kelompoknya bersiap-siap menari ada dua senior yang cukup disegani disini. Benar sekali, ada Jimin dan juga pemilik dance club ini, Jung Hoseok. Ia yang awalnya santai, berubah menjadi sedikit gugup. Apalagi sesekali ia tertangkap basah oleh Jimin sedang melirik takut-takut kearah dua seniornya tersebut.
"Dia kenapa sih hyung? Kenapa memandang ke sini terus meneus?" Jimin yang merasa risih karena merasa dilirik berkali-kali, akhirnya bersuara sambil menunjuk kearah kumpulan junior dengan dagunya.
"Siapa?" tanya Hoseok sambil mengedarkan pandangannya kearah yang dimaksud Jimin.
"Gadis berambut pendek yang suka bergosip." Jawab Jimin masih memandang kerah yang sama dengan pandangan tidak suka.
"Ah... Ryujin? Entahlah mungkin dia takut karena kau terus memelototinya sedari tadi." Skak mat. Kali ini Jimin tertohok dengan jawaban Hoseok.
Jimin berdeham keras. "Aku hanya melihat-lihat persiapan mereka saja." Jawabnya lirih dengan pipi yang memerah. Menggemaskan.
Waktu telah menunjuk pukul 9 malam, sebagian junior sudah mengemasi barang mereka dan segera meninggalkan ruang latihan setelah berpamitan dengan Hoseok dan Jimin, senior yang masih tersisa hingga selarut ini. Tidak mau kalah dengan juniornya, Jimin juga buru-buru mengemasi barang-barangnya. Lain dengan Hoseok yang terlihat masih santai sambil memasukkan beberapa barang yang tersisa ke dalam tasnya. Tiba-tiba, ada suara langkah kaki terdengar menuju arah mereka.
"Hoseok sunbae." Terdengar suara perempuan yang memanggil Hoseok.
"Ya, ada apa Ryujin?" tanya Hoseok setelah mendengar ada yang memanggilnya.
"Saya ingin memberikan ini kepada Sunbae." Ujar Ryujin sambil memberikan kotak yang sepertinya berisikan makanan kepada Hoseok.
Hoseok yang masih 'loading' hanya memandang kotak bekal tersebut dan sang pemberi bergantian. Sedangkan Jimin yang tidak kalah terkejut karena yang datang pada Hoseok adalah gadis penggosip itu.
Lama tak kunjung disambut oleh Hoseok, akhirnya Ryujin berinisiatif meletakkan saja kotak bekal tersebut di meja dekat tas Hoseok.
"Semoga sunbae suka. Saya permisi dulu." Setelah sekian menit menahan malu dihadapan dua orang yang masih 'ngeblank' itu, akhirnya Ryujin segera berpamitan dengan membungkuk 90 derajat lalu berlari kencang keluar ruang latihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Call You Mine? [END]
FanfictionJimin merasa sangat bersalah atas kandasnya hubungan dengan Jungkook, berusaha move on dengan perjuangan yang tidak mudah hingga ia bertemu Yoongi. Namun saat Jimin akan memulai dengan Yoongi, tiba-tiba Jungkook datang dan memintanya kembali. Kookmi...