Seperti biasa...
Hari ini adalah esok yang kemarin.
Dan hari ini adalah penyeleksian kami bertiga."Nanti kumpulkan teman-temanmu saat siang hari." -bu Erna
Pagi hari ku bangun, shalat dan sudah berkemas-kemas lalu ku ke sekolah.
Tiba disekolah dan masuk kelas...
"Assalamu alaikum.." sapaku sembari memasuki ruangan kelasku."Waalaikumussalam.." jawab teman-teman kelasku hampir bersamaan.
Singkat cerita, kuawali pagi dengan upacara bendera.
Bendera merah putih...
"Sang saka merah putih...eh?"
Yak. Ku bergumam di tengah lapangan.
Setelah upacara diawali dengan belajar mapel Agama Islam. Belajar saat berdekatan dengan seleksi nanti membuatku cukup deg-deg-an.
Lalu pelajaran Matematika yang membuatku lupa akan seleksi selama satu jam lebih karena perhitungan juga alur penyelesaiannya lebih memenuhi otakku.Dan istirahat pun tiba.
"Lala, mau makan apa?" Tanya Mira. Perkenalkan Mira, dia adalah teman dudukku di kelas.
"Ayam geprek mau kah?" Tanyaku.
"Boleh..." angguk nya.Setelah istirahat dilanjutkan lagi dengan pelajaran Ekonomi.
Dan...
"Krrrringgggg!"
Bel Ishoma (Istirahat, Shalat dan Makan) pun berbunyi. Lebih tepatnya sekarang waktu untuk shalat Dzuhur bagi yang muslim dan sekaligus waktu jam berkumpul.Saat di telfon, Bu Erna menyuruh kami untuk berkumpul di depan ruang guru.
Karena ku tau akan berproses sedikit panjang dan agak lama, tas dan semua peralatan tulisku ku rapihkan baik-baik.
"La, mau kemana?" Tanya Mira heran.
"Hah? Ohh ya ini. Mau pergi seleksi." Jawabku sedikit ragu atau malu malu kucing? Aneh saja bagiku mengatakan hal itu.
"Ohh." Responnya seakan tidak antusias.Yahh, tidak apa sih. Kok sedikit kecewa ya? Tak apa, wong belum apa-apa kok.
Ku hampiri April yang sedang menghabiskan popmie-nya yang belum habis karena guru keburu datang pas selesai istirahat pertama. Ya, dia memang kategori anak yang lama mengunyah makanannya.
"Izin yak. Kasih tau buguru selanjutnya."
"Mau kemana?" Tanyanya sambil menyeruput indomie dan melirik hpnya.
"Itu.. seleksi.. Ah, dipanggil bu Erna."Siyal kok aku gugup yak!
"Ah okeokey sip semangat." Jawabnya yang melihatku lalu menatap handphonenya kembali
Aku hanya ingin merasa sedikit di semangati sepertinya.
Lalu aku keluar tanpa sadar beberapa temanku memanggilku,
"Mau kemana, La?"
"Ahh ituu, di panggil Bu Erna!" jawabku yang akan segera berlalu.
"Okeokey. Semangat ya. Semangat!" Jawab beberapa dari mereka yang mendengar.Sedikit terharu sih ya.
"Iyaa makasih yaa." Ku tersenyum cepat dan segera berlari ke ruang guru.
Tidak dapat kau pungkiri, Bu Erna telah berdiri tegap sambil menunggu kehadiran kami.
"Buguru!" Sapaku mendekat.
"Lala! Mana yang lain?" Tanyanya tegas. Jadi takut akunya.
"Eh.. itu bu. Ah, kayaknya shalat buguru?" Jawabku untuk memastikan.
"Ohiyaa begitu.. kalau begitu. Shalatlah dulu dan segera kumpulkan mereka. Saya juga mau shalat dulu."
Jawabnya lalu segera pergi masuk kedalam ruangannya.
"Siap iya buguru!" Jawabku sedikit semangat.Berhubung saat ini ku berhalangan untuk shalat. Lebih baik ku cari saja mereka satu persatu.
"Pertama yang ku cari itu kalau yang cowok, Jerr..."
"Apa?"
"HEH?!.. ohh tidak. Disuruh kumpulnya disini."Suaranya itu bagai toa yang bunyi dan dipakaikan Mic lagi. Mengagetkan.
"Iya memang." Jawabnya agak ketus. Bagiku.
Jerry. Kadang terlintas di otakku. Anak ini sifatnya kayak bagaimana sih. Orang-orang disekitarku melihatnya sebagai orang yang berhumor. Apa memang begitu? Aku jadi malah takut lihatnya.
Takut ku jadi sok asik gitu..
"Lohh anak-anak, dua orang ini nda shalat kahh?"
"Huaah! Ohh buguru..."Kaget kaget ya allah.
"Non muslim saya, Bu." Jawabnya sopan sambil duduk di pinggir lapangan. Jerry berdiri dan ingin mengambil tangan buguru itu untuk menyalaminya.
"Saya sudah wudhu loh nak." Kata buguru itu menjauhkan tangannya sopan.
Jerry yang baru tahu diam, tersenyum lalu duduk memperhatikan."Kalau saya lagi berhalangan, Bu." Jawabku lanjut.
"Lalu ngapain nih kalian berdua disini?" Tanyanya sedikit antusias atau kepo kali yah.
"Ini bu, lagi nunggu Bu Erna sama kawan-kawan yang lain. Lagi shalat, Bu. Mau seleksi paskibraka di Diknas." Jawabku panjang lebar agar menyelesaikan ke-kepo-an buguru ini. Agar tak salah paham.
"Oh begitu ya. Yaudah semangat ya. Ibu shalat dulu. Mari nakk." Jawabnya, tersenyum lalu pergi ke mushalla."Memangnya kalau habis wudhu tidak bisa saling sentuhan lawan jenis kah?" Tanyanya polos. Ku sedikit menyengir maklum. Satu hal yang perlu kamu tahu. Jerry itu Non-Muslim, ya.
"Iya, bisa membatalkan wudhunya nanti. Sudah syaratnya." Jawabku singkat.
"Ohh.." gumamnya pelan memberi tanda bahwa dia mengerti akan hal baru.Ah, apa tadi yang mau ku lakukan?
Eh, iya-iya! Panggil mereka."Saya kumpulkan mereka dulu..."
Tunggu dulu... Wina kan satu kelasnya Jerry, Yak?
"Jer, Wina mana?" Tanyaku berbalik ke arah Jerry.
"Nda datang." Jawabnya singkat.Lahh??! Gimana dong?
"Coba hubungi!" Suruhku kepada Jerry yang dibalas dengan anggukan sesudah itu aku segera berlalu untuk mengumpulkan yang lain.
Sekarang yang kucari adalah Mauliy, Ira dan Maya. Bagusnya kelas mereka bersampingan dengan kelasku jadi mudah untuk kucari.
Nah itu ada teman-temannya Ira dan Maya di depan kelas.
"..Assalamu alaikum.."
"WEH?!"Lah mereka kaget dong.
"Waalaikumussalam.. kirain siapa tohhh."
"Ehehehe.." ku tertawa kecil."Ira dan Maya ada?" Tanyaku langsung to the point.
"Ehm.. ada nda ya?" Tanya mereka sambil bertukar pandang."Astaga mereka ini sekelas atau tidakkah?" Gumamku herman. Eh heran.
"Kayaknya..."
"Hmm?"
"Gak datang. Hehe."Apaan sih?
"Ohhhokey terimakasih." Ku senyum lalu berlalu pergi mencari Mauliy.
Sayang sekali mereka ini, tidak datang...
