Tepat tanggal 18 April 2019,
Pagi ini seleksi kota di mulai.Kami ber-empat janjian kumpul disekolah.
"Besok seperti biasa masuk sekolah dulu. Mengikuti literasi pagi dan tepat selesai literasi langsung ganti baju. Ingat jangan lupa nomor dada-nya."
"La, sebentar seleksinya kan?" Tanya April dikelas, sebelum literasi.
"Iyaa.." Jawabku.
"Mantaplah. Semangat-semangat." Katanya.
"Yaya. Terimakasih, hufft.."Deg-deg-an? Itu pasti.
Seakan inginku perlambat waktu seleksi. Keadaan seperti ini sangat tidak baik untuk jantung.
"Jam pelajaran pertama telah dimulai."
"Siap. Waktunya ganti baju!"
Lepas Rok,
Lepas Baju,
Jilbab? Tetap pakai. Itu harus.Kenapa cepat? Karena ku double baju-ku hehe.
Setelah ganti baju, ku ger-cep ke depan ruang guru.
"LALA!"
Baru ku tiba, bu Erna telah memanggil.
"Ayo cepetan, yang lain mana?" Tanya Bu Erna.
"Itu bu lagi gantian..."
"BUGURU!"Nah, itu mereka bertiga.
"Jadi, sudah siap berangkat? Sudah tidak ada yang ketinggalan?" Tanyanya.
"Siap sudah tidak ada bu." Jelasnya.
"Oke, mari kita jalan."
Perjalanan ditemput lumayan cepat, karena jarak sekolah ke lapangan seleksi kota lumayan dekat.
Kami menaiki mobil Alan kami berlima bersama Bu Erna.
Sesampainya di depan lapangan,
"Jangan lupa berdoa." Bu Erna berkata.
"Siap iya, Bu."
Kami ber-empat duduk di kursi-kursi dekat kantin. Sedang menghayalkan apa yang terjadi sebentar.
"Harus kompak.." Jerry bergumam.
"Iyaa.." jawab kami bertiga.Niat hati tidak ingin melirik sekolah lain, tapi kepo mengalahkan kami. Kami sedikit melirik ke sekolah yang sudah tiba ataupun sudah mendahului kami.
Entah apa yang ada difikiran kami ber-empat, gugup? Pasti iya.
"Pesertaaaa!"
"Siaaaapp iyaaa kakk!!"Kami pun dipanggil. Tes akan segera dimulai.
"Cepat adik-adik! Membentuk barisan, sesuai sekolahnya dan putra didepan putri dibelakangnya."
Mari saya jelaskan suasana pagi ini dilapangan.
Mencekam, cerah, gugup, banyak purna dari semua sekolah di daerahku. Dan kami semua? Menjadi pusat perhatian seluruh mata memandang.Kami semua pun berbaris, posisi sekolahku paling ujung kanan dan sebelah kami ada sekolah yang akhir-akhir ini paskibra-nya sedang naik daun. Mereka kekar-kekar juga tinggi-tinggi.
Sial semakin iri saja aku ini. Teman-temanku kurasa berfikir sama denganku.
Teringat pesan bu Erna kepada kami,
"Kalian harus tetap kompak. Ramah disana, yah."
Sekali-kali kami saling bertukar senyum.
Hanya saja rasanya agak beda, senyum-senyum kami akan saling berlawan dengan sehat. Itu perasaanku sekarang.