XI

2.2K 25 0
                                    

"Aku hanya ingin merasakan rasanya diinginkan, dipeluk dan digenggam dengan penuh kasih sayang seolah-olah takut untuk aku tinggalkan."

Cuit.....cuit....cuit....

Suara burung hinggap di jendela kamar yang sedang ditempati seorang gadis muda belia yang begitu manis tetapi harus memiliki kehidupan teramat pahit membangunkan dirinya, untuk pertama kalinya merasakan badannya tidak pegal di pagi hari dan begitu ringan, rasanya benar-benar telah beristirahat dengan nyaman.

"Hoamm..."
Sudah pagi yah, aku masih di tempatnya Tuan Reno, saking capeknya dari kemarin sampai-sampai aku tertidur dengan kondisi hanya di balut selimut. Baiklah, aku harus mandi dan pergi ke alamat yang telah Tuan Gelard kirim. Senyum Gea, semoga hari ini keberuntungan datang."-sambil tersenyum, gadis yang bernama Gea itu menuju kamar mandi untuk bersiap-siap.

Tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama, sekitar 10menit ia menyelesaikan ritual mandi pagi nya itu yang untuk pertama kalinya ia mandi menggunakan air hangat yang begitu menyentuh kulit sawo matangnya ia merasakan sangat nyaman dan begitu hangat hingga rasa hangatnya sampai masuk kedalam kulit yang membuatnya bergidik.
Selesai mandi ia langsung mengenakan setelan pakaian yang di bawakan pelayan semalam untuknya.

Tok..tok..tok
Suara pintu yang menandakan ada seseorang yang sudah mengetuknya dari luar. Tanpa berfikir lama-lama Gea pun langsung membukakan pintu untuk seseorang yg telah mengetuknya tadi.
"Permisi Nona, ini breakfast dan pakaian untuk Nona pakai pagi ini."-sambil tersenyum pelayan itu menganggukkan kepala tanda meminta izin untuk masuk ke dalam ruangan yang Gea tempati untuk membawakan keperluannya. Gea kemudian melihat dirinya kembali di cermin, mengamati kaos kasual dan rok sampai paha yang membalut tubuhnya lebih cocok dipakai untuk berjalan-jalan biasa atau ke tempat belanja saja.
"Ha..ha.. saking aku gak tau fashion aku tidak memperhatikan pakaian dan tempat yang akan aku datangi, baiklah aku akan memakai setelan kemeja putih lengan pendek yang agak ketat dan celana panjang warna hitam dengan kain yg lembut dan nyaman dipakai serta heels hitam sekitar 5cm yang baru saja dibawakan pelayan tadi. Aku merasa seperti asisten menejer saja di salah satu perusahaan ternama. Hehe"

Setelah berlalu pergi meninggalkan tempat yang semalaman ia tinggali, ia kemudian naik kendaraan umum untuk menuju tempat yang sepertinya adalah kantor milik lelaki yang bernama Gerald itu.

Sekitar 20menit berada didalam kendaraan umum yang biasa di sebut angkot itu, Gea pun sampai di sebuah bangunan tinggi yang begitu besar. Dugaannya benar bahwa ia sekarang sedang berada di depan kantor ternama di negaranya.
Gea mulai melangkahkan kakinya untuk memasuki salah satu ruangan yang ada di dalam gedung itu.
"Ekhem.. permisi mba' saya baru pertama kali liat mba', mba' cleaning service yang baru itu yah? Perkenalkan saya Danu, cleaning service juga disini sebentar lagi akan jadi senior mu, hehehe"-ucap seorang pemuda yang sambil membawa kain dan alat semprot untuk kaca ini yang sama sekali tidak aku mengerti maksud ucapannya itu.
"Ehh.. sa..saya.. Bu..bukan kar...."
"Biasanya kalo hari pertama kerja mba' harus menghadap dulu sama kepala cleaning service disini mba', mari saya antar"-belum sempat aku mencerna kata-kata nya dia sudah berbicara yang tidak aku pahami lagi.
"Ta.tapi sa..saya..."
"Kenapa kalian menghalangi jalan saya?"-suara dari belakang yang terdengar tidak asing itu entah mengapa membuat perasaan ku jadi lega.
"Ma..maaf Pak Gerald sa..saya hanya ingin me..mengantar kar..."-ucapan lelaki yang bernama Danu yang baru memperkenalkan namanya tadi menggantung.
"Kamu tidak usah repot-repot, dia tamu saya, kamu ikuti saya."-dengan nada datar lelaki yang di panggil Pak Gerald itu berjalan meninggalkan kami berdua.
"Ma..maafkan saya, saya sudah lancang kepada tamu Pak Gerlad"
"Tidak apa-apa saya senang ada orang yang baru pertama ketemu saya langsung ramah seperti kamu, saya masuk kedalam dulu yah"- sambil berlari kecil aku meninggalkan Danu yang masih di luar dan mengekori tuan Gerald menuju kesalah satu ruangan yang ada di gedung ini.
Sepanjang jalan kami, begitu banyak sepasang mata yang melihat ke arah kami dan mulai berbisik tetapi sengaja diperdengarkan dengan jelas kepada siapapun yang lewat.
Wah.. Pak Gerlad walau tanpa ekspresi begitu dia tetap ganteng yah, apalagi senyum, bisa-bisa meleleh aku."-bisik salah satu pegawai wanita itu dengan salah satu temannya.

I Love U MomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang