JJJ Presents
Hari ini Jimin kembali beraktivitas seperti biasanya. Kembali mecoba melupakan hal yang membuatnya kesulitan tidur di malam hari beberapa waktu terakhir. Pada saat diruang latihan sore ini saja ia lebih banyak melakukan pemanasan dalam diam. Hoseok yang melihatnya cukup heran awalnya karena Hoseok belum mengetahui apa yang terjadi pada pria mungil yang sudah ia anggap sebagai adik itu. Tetapi hanya dengan melihat raut wajahnya saja, Hoseok dapat menyimpulkan bahwa Jimin sedang dalam keadaan yang tidak baik-baik saja, terutama hatinya.
"Hei, apa kau habis makan lem sehingga mulutmu itu lengket dan tidak bisa dibuka?" geram Hoseok yang sudah tidak tahan lagi melihat Jimin terus terdiam.
Jimin yang merasa terpanggil langsung menoleh dan tersenyum terpaksa. "Tidak hyung, aku hanya sedang berkonsentrasi saja." Jawabnya.
Hoseok mengerutkan dahinya. Ia tidak percaya begitu saja apa yang dikatakan Jimin. Ia mendekati Jimin sambil melipat kedua tangannya didada dan memandang wajah pria itu dengan seksama berharap tiba-tiba akan mendapatkan jawaban dari sana. Karena merasa risih dipandangi seperti itu, akhirnya Jimin menghentikan gerakan pemanasannya.
"Apa yang kau lakukan hyung? Kau menakutiku." Canda Jimin.
"Apa yang kau sembunyikan?" Hoseok memulai proses introgasinya.
Jimin yang mulai mengerti arah pembicaraan Hoseok akhirnya berniat untuk menjelaskan semua sejelas-jelasnya kepada sahabatnya itu.
"Aku sudah tidak sendiri lagi. Ada orang yang mengajakku menjalin hubungan beberapa waktu lalu." Tembak Jimin langsung pada inti pembicaraan mereka.
Hoseok yang terkejut, hanya melebarkan matanya yang sipit seperti bulan sabit. tidak menyangka bahwa Jimin ternyata sedang menjalin hubungan tanpa sepengetahuannya sedikitpun. Dan yang paling membuat ia terkejut adalah beberapa waktu lalu saja Jimin masih sering galau karena Jungkook, tetapi sekarang ia sudah mendapatkan penggantinya. Pengganti? Apa sudah pantas disebut pengganti?
"Kau bilang apa? Kau sekarang memiliki kekasih? Apa dengan pria yang sering menjemputmu akhir-akhir ini?" cecar Hoseok kepada Jimin yang saat ini sedang memandangi bayangannya di cermin.
Jimin mengangguk pelan tanpa mengeluarkan suara. Kali ini yang terdengar hanya sahutan napas mereka berdua di ruangan yang masih sepi ini.
"Aku pikir kau akan kembali pada Jungkook. Bagaimanapun aku tau perasaanmu, Jimin."
Jimin sepertinya tidak suka dengan ucapan Hoseok barusan. "Kenapa kau berkata seakan kau tau semua isi hatiku? Sejak kapan kau menjadi seorang cenayang?" Amarah Jimin memuncak. "Kau pernah berkata aku harus mencintai diriku sendiri sebelum mencintai orang lain, sekarang ketika aku sudah cukup mencintaiku sendiri dan berusaha keluar dari bayangan Jungkook ada seorang yang datang kepadaku menawarkan obat. Apakah aku akan menolaknya?"
"Bukan begitu maksudku. Baiklah, kau boleh sesuka hati menerima siapapun dihatimu. Tapi apakah yang kau lakukan ini sudah benar? Kau tidak sadar lukamu masih begitu basah. Mungkin sudah lama tapi bukan berarti sekarang lukamu sudah kering. Aku takut lukamu ini nantinya akan mengakibatkan luka pada orang itu." ucap Hoseok berhati-hati karena melihat Jimin dalam keadaan emosi.
"Terimakasih telah mengkhawatirkanku, Hyung. Namun, kurasa aku tau dengan pasti apa yang kulakukan saat ini." Jawab Jimin singkat. Terdengar dari intonasinya, ia berusaha keras meredam emosinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Call You Mine? [END]
FanfictionJimin merasa sangat bersalah atas kandasnya hubungan dengan Jungkook, berusaha move on dengan perjuangan yang tidak mudah hingga ia bertemu Yoongi. Namun saat Jimin akan memulai dengan Yoongi, tiba-tiba Jungkook datang dan memintanya kembali. Kookmi...