"Ambil nih!" Seru seseorang yang berada dibelakangku.
Sontak aku menoleh kebelakang, tanganku yang sedari tadi menggenggam pena beralih mengetuk keningnya. "Lama banget." Gerutuku.
"Hehe" Tawanya sembari membukakan minuman yang dibawanya.
Aku menengguk minuman dingin yang diberinya "Mampir kemana dulu? Liatin adik-adik kelas? Atau tuh yang kemarin naruh surat di loker kamu.. Siapa sih... Lia"
"Mulai deh" Arya mensejajarkan tubuhnya disamping tubuhku.
"Ya trus?"
"Liatin kaka tingkat dulu"
Mendengar penuturanya bibirku langsung maju beberapa centi "Ih Arya!"
"Loh kenapa?" Tanyanya sembari tertawa.
"Kita kan udah paling senior disini"Tawanya kian menjadi setelah mendengar ucapanku. "Kamu lucu ya" tangannya mencubit pipiku.
"Tapi kamu enggak" Aku menyambut tangannya.
"Haduh ya, kelas nih" suara seseorang dari pintu yang mulai berjalan mendekati kami. Ya dia adalah Bima, teman lelaki disebelahku. Mereka dan beberapa orang lagi memang sangat akrab, perkumpulan orang yang biasanya anak muda menyebutnya dengan "genk".
"Kayak gak pernah bercinta aja lu bim" Saut Arya santai.
"Bercinta jangan dikelas bro.. Ntar kepergok"
"Gak papa ya kalau kepergok sayang, ntar kita langsung nikah" Timpal Arya sembari tertawa yang tentunya juga mengundang tawa Bima.
Bel talah berbunyi tiga kali yang menandakan seluruh siswa SMA green telah menyelesaikan jam pelajaran disekolah. Ruang kelasku seketika heboh setelah hening jam pelajaran terakhir ini karna pelajaran yang membosankan dan guru yang lumayan galak. Aku membereskan buku yang berserakan diatas mejaku dan mulai memasukannya ke tas.
"Makasih sayang" senyumnya setelah aku memasukkan buku itu. Aku hanya menanggukkan kepala.
"Aku ke loker dulu ya, banyak banget nih bukunya berat"
"Aku sekalian titip buku biologi di loker aku ya sayang" sahutnya memberikan kunci dihadapanku.
"hmmmmm....." aku bergumam
"Oke sayang aku tunggu di mobil" Timpal Arya segera keluar meninggalkanku karna Ia sudah tahu kalau aku akan mengajaknya ke loker.
Tak mau buang waktu kakiku segera melangkah ke ujung ruangan sebelah kanan kelasku.
"Del" Sapa wanita yang berdiri sekitar satu meter disampingku.
"Ucik, belum pulang" Tanyaku menjawab sapanya.
"Ini mau pulang, Arya mana?"
"Dimobil" jawabku singkat sembari memasukkan buku ke loker milikku.
"Oh yaudah aku pulang dulu ya" Aku hanya tersenyum kepadanya.
Tanganku merogo saku rokku dan menemukan kunci loker Arya, mataku seketika terhenyak melihat tumpukan kertas didalamnya. "Banyak banget surat nih" gumamku sembari mencari buku yang ia inginkan dan bergegas pergi.
"Nih" Aku menyodorkan sebuah buku."Makasih" Arya menaruh ponsen yang sedari tadi ditatapnya dan mulai menjalankan mobil meninggalkan pekarangan sekolah, "Kita mau kemana sayang?"
"Kok banyak banget ya surat di loker kamu" Celetukku tak menghiraukan ucapannya.
"Kenapa? Cemburu?"
Aku tak menjawab pertanyaannya, wajahku yang sedari tadi menatap lelaki yang mengendalikan mobil ini kupalingkan kearah jendela. Arya yang sejak masuk SMA telah berpacaran denganku sepertinya mengerti apa yang kurasakan, ia menarik tanganku dan menggenggamnya dengan lembut.
Tiba-tiba ponsel miliknya berdering, mata Arya melirik ponselnya lalu tersenyum simpul. Tidak fikir panjang ia melepas tanganku dan menyambar ponselnya dan terjadilah perbincangan antara mereka yang tak lain adalah teman-temannya."Aku anter kamu pulang ya sayang" ucapnya pelan setelah selesai berbincang dalan telfon.
"Gak mau, kamu pasti mau pergi kan dengan temen-temen kamu"
"Cuma mau nemenin Gigi pergi dengan gebetan barunya aja"
"Ya trus kamu jalan bareng temen gebetanya Gigi"
"Tahu aja"
"Ih sayang....
Arya meletakkan tangannya di punggungku sehingga tubuhku mendekat ke tubuhnya "Mangkanya jangan cemberut terus sayang, ntar cantiknya hilang" rayunya fokus menatap jalan yang lumayan padat kendaraan.
Bersambung....
![](https://img.wattpad.com/cover/198641676-288-k840460.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
cintakan saja
RomanceDela menarik pinggang Arya dan berkata "nunduk dong" "jangan pendek banget" sentilnya menundukkan wajah sehingga wajah mereka saling beradu. Arya adalah lelaki idaman di sekolahnya, Dela sang kekasih dinilai sangat beruntung memilikinya. Namun perc...