JB: 5

496 36 1
                                    


Drttt...drttt

  Getaran handphone nya membuat sang pemilik terusik dari tidurnya. Ia mencari keberadaan getaran itu dengan meraba-raba atas meja disamping tempat tidurnya. "Hallo?"
Tanpa melihat siapa yang menelepon, Joy langsung menekan tombol hijau untuk menyambungkan teleponnya. Namun awalnya tidak ada jawaban.

"Hallo, ini gue. Keluar dong, ada yang pengen gue omongin."

Lantas Joy langsung terlonjak, ia mengenali suara lelaki yang berada diseberang telponnya. Lalu ia mendongak kedepan jendela kamarnya. Itu Jason. "Lo ngapain kesini??"

Jason tidak menjawab, ia meletakkan handphone nya kedalam kantong celananya dan beralih menatap Joy. Ia tersenyum lalu melambaikan tangannya.

Joy langsung berbalik. Sekarang waktu masih menujukan pukul 04.00 pagi, diluar masih terlihat gelap ia tidak tahu harus berbuat apa. Ia terus saja berpikir keras, apa niat Jason sebenarnya.

Pikirannya sudah mulai yang tidak-tidak. "Jangan-jangan dia mau balikan sama gue." Tanpa ia sadari, senyuman terukir di bibirnya.
Namun ia kembali menepisnya.

Akhirnya, tak perlu berpikir panjang lagi, ia langsung mengganti pakaiannya dan pergi kebawah. Joy melangkah dengan ragu, jantungnya berdegup dengan kencang, tinggal selangkah lagi ia hanya harus membukakan gerbang.

Entah mengapa perasaannya sangat tidak karuan, gugup lah yang ia rasakan sekarang. Joy mencoba meyakinkan diri dan memberanikan dirinya untuk membuka pintu gerbang rumahnya.

Clekk..

"Hai." Senyum yang sangat ia rindukan pun muncul. Tatapannya yang lembut, efek dari mata sipitnya masih sama. Namun kini kesedihannya pun kembali terngiang di benaknya.

"Lo ngapain sih kesini? Ganggu tidur gue tau nggak!"

Jason masih tersenyum. "Gue mau ngajak lo jalan-jalan."

"Hah? Ini tuh masih gelap, lagian mau kemana??"

"Ya lo ikut aja dulu." Jason mengenggam pergelangan tangan Joy, namun langsung ditepis oleh Joy. "Nggak! Lo tadi bilang mau ngomong sesuatu, ya udah buruan ngomong."

Jason masih tidak akan menyerah, ia kembali mengenggam tangan Joy. "Iya, tapi nggak disini." Tanpa menunggu respon dari Joy, ia langsung menarik gadis itu. Tanpa memperdulikan rontaannya.

●●●

  Keduanya masih saja diam, lokasi mereka sekarang berada di tepi danau yang terletak tak jauh dari rumah Joy. Air danau terlihat sangat tenang, menambah kesunyian dua pemuda tersebut.

Tak ada satupun dari mereka yang berniat untuk memulai percakapan. Dan sampai akhirnya. "Gue." "Lo." Keduanya bersamaan.

"Duluan aja deh." Jason langsung bersuara.

"Nggak, justru gue mau nanya. Lo tadi mau ngomong apa?"

Jason menarik nafas dalam." Gue masih sayang sama lo."

Joy hanya bisa terdiam, ia sudah menduga-duga hal ini akan terjadi. Yang ia pikirkan sekarang, mengapa Jason bilang begitu tanpa berpikir terlebih dahulu. Ingin rasanya ia menyatakan hal yang sama, tetapi...

"Joy?" Gadis itu tatapannya masih kosong kedepan. Jason menjetikkan jarinya didepan mata Joy, sampai akhirnya gadis itu sadar dari lamunannya. Joy sedikit terlonjak, ia menatap sekitar lalu beralih ke lelaki yamg berada disampingnya. "Lo nggak pa-pa?"

Joy mengusap wajahnya frustasi. "Em...gu..gu..gue nggak pa-pa?" Jason mengangguk paham.

"Btw gue mau ngomong sesuatu." Joy kembali menatap lelaki itu dengan panik. Karena ia tidak tahu harus berkata apa jika Jason akan mengatakan hal yang persis dengan khayalannya tadi.

"Jadi sebenarnya gue---"

"Joy?" Terdengar seseorang memanngil namanya dari belakang. Ia pun langsung menoleh. "Bima." Tanpa berpikir panjang Joy langsung menghampiri Bima, dan meninggalkan Jason yang tampak kebingungan.

"Bima ngapain disini?"

Bima tampak menatap keduanya sekilas, lalu tersenyum. "Jalan-jalan, kamu?"

"Sama, pengen jalan-jalan aja."

Bima mengangguk mengerti. Lalu pandangannya beralih ke lelaki yang berada di belakang Joy, lelaki itu yang masih menatapnya dengan heran. Dan Joy cukup merasa peka dengan itu.

Tanpa berpikir panjang ia menarik tangan Jason untuk endekat. "Kenalin ini Jason."

Keduanya saling berjabat tangan. "Jas, ini Bima. Tetangga baru gue." Lanjut Joy.

"Salam kenal ya." Jason tersenyum kecil, begitu pun juga dengan Bima.

•••

Setelah beberapa menit berbincang, akhirnya mereka memutuskan untuk pulang.

Di perjalanan pulang Suasana kembali canggung. "Lo tadi katanya mau jalan-jalan kan, ya udah sekarang aja yuk." Bima tidak bisa menolak, karena Joy langsung menarik tangannya. Akhirnya ia hanya menurut saja.

Joy mencoba memanfaatkan kesempatan ini untuk menghindar dari Jason. Sungguh, sebenarnya ia merasa sangat bersyukur atas kehadiran Bima, yang telah menyelamatkannya dari suasana awkward tadi.

Ia juga tidak tahu harus berkata apa. Walaupun ia sudah menyiapkan kata-katanya dengan matang, namun tetap saja sulit.

●●●

Didalam sebuah ruangan, tampak banyak raut wajah khawatir dan panik.

"Kalian tuh gimana sih?? Harusnya kalian bisa ngawasin dia!"

Para penghuni disitu hanya bisa menunduk, menghindari tatapan tajam sang majikan.

Mika memegang pelipisnya pening. Suasana hatinya sedang kalut sekarang. Valen mencoba menenangkan suaminya, ia menegelus pundak sang suami. "Udah pah, mungkin dia lagi bosen, entar juga pasti pulang."

"Tapi kan dia habis drop kemaren, entar kalo sampai kenapa-kenapa."

Valen tidak bisa berkata banyak. Ia tahu apa yang dirasakan suaminya sekarang. Mika memang sangat overprotective kepada Bima. Ia tidak akan pernah bisa tenang jika teradi sesuatu yang buruk terhadap puteranya.

"Udah kamu tenang aja, Joko sama Jose sekarang lagi nyoba nyari dia." Dokter Radit ikut bicara untuk menenangkan.

●●●

Keduanya jalan beriringan, namun tidak dengan Jason. Sejak tadi ia hanya diam, dan sama sekali tidak memilikki niat untuk menghampiri mereka, yang berjalan didepannya. Mereka tampak asyik membicarakaan banyak hal. Sekarang ia hanya bisa menatap mereka dengan tatapan yang sulit diartikan.

Hingga dari jauh terdengar suara seseorang. "Mas Bimaa.." Langkah mereka terhenti. Bima menoleh kebelakang karena merasa namanya dipanggil. Dari jauh ia dapat melihat, itu Joko dan Jose bodyguard suruhan papahnya. Pasti sekarang orang-orang dirumah sedang mencarinya. " Kita harus ngumpet."

Joy menahan pergerakkan Bima. "Itu lo di cariin."

Bima bingung harus berbuat apa. "Iya tau, makanya sekarang kita harus ngumpet. Ayok."

"Ta..tapi." Tanpa berpikir panjang Bima langsung mrnarik lengan Joy, dan Jason hanya ikut menyusul dari belakang. Mereka bersembunyi dibalik semak-semak yang lumayan jauh dari keberadaan Joko dan Jose.

"Itu siapa sih?" Tanya Joy dengan bingung. "Orang suruhan papah." jawab Bima. "Loh, berarti sekarang bokap lo nyariin lo lah."

"Nggak pa-pa."

"Nggak papa gimana, lo harus balik sekarang." Joy berusaha menarik tangannya, namun gagal. Bima terus saja menolak. "Nanti aja plis. Sekarang aku nggak bisa."

Jason dan Joy saling tatap, mereka berdua hanya menurut walupun bingung.

••••

Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang