__Gea**__
"Siapa nama mu?" Ucap pria itu kalau tidak salah namanya adalah Gerald, dengan tangan terlipat di dada memberikan kesan mengintimidasi kepadaku.
"Ge.. Gea tuan." Ucapku terbata-bata.
"Berapa usiamu?"
"18tahun Tuan."
"Apakah ini yang pertama kalinya buatmu?"
"I..iya tuan." Sambil mengubah posisi nya yang saat ini ia sedang duduk tepat berada di sebelah ku, yang membuatku semakin takut sesuatu yang buruk bakal terjadi malam ini.
"Kau butuh berapa untuk memuaskan ku malam ini?"
"100juta tuan."
"Apa kau yakin cuma segitu yang kau minta setelah aku mengambil virgin mu?" Dengan seringaian yang muncul di bibirnya membuat bulu kudukku merinding.
"I..iya tuan, cuma segitu yang saya inginkan untuk melunasi utang keluarga saya terhadap tuan Reno." Tanpa ada pertanyaan tambahan lagi, pria yang bernama Gerald ini langsung menyambar bibir ku melumatnya dengan rakus dan sesekali menggigitnya agar lidahnya bisa masuk mengabsen setiap inci rongga mulutku yang berhasil mengeluarkan suara lenguhan. Ini pertama kalinya aku melakukan ciuman sekasar dan senafsu ini. Ciumannya semakin kasar dan panas aku tidak bisa mengimbangi permainannya. Lalu beralih ke leherku menghisap, sesekali menjilatnya yang membuatku merinding dan menggigitnya sehingga meninggalkan tanda merah keunguan yang ku pastikan akan berbekas cukup lama. Tangannya kini mulai meraba payudara ku yang masih terbalut gaun yang kukenakan. Perasaan ku saat ini antara sedih, marah, takut, kecewa dan juga berdebar rasanya semuanya bercampur menjadi satu. Pelahan-lahan resleting ku di tarik turun olehnya dan refleks aku langsung menutupi payudara ku dengan kedua tanganku.
"Mengapa kau menutupnya? Bukankah malam ini semuanya sudah menjadi milikku?" Tanyanya dengan tatapan yang begitu tajam dan juga dingin.
"A..aku maafkan aku tu..tuan." akupun perlahan-lahan melepaskan kedua tangan ku dan membiarkan dia melihat payudara ku yang tanpa sehelai benangpun menutupi.
"Kau merusak mood ku." Kemudian dia berlalu meninggalkan ku dan melemparkan selembar kertas di hadapanku. Tanpa berlama-lama lagi aku langsung memakai gaun ku kembali dan mengambil kertas itu kemudian cepat-cepat keluar meninggalkan tempat terkutuk itu. Semoga saja ini adalah yang pertama dan terakhir aku menginjakkan kaki ku di tempat seperti ini, rasanya aku begitu sangat hina dan malu sekarang. Tanpa sadar air mataku mulai menetes begitu saja di pipi ku, rasanya aku ingin marah Semarah marahnya, tapi pada siapa aku melampiaskan rasa marah ku ini? Kepada Ibu? Yang telah membuatku melakukan hal sehina ini? Apa aku bisa melakukannya kepada seseorang yang telah merawat ku seorang diri sampai aku berumur 18tahun sekarang. Ibuku adalah seorang pemabuk dan pecandu judi. Setiap malam kerjaannya hanya berjudi dan mabuk-mabukan yang mengakibatkan utangnya semakin menumpuk. Terutama utangnya kepada orang tua Tuan Reno yang memaksaku untuk melakukan pekerjaan ini. Aku kemudian teringat dengan pria yang bernama Gerald tersebut, dengan melihat mata hijau gelap itu aku bisa berasumsi bahwa dia memiliki masalah dalam keluarganya yang berhubungan dengan kisah cintanya. Entahlah aku cuma bisa berasumsi tapi biasanya dugaan ku tidak pernah salah. Kini utang ku kepada Tuan Reno sudah lunas tapi kali ini berpindah ke Tuan Gerald karna dia telah memberi ku uang tanpa melakukan sesuatu yang telah kami sepakati tadi. Mungkin di lain waktu jika aku bertemu dengannya lagi akan ku lunasi utang ku itu."Dasar bocah ingusan beraninya dia merusak malam ku. Rasanya aku ingin menyetubuhi seseorang yang sangat ku inginkan sedari dulu." Kata Gerald dengan nada marah sambil berlalu pergi meninggalkan Gea di kamar itu. Tanpa sengaja Gerald melihat sosok wanita yang memenuhi isi kepalanya saat ini, yah! tidak salah lagi dia adalah Zeeva Ibunya sendiri. Kelihatannya wanita itu sedang ditarik paksa oleh seorang lelaki yang kelihatan lebih tua darinya yang membuat Gerald menggertakkan giginya dengan amarah yang yang sangat berapi-api saat ini. Diapun menghampiri kedua orang tersebut dan menarik Zeeva menjauh dari jangkauan lelaki itu.
"Apa yang ingin kau lakukan kepadanya?" Dengan nada yang begitu datar dan tatapan yang sangat dingin membuat lelaki tersebut kaget sekaligus takut melihat sosok Gerald yang berada di hadapannya.
"A..aku aku hanya ingin membantunya."
"Pergilah, biar dia menjadi urusanku." Tanpa disuruh dua kali pria itu pergi meninggalkan Gerald dengan Zeeva yang sedari tadi sudah sangat mabuk. Bau alkohol yang begitu tajam masuk di Indra penciuman Gerald saat ia menggendong Zeeva ala bridal style menuju ke kamar yang tadi di tempati Gea bersamanya. Jika Gea masih berada disana mungkin dia akan mengusirnya langsung tapi Gerald yakin bahwa Gea sudah tidak ada disana dengan membawa selembar kertas yang ia lemparkan di depannya tadi.Sesampainya mereka di kamar, dugaan Gerald benar, Gea sudah tidak terlihat disana. Kemudian ia langsung membaringkan tubuh Zeeva di ranjang.
"Kau sangat mabuk, mengapa kau berada di sini? Aku kira kau berada dirumah untuk menunggu ku pulang." Kata Gerald sambil menatap Zeeva dengan sendu dan mengusap rambut coklat nan halus itu.
Saat Gerald hendak keluar kamar meninggalkan Zeeva, tangannya merasa tertahan oleh sesuatu. Yahh! Zeeva menahan tangan Gerald sambil meracau tidak jelas.
",Heyy.. kau... Kau... Kau siapa? Mengapa wajah mu begitu familiar? Tampan sekali, heheh"
"Tidurlah besok pagi kita pulang."
"Apa kau tidak mendengar sesuatu? Jantungku saat ini berdebar begitu kencang." Sambil mengarahkan tangan Gerald menuju payudara kirinya. Dengan susah payah ia menelan air liurnya dan berusaha sekuat tenaga agar tidak bertindak gegabah tetapi keadaan saat ini membuat gairahnya semakin memuncak.
"Persetan dengan mu Zeeva." Kata Gerald kemudian langsung mencium bibir Zeeva dengan rakus. Ciuman pertama yang membuat jantungnya berdebar tak karuan. Ciuman itu semakin dalam dengan Zeeva yang membalas ciuman tersebut. Mereka kemudian saling melumat dan meraba satu sama lain. Tanpa waktu lama long dress super ketat yang masih menempel itu berhasil di lucuti dengan sempurna yang menampilkan payudara berukuran 38B yang masih sangat ranum dan indah milik Zeeva. Tanpa pikir panjang, Gerald langsung melahap yang disuguhkan di depan matanya saat ini menghisapnya seperti anak bayi dan sesekali menggigitnya kecil-kecil menjilati putingnya yang membuat Zeeva mengeluarkan suara desahan yang begitu sangat indah di Indra pendengaran Gerald.
"Shhhh... Ahhhh.. a..apahhh yang kau lakukan terhadap tubuhku?" Suara Zeeva seketika menyadarkan Gerald terhadap kenyataan bahwa wanita yang berada di bawahnya ini adalah Ibunya.
"M..maafkan aku Ibu a..aku s..sudah menahannya ta.. tapi a..aku aku.. maafkan aku." Suara Gerald dengan nada yang menyesal dan mengusap wajahnya dengan gusar kemudian ingin menyudahi perbuatannya yang tidak pantas terhadap Ibunya sendiri.
"Apahh yang kau katakan? Cepat selesaikan ini jangan membuat gairah ku tergantung ini sangat menyiksaku." Dengan suara yang lebih tepatnya seperti lenguhan itu membuat libido Gerald seketika naik kembali.
"Apa kau yakin? Kali ini aku tidak akan melepaskan mu lagi. Aku akan memasukkan mr.p ku kedalam surga mu." Tanya Gerald memastikan bahwa ini keinginan Zeeva.
"Uhhh.. iyahhh faster me baby, i want u, come to meehhh." Dengan tangan yang melingkar di leher Gerald tanda bahwa Zeeva menginginkannya yang membuat libido Gerald seketika memuncak.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love U Mom
Romance"Jangan nak, tolong jangan lakukan ini pada ibu. Aku ini ibu mu, ibu yang membesarkan mu." suara seorang wanita dewasa yang sudah menginjak kepala tiga itu terdengar begitu menyedihkan di sudut kamar yang berantakan dan juga gelap. "Kau bukan ibu ku...