VI

3.1K 29 3
                                    

Gadis itu tampak duduk lesu sambil memegangi pahanya yang merasa pegal, sejak pagi sampai waktu menunjukkan pukul 21:30 ia berkeliling di tengah kota sambil membawa secarik kertas berisikan surat lamaran pekerjaan dan bermodalkan ijazah SMA nya yang di balut dengan map coklat. Dia tampak merasa putus asa dan juga begitu lapar, saat ini dia hanya menunggu keajaiban yang akan datang menghampirinya, apakah itu untuk mengisi perutnya yang kosong atau untuk mulai bekerja esok? 

_Gea~~*•

"Huffff.... Melelahkan sekali hari ini, sejak pagi aku sudah berkeliling di tengah kota untuk melamar pekerjaan, tapi tempat yang aku datangi belum membutuhkan karyawan baru, begitu susahnya mendapat pekerjaan dengan mengandalkan ijazah SMA saja saat ini, rasanya aku begitu putus asa dan merasa lapar. Aku belum makan apapun selain sarapan bubur ayam di dekat gang yang ku lalui tadi pagi. Sisa uang ku pun tidak cukup membeli nasi seporsi di warung depan jalan ini, aku harus menyisihkan uang ku untuk membayar angkutan umum yang akan mengantarku sampai depan gang rumah ku. Mungkin hari ini keberuntungan sedang tidak di pihakku, tapi aku ingin percaya bahwa Tuhan itu adil saat memberikan kesulitan pasti ada kemudahan untuk umat-Nya yang percaya pada-Nya kan? Baiklah hari ini aku pulang saja dan makan mie instan yang masih tersisa di dapur.
Tring... Tring..
Bunyi suara handphone butut yang berada disaku ku menghentikan langkah ku untuk naik angkutan umum di hadapanku. '"Datang ke tempat Reno, aku menunggumu di kamar semalam untuk melakukan pekerjaan yang belum sempat kau kerjakan, aku memberi mu waktu 30menit untuk sampai kesini. -Gerald."'-sebuah pesan dari nomor yang tidak ku ketahui pemiliknya langsung membuat perasaan yang semalam aku rasakan muncul kembali ke permukaan diri ku. Apa yang harus ku lakukan saat ini? Apa aku melakukan saja yang dia suruh? Aku kan sudah berutang kepadanya, tapi hati ku belum cukup kuat untuk melakukannya. "Ahhh... Hari ini memang hari sial ku yah? Hahaha sebegitu bencinya kah kau kepada ku Tuhan? Aku hanya ingin hidup tenang tanpa beban seberat ini yang harus aku pikul." Air yang keluar dari pelupuk mata ku pun tak dapat ku bendung untuk tidak mengalir di antara pipi kanan dan kiri ku. Tapi aku harus melunasi hutang ku juga kepada Tuan Gerald. Baiklah aku akan naik angkutan umum yang arahnya ke tempat tuan Reno."
.
.
.
  Sekitar 30menit berlalu, Gea sudah berada di depan pintu masuk tempat yang sempat ia kutuk itu. Hatinya seakan memberontak agar tidak masuk ke dalam yang baginya adalah neraka. Tapi otaknya berkata lain, ia harus segera memenuhi kesepakatan yang sempat tertunda karna dirinya yang ketakutan waktu itu. Saat ini pun dirinya merasa begitu takut apa yang akan terjadi selanjutnya pada dirinya.
Dengan langkah yang berat Gea pun mulai mencari kamar yang ia datangi semalam bersama lelaki yang baru di kenalkannya itu.
Sesampainya di depan pintu kamar tersebut, ia berusaha memakai tangan yang bergetarnya untuk mengetuk pintu yang ada di depannya saat ini.
Tok. Tok. Tok.
"Pe..pe.. Permisi Tu.. Tuan, sa.. Saya Ge.. Gea, a.. Apa sa.. Saya bo..boleh ma...masuk? "-suara Gea yang terbata-bata karna begitu gugup dan takut.
Ceklek, suara pintu yang menandakan bahwa seseorang telah membukanya dari dalam.
"Masuklah, kau terlambat 5menit."-kata seorang lelaki bernama Gerald itu yang sudah dari tadi menunggu kedatangannya.
"Ma..maafkan sa..saya Tu..tuan, sa... "-kata Gea menggantung.
"Kau terlalu banyak bicara, kau masuk lah dulu aku akan memanggil pelayan untuk membawa minuman kesini."-ucap Gerald yang membuat perkataan Gea menggantung.
Tanpa disuruh ke 3kali nya,  Gea langsung melangkahkan kaki bergetarnya untuk memasuki ruangan tersebut. Ia mendudukkan dirinya di atas sofa yang lebih empuk dari kasurnya dirumah.
"Kau abis dari mana? Bau mu begitu menyekat di hidungku hingga ruangan ini pun di penuhi oleh bau mu."-ucap Gerald dengan tatapan sinis dan juga menusuk itu.
"A..aku seharian ini berkeliling untuk mencari pekerjaan Tuan, maafkan saya atas ketidaknyamanan Tuan dengan bau saya ini, sa..saya akan pulang dulu besok saya akan menemui Tuan dengan keadaan yang lebih baik."-kata Gea dengan mencari kesempatan untuk kabur.
"Kau pikir disini tidak ada kamar mandi? Kau mandi lah dulu aku akan menunggu mu mandi sambil minum sedikit, aku kasih kau waktu 20menit untuk mandi, kali ini kau harus on time kalo kau tidal ingin merasakan hukumanku."-ucap Gerald dengan nada datar yang membuat bulu kuduk Gear berdiri.
"Ba..baik Tuan"-kata Gea sambil berjalan menuju kamar mandi yang tak jauh dari hadapannya itu.

I Love U MomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang