Gelang Bulan Sabit

1.7K 252 24
                                    

JJJ Presents


Jungkook menyusuri jalan sore ini sambil mengeratkan jaketnya. Suhu udara yang mulai turun dan tidak jarang hujan turun diakhir musim panas ini, membuat pria berhidung mancung itu harus kembali mengenakan jaket kesayangannya untuk beraktivitas sehari-hari. Tujuan perjalanannya kali ini adalah café yang pernah ia datangi bersama Yuna beberapa waktu lalu. Rupanya suasana café yang klasik mampu menarik perhatian dua orang berbeda jenis itu untuk mengunjungi kedua kalinya. Ya benar, berdasarkan pesan yang diterima Jungkook beberapa saat lalu, Yuna sudah berada di sana.

Tak lama kemudian, Jungkook telah sampai di tempat tujuan dan segera mengedarkan pandangannya untuk mencari dimana Yuna berada. Tepat di ujung ruangan berdinding kaca itu, terlihat gadis dengan rambut terurai berkemeja merah muda serta rok pendek berwarna beige yang membuatnya semakin manis walapun hanya terlihat dari samping. Jungkook segera menggeser kursi di seberang gadis itu sehingga menimbulkan bunyi yang mengusiknya.

"Selamat datang sunbae." Sambut Yuna kepada Jungkook dengan riang seperti biasa.

"Pintar juga kau memilih meja paling ujung ini, aku suka."

"Kurasa karena posisi meja ini yang di ujung jadi akan sangat kecil resiko diperhatikan para pelanggan di sini." Jawab Yuna sambil terkekeh. "Padahal sebenarnya aku juga tidak terlalu suka orang yang berlalu lalang di dekatku saat aku menikmati secangkir kopi." Lanjutnya sambil berbisik.

Tak mau berbasa basi lagi, Yuna yang sedari tadi belum memesan apapun langsung bertanya kepada Jungkook dan segera pergi memesan. Sambil menunggu pesanan, mereka berdua mengobrol ringan masih seputar kegiatan sehari-hari dan satu topik yang tidak boleh tertinggal yaitu Kim ssaem. Sepertinya secara tidak langsung Kim ssaem sangat berjasa atas kedekatan mereka saat ini.

Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya pesanan mereka datang juga. Yuna yang menyambutnya ceria, sedikit membuat senyum di bibir Jungkook terkembang. Kurasa gadis ini mejadikan gula sebagai makanan pokoknya, dia manis sekali, ujar Jungkook dalam hati.

"Duduk sebelah sana saja. Di dekat meja paling ujung itu."

Tiba-tiba Yuna mendengar suara yang tidak asing baginya. Suara tenor yang khas. Segera ia mengedarkan pandangannya mencari sumber suara. Dan benar sekali, pemilik suara itu adalah sunbae yang ditemuinya kemarin sore di studio tari temannya.

"Sunbae!" panggil Yuna lantang sambil melambaikan tangannya.

Sunbae yang dipanggilpun segera menoleh kearah sumber suara. Ia tersenyum lalu membalas lambaian tangan Yuna sampai saat seseorang di depan gadis itu ikut menoleh kearahnya. Seakan tangannya membeku diudara. Kenapa Yuna bersama pria itu. Ini bukan waktu yang tepat, batinnya.

"Jimin, Yoongi hyung?" gumam Jungkook.

"Jungkook!" kali ini suara bass terdengar memanggil Jungkook yang sudah jelas sekali itu adalah Yoongi.

"Kalian saling mengenal?" tanya Yuna.

"Kau juga mengenal Jimin?" tanya Jungkook balik dengan cepat.

Yuna yang tiba-tiba ditanya, hanya menganggukkan kepalanya pelan.

"Jimin, sebaiknya kita duduk bersama mereka. Sepertinya gadis itu juga temanmu." Ajak Yoongi kepada Jimin. "Bolehkan aku dan Jimin bergabung di sini?" tanyanya kepada dua orang yang menempati meja paling ujung itu.

"Boleh!" – Yuna.

"Tidak!" – Jungkook.

"Oh baiklah." Setelah mendengar jawaban yang tidak kompak dari dua orang itu, Yoongi berpikir bahwa idenya barusan adalah hal bodoh. Jelas saja, mana ada orang yang sedang berkencang dengan senang hati 'diganggu'.

Can I Call You Mine? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang