Chapter Eleven-Confused

5.6K 225 13
                                    

Sudah tiga hari berlalu dan Kim Hyun Jin masih memikirkan kalimat terakhir Kyuhyun.

Sebenarnya apa maksud perkataan pria gila itu? Hyun Jin sudah ingin bertanya ketika dering ponsel Kyuhyun menginterupsi, Pria gila itu kemudian tersenyum padanya dan sekali lagi mencium bibirnya untuk kemudian turun dari ranjang dan mengangkat ponselnya yang terletak diatas meja. Sementara Cho Kyuhyun berbicara pada siapa pun itu di ujung telepon sana, Kim Hyun Jin menggunakan kesempatan untuk terus memeras otaknya mencari jawaban atas kalimat pria gila itu, Namun sekuat apapun ia berpikir tetap saja pada akhirnya ia tetap tak menemukan jawaban yang pantas atas kalimat yang pria gila itu ucapkan. Hyun Jin bangun dengan pelan dan menyandarkan kepalanya pada kepala ranjang, Ia sedikit menarik selimut untuk menutupi tubuh bagian atasnya kemudian ia mendengar Kyuhyun yang mengakhiri pembicaraan-nya di telepon dan berjalan kearahnya dengan wajah khawatir.

"Kau tidak apa-apa? Apakah.. Sakit?". Hyun Jin tak dapat memastikan jenis suara apa yang dikeluarkan Kyuhyun ketika bertanya dan berucap kata sakit padanya, Yang jelas terdengar ada sedikit kekhawatiran dalam getaran suara pria gila itu.

"Ehmm tidak". Hyun Jin melihat anggukan kepala Kyuhyun kemudian pria gila itu duduk disampingnya dan berkata, "Aku akan pergi, Aku benar-benar harus pergi. Ada sesuatu yang mendesak yang harus kutangani".

Kim Hyun Jin hampir meledakkan tawanya saat itu mendengar nada suara Kyuhyun yang terdengar takut.

"Pergilah, Aku tak pernah melarangmu Cho Kyuhyun".

Kemudian pria gila itu kembali menggangguk dan memajukan tubuhnya untuk mengecup keningnya lalu menatapnya dan berkata, "Aku hanya tak ingin membuatmu merasa ditinggalkan lagi".

"Yakkk".

"Aku akan cepat pulang, Hati-hati dirumah hmmm". Dan sebelum benar-benar beranjak dari hadapannya, Kyuhyun kembali mengecup bibirnya sedikit lama dan bergegas untuk pergi.

Kim Hyun Jin tersenyum mengingat kejadian hari itu lalu didetik kedua guratan senyumnya menghilang karena sedikit terganggu dengan kenyataan jika pria gila itu sampai sekarang belum juga pulang.

.

.

"Bibi".

"Ehm".

"Yahhh bibi".

"Ehmm".

"Bibi Jung—".

"Kenapa? Kau kenapa? Daritadi merajuk, Apa kau sudah merindukan tuan muda?".

Kim Hyun Jin membuka mulutnya lebar mendengar ucapan dan ekspresi bibi Jung yang terlalu berlebihan. Ia hanya sedang bosan dan mengganggu bibi Jung yang sedang menyiram tanaman pikirnya dapat membantu menghilangkan kebosanan-nya tapi apa yang bibi Jung katakan barusan? Dirinya merindukan pria gila itu? Cih, Yang benar saja.

"Aku tidak memiliki alasan untuk merindukannya".

"Kau tidak memerlukan alasan untuk merindukannya".

"Yahhhh bibi". Hyun Jin menatap bibi Jung yang sedang tersenyum.

"Baiklah. Baiklah". Bibi Jung menghentikan kegiatan menyiram-nya kemudian duduk disebuah kursi panjang berwarna cokelat sembari menatap langit yang sedang terang dan mengisyaratkan Hyun Jin agar ikut duduk bersamanya.

"Tuan muda bahkan pernah tak pulang hampir dua pekan karena pekerjaan-nya".

"Aku tidak bertanya".

Bibi Jung menoleh kearah Hyun Jin yang sudah duduk disampingnya kemudian tersenyum dan berkata, "Tapi kau teramat ingin mengetahuinya".

Menatap langit kembali, Bibi Jung kemudian melanjutkan, "Dia juga pria yang sangat baik Hyun Jin-ah".

Mr. Arrogant, ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang