Detik berganti menit. Menit berjanti jam. Jam berganti hari. Hari berganti minggu. Minggu berganti bulan. Dan bulan berganti tahun.
Gue udah resmi jadi seorang sarjana S2. Gue memulai karir sedikit demi sedikit secara bertahap sampe akhirnya gue jadi seseorang yang bisa dibilang sukses lah.
Soal cinta, gue udah nemuin seorang wanita. Entah kenapa pertama kali gue ketemu dia, gue merasa sering banget liat dia. Gue merasa wajahnya familiar. Padahal saat itu namanya aja gue belum tau.
Pertama kali gue tatap-tatapan sama dia, gue merasa ada sengatan aneh yang langsung memacu jantung gue berdetak dengan cepat. Dia sukses bikin gue dag dig dug der ngga karuan.
Supaya deket sama dia, gue melakukan trik simpel yaitu pura-pura nabrak dia. Harusnya gue ajak ngobrol dia, paling enggak buat minta maaf kek. Tapi saat itu gue bagaikan orang yang kena sihir. Gue ngga bisa ngucapin satu kata pun. Yang gue lakuin malah cuma natap matanya yang menurut gue indah banget. Tapi akhirnya satu kata maaf gue ucapin dengan terbata-bata macem orang gagap.
Dari kejadian itu, tiap papasan sama dia, dia selalu senyumin gue. Dan pada satu kesempatan, gue beraniin diri buat ngobrol sama dia.
"Mmm maaf ya waktu itu gue nabrak lo."
"Ohh iya ngga papa. Cuma tabrakan kecil kok. Ngga sampe ada yang luka kan?"
Iya, tabrakan kecil tapi berimbas besar pada diri gue. "Kalo boleh tau,, nama lo siapa?"
"Panggil aja Varen."
"Lo orang luar ya?"
"Emang keliatan ya? Bukan kok, cuma keturunan."
Gue ketawa kecil. Sedikit menghilangkan nervous. "Keliatan lah. Wajah lo agak kebule-bulean gitu."
"Makasih lo."
"Eh,, lo mau kenalan sama gue nggak?"
"Ahhaha, oke. Nama lo?"
Gue mengulurkan tangan. Dan disambut hangat sama dia. "Arga. Arga Galangdikhta."
"Gue baru denger nama Galangdikhta."
"Iya dong. Nama gue kan limited. Oh iya, boleh minta nomer lo nggak? Atau ID Line gitu? Kali aja nanti gue ada perlu sama lo. Kan jadi gampang."
"Boleh. Hape lo mana?"
Gue ngasihin hape gue ke dia. Dia ngetik sesuatu terus balikin hape gue lagi.
"Gue udah ngeadd ID Line gue disitu."
"Sip. Makasih ya."
"Sama-sama. Gue duluan ya. Daah!"
"Daah!"
Gue sedikit kecewa karena ngga bisa ngobrol lama sama dia. Tapi ngga papa lah. Yang penting gue udah dapet ID Linenya.
Malemya, gue cari ID Linenya tapo ngga ada. Gue pikir dia bohongin gue. Tapi ternyaya namanya Varen. Bukan Faren seperti yang gue kira. Gue langsung aja chat dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan Rasa Pacar(Tamat)
Romansa"Gua menyadari sesuatu, kalo hubungan itu ngga segampang putus nyambung yang kita jalanin, Arga." "Terus yang namanya hubungan kayak apa, Reen? Kayak yang lu jalanin sama dia? Lu bela-belain dia yang ternyata main sama cewe lain di belakang lu? Apa...