JJJ presents
3 tahun kemudian
"Jimin ssaem!".
Jimin yang merasa dipanggil segera menghentikan langkahnya lalu berbalik mencari sumber suara. Terlihat seorang anak laki-laki berlari ke arah Jimin dengan sesuatu yang menggantung di tangan kirinya.
"Yeonjun, jangan berlari seperti itu. Aku tidak sedang terburu-buru." Ucap Jimin setelah anak laki-laki bernama Jihoon itu sampai di depannya.
Yeonjun menyerahkan bungkusan yang menggantung di tangannya tadi kepada Jimin. Sementara Jimin sudah hafal siapa yang rela repot-repot memberinya hadiah dengan cara dititipkan kepada siswa SMA itu.
"Jungkook ssaem?" tanyanya sambil terkekeh lau meraih benda itu dari tangan Yeonjun.
"Memangnya siapa lagi? Jungkook hyung selalu saja menyuruhku memberikan sesuatu kepada ssaem. Memangnya aku ini tukang antar barang." Adu Yeonjun sambil mengerucutkan bibirnya.
Jimin terkekeh mendengar keluhan Yeonjun. Diusapnya gemas surai hitam bocah yang lebih tinggi darinya. "Ini masih di sekolah, jangan panggil dia hyung."
"Apa bedanya, saat bertemu di kantin aku sering memanggilnya hyung. Bahkan mungkin kalau aku masuk jurusan musik dan diajar olehnya pasti aku akan memanggilnya hyung juga." jawab Yeonjun yang semakin membuat Jimin gemas.
Yeonjun adalah sepupu Jungkook yang kebetulan masuk di sekolah yang sama dengan tempatnya mengajar, tetapi mereka berada dijurusan yang berbeda. Yeonjun memilih jurusan tari yang tentu saja salah satu gurunya adalah Jimin, sedangkan Jungkook mengajar di jurusan musik.
Kalau ditanya bagaimana Jimin dan Jungkook bisa menjadi guru di sekolah seni seperti sekarang padahal jurusan kuliah mereka sama sekali jauh dari dunia seni, maka jawabannya adalah kecintaan mereka terhadap dunia ini. Tidak sengaja memiliki minat yang sama di dunia pendidikan, membuat Jungkook dan Jimin berakhir sama-sama mendaftar di sekolah seni yang lumayan bergengsi di Seoul. Tak sedikit lulusannya yang menjadi artis besar. Dengan berbagai prestasi mereka berdua yang tidak bisa dibilang sedikit, sangat untuk diterima menjadi seorang guru di sekolah tersebut.
"Ya sudah, tolong sampaikan terima kasih kepada Jungkook ssem. Katakan juga lain kali dia harus memberikan hadiahnya sendiri kepadaku." Ucap Jimin sambil mengerlingkan matanya kepada Yeonjun yang membuat pemuda itu salah tingkah.
Mungkin aku mengerti sekarang kenapa Jungkook hyung sangat sangat menyukai Jimin ssaem, batin Yeonjun.
"Oh... hyung!" panggil Yeonjun pada seseorang yang berjalan melewatinya dari arah belakang Jimin. Namun, bukannya berhenti orang tersebut malah semakin mempercepat langkahnya seolah tidak mendengar panggilannya barusan.
"Jungkook ssaem!" panggilnya lagi kepada orang tersebut yang ternyata adalah Jungkook.
Mendengar itupun, Jimin segera membalikkan badannya. Dilihatnya seorang yang memakai mantel coklat muda sedang berhenti memandang kearah mereka berdua.
"Baiklah Jimin ssaem, silahkan mengatakan sendiri ucapan terima kasihmu kepada hyungku." Ucap Yeonjun sambil terkekeh lalu dengan cepat memacu langkahnya meninggalkan Jimin dan Jungkook yang telah dipanggilnya dengan jarak yang lumayan jauh sebenarnya.
"Anak itu." gerutu Jimin lucu sambil melangkahkan kakinya menuju tempat Jungkook berdiri.
"Selamat sore, Jungkook ssaem." Sapa Jimin sopan kepada seseorang di depannya. Sedangkan yang disapa mulai bergerak tak nyaman. Sepertinya pria itu gugup bukan main. Berduaan bersama Jimin diluar jam sekolah walaupun sebenarnya masih berada di lingkungan sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Call You Mine? [END]
FanfictionJimin merasa sangat bersalah atas kandasnya hubungan dengan Jungkook, berusaha move on dengan perjuangan yang tidak mudah hingga ia bertemu Yoongi. Namun saat Jimin akan memulai dengan Yoongi, tiba-tiba Jungkook datang dan memintanya kembali. Kookmi...