VIII

2.7K 29 2
                                    

_Gea~~*•

"Ya Tuhan aku sedang berada di pangkuan lelaki yang baru semalam aku kenal ini hanya dibalut handuk yang begitu pendek. Jantungku rasanya ingin melompat dari tempatnya hingga membuat kepala ku pun merasa sangat pusing. Apa yang harus aku lakukan dalam situasi seperti ini? Aku takut, rasanya ingin sekali kabur dari sini tapi seperti ada rantai yang melilit di bawah kaki ku yang menahan seolah-olah berkata, "kau tidak akan bisa kemana-mana" sambil tertawa puas melihat ku tak berdaya. Tangan lelaki ini pun mulai melucuti handuk yang satu-satunya menutupi tubuhku, entah sejak kapan kami pindah dari sofa ke atas ranjang berukuran king size yang lebih empuk lagi dari sofa tadi, mungkin ranjang ini cukup untuk 5 orang tidur di atasnya. Rasanya begitu nyaman membaringkan tubuh di atas sini. Seketika aku tersentak oleh tangan yang mulai menyentuh payudara ku. Pipi ku memerah, jantung ku berdegup sekencang kencangnya, rasanya badan ku kaku, lemas tak berdaya. Tanpa memberikan aba-aba terlebih dahulu ia mulai menyerang bibir ku yang mulai pucat dan dingin. Bibirnya begitu terasa nyata, lembut dan hangat, aku hanya bisa menutup mata dan tidak bertindak gegabah lagi. Lidahnya mulai masuk dan mengabsen setiap inci yang ada di dalam mulut ku, seakan terpanggil lidah ku pun mulai ikut bermain dengan insting yang datang begitu saja. Kami mulai saling menautkan lidah dan saling menggigit dan menghisap bibir satu sama lain. Entah mengapa rasanya begitu nyaman buatku."

"Kau sudah semakin ahli yah, padahal semalam kau sangat kaku dalam berciuman, apa semalam sebelum pulang kau belajar dari lelaki yang ada disini?"-ucap lelaki yang bernama Gerald itu yang saat ini berada di atas ku dan menghentikan kegiatan yang sedang kami lakukan tadi.
"Ti..tidak Tu..tuan, ha..ha..hanya saja sa...saya sa..sa..saya...."belum sempat aku menyelesaikan kata-kataku yang terbata-bata itu ia mulai menyerang bibir ku lagi, tapi kali ini permainannya agak berbeda dari yang tadi. Rasanya ia bermain dengan tergesa-gesa dan kasar seakan ia marah terhadap sesuatu. Aku rasanya tidak bisa mengimbangi permainannya kali ini.
"Aww.. Tu..tuan menggigit bibir ku terlalu keras."-ringis ku yang merasa bahwa bibir bawah ku saat ini sedang mengeluarkan darah.
"Itu hanya permulaan, kenapa kau begitu terkejut, padahal tadi kau sangat menyukai permainan ku, aku akan lebih liar lagi."-seringain yang muncul dari bibir Gerald membuat bulu kudukku berdiri dan rasanya aku begitu sangat ketakutan.
Perasaanku mulai tidak karuan, rasanya kepalaku begitu berat, pandangan ku perlahan-lahan mulai gelap aku sepertinya akan pingsan, samar-samar aku mendengar suara yang mencoba menyadarkan ku. Tapi rasanya badanku sangat ingin beristirahat sejenak. Perlahan mataku mulai menutup dan telinga sudah tidak mendengar apa-apa lagi."
.
.
.
_Gerald~~*

"Ada apa dengan gadis ini? Mengapa pandangannya berubah menjadi begitu kosong? Dia juga sangat pucat, apa dia akan pingsan? Atau ini hanya taktiknya saja supaya aku tidak melakukannya dengan dia? Hah.. tipuannya sangat mudah di tebak.
'"Hey.. ka..kau kenapa? Apa kau segitu tegangnya? Ja..jangan bercanda, ini tidak lucu, heyy... Bangunlah, buka matamu."' Sial apa benar dia beneran pingsan? Padahal aku baru menggigit bibir nya saja dia sudah langsung pingsan? Benar-benar merepotkan gadis ini. Aku harus menelfon dokter dulu untuk memeriksa kondisinya. Setelah kau sadar, aku akan menagih mu dan kau harus membayar semuanya 2kali lipat.

I Love U MomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang