JJJ Presents
Jungkook masih menggenggam tangan Jimin sejak turun dari bus hingga depan rumah Jimin. Sesekali ia goyang-goyangakn tautan tangannya. Sementara Jimin sesekali tersenyum geli atas apa yang dilakukan Jungkook. Malam ini cukup dingin, tetapi tidak dengan Jungkook. Sepertinya bunga sakura di musim semi sedang bermekaran dalam hatinya. Sederhana memang. Hanya dengan menggenggam tangan mungil Jimin selama kurang lebih 10 menit saja mampu membuatnya sangat bahagia.
Entah apa yang membuat Jimin mengijinkan Jungkook menautkan tangan besarnya. Setelah kejadian di studio Jungkook tadi, Jimin segera meminta izin untuk pamit tapi tidak semudah itu. Jungkook menahannya lalu meminta maaf berulang kali dan mengatakan tidak akan membuat Jimin tidak nyaman lagi. Jimin menyetujuinya lalu meminta untuk segera pulang dan berakhir Jungkook mengantar sampai depan rumahnya.
"Hyung, kalau kau tidak nyaman seperti ini aku bisa segera melepasnya." Ucap Jungkook sambil menggoyang-goyangkan tangannya yang masih erat menggenggam Jimin.
"Bukankah memang sudah saatnya untuk melepaskan? Rumahku ada di depan sana." Jawab Jimin sambil terkeheh.
"Bukan itu maksudku. Kenapa kau masih bisa bercanda disaat seperti ini sih?" gerutu Jungkook yang malah semakin terlihat lucu dimata Jimin.
"Aku tidak bercanda, memang itu benar." Sahut Jimin ikut menggoyang-goyangkan tangannya.
Jungkook mendengus mendengar jawaban Jimin yang terdengar sangat santai. Jika melihat dari gerak geriknya, sepertinya Jimin lumayan nyaman dengan genggaman tangan mereka.
"Oke. Kuanggap kau tidak terganggu dengan ini. Jadi jangan dilepaskan berharap aku akan melepaskannya sebelum sampai di depan pintu rumahmu." Ucap Jungkook tegas.
Jungkook baru saja memasuki lobby studio dan menemukan sepasang kekasih Kim yang sedang menikmati makan siangnya. Sepertinya lagi-lagi Seokjin yang menyiapkan makan siang mereka ditengah kesibukannya sebagai dokter di salah satu rumah sakit di Seoul.
"Jungkook, mari bergabung! Aku juga telah menyiapkan makan siangmu." Ajak Seokjin setelah ia melihat kehadiran Jungkook di sana.
"kebetulan sekali hyung, aku sedang lapar sekali." Jawab Jungkook riang sambil mengambil sebuah kotak bekal yang diserahkan Seokjin kepadanya.
"Bukankah kau sangat sibuk, hyung? Lalu bagaimana kau menyiapkan semua ini yang kurasa hampir setiap hari." Tanya Jungkook penasaran.
"Karena dia sangat mencintaiku." Celetuk Namjoon yang akhirnya dihadiahi pukulan ringan di tangannya oleh sang kekasih.
Seokjin yang telah selesai melahap bekalnya segera memasukkan kotak bekalnya kedalam paper bag yang ia bawa. "Ya karena aku mau." Jawab Seokjin ringan.
"Hanya itu?"
"Mungkin ini terlihat seperti hal kecil tetapi kemudian hal kecil seperti inilah yang membuat hubungan kami berjalan dengan lancar." Ujar Seokjin sambil sesekali memperhatikan kekasihnya yang sedang memasukkan suap demi suap makanan ke dalam mulutnya. "Setidaknya dengan begini aku selalu bertemu dengannya setiap hari walaupun hanya beberapa menit saja."
Benar sekali yang diucapkan Seokjin. Hal-hal kecil seperti ini yang dulu diabaikan oleh Jungkook. Ia meremehkan hal-hal seperti ini sehingga berakibat merenggangnya hubungannya dengan Jimin.
"Hmm... benar juga. Hal-hal kecil seperti ini memang tidak bileh diremehkan." Sahut Jungkook setuju dengan pemikiran Seokjin.
"Oh iya, Yoongi belum kembali juga ya?" Tiba-tiba Seokjin menanyakan keberadaan Yoongi kepada dua orang di depannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Call You Mine? [END]
FanfictionJimin merasa sangat bersalah atas kandasnya hubungan dengan Jungkook, berusaha move on dengan perjuangan yang tidak mudah hingga ia bertemu Yoongi. Namun saat Jimin akan memulai dengan Yoongi, tiba-tiba Jungkook datang dan memintanya kembali. Kookmi...