Mantan

1.8K 249 29
                                    

JJJ Presents


"Hyung, hari ini kita jadi ke Namsan?" terlihat Jimin sedang menempelkan ponsel pintar di telinganya. Ia sedang berbicara dengan Yoongi di seberang sana.

"Tentu saja, apa kau sedang bersiap-siap?"

"Aku baru saja bangun tidur hyung." Jawab Jimin sambil terkikik. Ia mengerjai Yoongi.

"Hei! Aku sedang dalam perjalanan menuju rumahmu. Bagaimana bisa kau baru bangun tidur?!" Yoongi mengomel.

"Hah? Kau menjemputku hyung? Bukannya kita sepakat bertemu di halte bus?" tanya Jimin kebingungan karena sebelumnya mereka berjanji bertemu di halte bus seperti biasa.

"Temanku sedang pergi ke luar kota, jadi ku pakai saja mobilnya." Jawab yoongi denga santai. "Kenapa kau jadi banyak tanya. Cepatlah bersiap-siap! Aku sampai di depan rumahmu."

Terdengar deru mesin mobil dari arah depan rumah Jimin yang merangkap toko tteokbokki. Kebetulan hari ini toko sedang tutup karena sang pemilik alias ayah dan ibu Jimin sedang bepergian ke Busan, sehingga Jimin yang merupakan anak semata wayang harus rela ditinggal sendirian di rumahnya.

Jimin melihat dari jendela kamarnya yang berada di lantai dua rumahnya, ada mobil hitam berhenti di depan sana. "Baiklah, aku turun sekarang." Ucap Jimin sambil menekan ikon merah yang ada di layar ponselnya. Ia bergegas menyambar tas selempang kecil yang biasa ia bawa saat jalan-jalan di tempat tidurnya.

"Hei! Kau harus mandi dulu! Kenapa langsung dimatikan." Yoongi masih menggerutu sambil melihat layar ponselnya karena Jimin baru saja memutuskan panggilan secara sepihak.

Sesaat kemudian ada yang mengetuk kaca jendela mobil Yoongi. Ia tersentak saat wajah Jimin yang terpampang di sana. Langsung ia buka pintunya dan keluar menemui Jimin. Pria mungil mengenakan kaos panjang berwarna hitam dilapisi mantel biru tua tidak lupa pula syal hitam tebal yang melindungi lehernya dengan bawahan ripped jeans hitam serta rambut cool ash yang jatuh menutupi sebagian keningnya karena beberapa kali tertiup angin. Seakan mengingatkannya pada ingatan masa lalunya, Jimin kecil sangat suka sekali memakai syal tebal rajutan ibunya di musim dingin seperti ini. Manis sekali pikir yoongi.

Sedangkan Jimin yang melihat Yoongi turun dari mobilnya merasakan pipinya tiba-tiba menghangat setelah melihat penampilan pria itu. Mantel kelabu dengan sweater turtleneck serta kacamata yang bertengger di hidung tingginya. Rambut ikal yang tertutup beanie hitam membuatnya terlihat semakin keren bagi Jimin. Kini pipi bulatnya semakin bersemu.

"Padahal hari ini cukup dingin seperti biasanya, tapi kenapa udara di sekitarku jadi menghangat setelah melihatmu?" ucap Yoongi.

"Tentu saja, aku ini seorang peri yang bisa mengubah tempat sedingin apapun menjadi hangat." Jawab Jimin.

Yoongi hanya terkekeh pelan mendengar jawaban Jimin, kemudian ia langsung mempersilahkan pria mungil itu untuk duduk di sebelah kursi kemudinya.

"Kupikir kau tadi benar-benar belum mandi."

Jimin menoleh kearah Yoongi setelah selesai memasangkan sabuk pengamannya. "Mana mungkin, aku ini orang yang tepat waktu. Jadi kau bisa menyimpulkan sendiri hyung. Tetapi mengerjaimu cukup mengasyikkan juga."

"Kau ini, untung sayang." Guman Yoongi sambil mengacak lembut rambut Jimin.

Selama perjalanan, Jimin dan Yoongi mengisinya dengan obrolan-obrolan ringan serta sesekali Jimin terbahak akibat candaan Yoongi yang sebenarnya garing. Tapi pada dasarnya Jimin memang seseorang dengan selera humor 'tiarap' sampai-sampai Yoongi sendiri merasa heran kenapa Jimin tertawa dengan jokes recehnya. Tiba-tiba terdengar bunyi dari ponsel Yoongi. Segera ia meminta tolong Jimin menekan ikon hijau untuk menjawab panggilan yang ternyata dari Namjoon.

Can I Call You Mine? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang