Daun-daun sudah mulai berguguran. Cuaca hari cerah namun lembut, angin sepoi-sepoi menjadi pelengkapnya.Para muda maupun mudi dan orang tua, tampak merasakan kebebasan hari. Banyak dari mereka tersenyum. Bahkan para siswa dan siswi yang biasanya muram memulai hari dengan sekolah, kini entah mengapa ada semangat yang dapat dirasakan.
🌻🌻🌻
Hari ini adalah jadwal Bima untuk checkup. Sudah sekitar 3 jam dia berada dirumah sakit. Tujuannya tak hanya satu. Ia juga kerap mengunjungi tempat yang sering ia datangi, berbincang dengan para perawat, dengan para pasien-pasien yang sering juga dirawat bersamanya. Rumah sakit memang sudah seperti rumah ke dua baginya.
Kini dikoridor rumah sakit, tujuannya sekarang adalah cafeteria disana. Ia ingin membeli beberapa minuman dingin untuk para perawat, karena ia sudah berjanji akan menraktir mereka.
Masih dikoridor, tak sengaja ia berpapasan dengan seorang pemuda yang seumuran dengannya. Pemuda itu terlihat tak asing baginya, tetapi ia belum tahu pasti siapa dia. Jadi dia tidak terlalu memperdulika itu.
"Nihh minumannya." Bima menyodorkan satu plastik yang berisi banyak minuman dingin ke salah satu suster, suster Susan namanya.
Suster itu tersenyum. "Asik, beneran dibeliin dong."
"Ya iyalah. " Mendengar penuturan Bima membuatnya tergelak. "HAHA makasih ya."
"Iya. Ya udah aku balik dulu ya sus. Itu entar tolong bagiin ke yang lain."
"Iyaa hati-hati." Sesaat mereka saling melambaikan tangan.
Sesampainya di loby sudah ada yang menunggunya. Yanto sudah berada disitu sejak satu jam yang lalu. "Udah selesai Bim?" Tanya Yanto dengan ramah.
Bima tersenyum. "Iya, langsung balik aja ya." Yanto mengangguzk.
●●●
"Joy!"
Gadis itu masih asik menikmati hasil buruannya. "Ye apa?"
Sesampainya dipekarangan rumah, Bima mendapatkan pemandangan yang konyol. Memang ini bukanlah pemandangan yang baru baginya, melihat gadis itu sudah nangkring diatas pohon. Tapi tetap saja itu tidak normal. "Ayo turun."
"Nggak!"
Bima hanya pasrah, ia menduduki bangku yang bersebelahan dengan pohon tersebut.
"Kamu tuh perempuan, masa manjat-manjat pohon."
"Biarin."
Bima tertawa kecil melihat kelakuan Joy. Walau aneh, tapi lucu.
"Bim."
"Ya?"
"Kamu jaga-jaga ya, entar kalo buk Iin tiba-tiba dateng, entar jadi brabe urusannya." Ucap Joy sambil melihat-lihat sekitar.
"Buk Iin siapa?"
"Yang punya pohon."
Bima mengernyitkan dahinya, bingung. "Ngaco kamu ya. ibu-ibu disini nggak ada yang namanya Iin, adanya Audy sama Valen doang."
Joy berpikir sejenak, lalu ia melempar satu buah mangga ke Bima. Membuat laki-laki itu terkejut.
"Ih Bima mah, akting gitu loh. Biar agak dramatis."
Bima sama sekali tidak mengerti apa yang di bicarakan Joy.
"Kan biar kayak di tv, ketauan nyolong gitu."
"Jadi kamu ketauan nyolong mangga? Astaga." Joy kembali tidak mengubris, ia masih asyik menyantap mangganya.
"Masyaallah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Us
Teen Fiction🌏 biru13: Mari mampir dulu, bersedih bersama. 💅 Joy Seorang gadis yang hidup dikeluarga yang terbilang tidak normal. Bukan karena adanya banyak kekurangan, namun justru sebaliknya. Kasih sayang orangtua selalu dilimpahkan kepadanya dengan cara ya...