Sebelas: Bulan Sabit

60 11 0
                                    


Eran mendapat izin dari sekolah untuk mengadakan trial angota klab tari di aula. Dia juga membuka aula itu untuk semua siswa yang ingin menonton. Saat trial berlangsung, Eran terkejut namun senang melihat aula yang setengah terisi. Ada lebih banyak orang di sana dari antisipasinya. Bu Jihan juga ikut menonton. Beliau bilang bahwa ini adalah respon terbaik yang diterima klab tari di beberapa tahun terakhir.

Informasi itu membuat Eran merasa bungah, tapi dia rasa dia hanya bisa merayakan pencapaiannya itu lain waktu. Saat itu, dia punya tugas penting sebagai pelatih. Dia harus fokus agar keputusannya tidak subjektif. Tapi untuk sebentar saja, dia kembali membaca nama terakhir di daftar anggota yang akan mengikuti trial, dan dia harus menahan diri untuk tidak nyengir.

Selina Ilonka – Kontemporer.

Pagi tadi, Eran mendapati Eli sedang menunggunya di depan ruang guru. Eli bertanya, "Apa pendaftaran trial di saat-saat terakhir dapat di terima?" Eran memberinya jawaban positif dengan atitud yang kelewat girang. Eli cukup baik padanya dengan tidak mengomentari reaksinya.

Dalam briefing sebelum trial dimulai, Kia menyambut kembali ketuanya dengan seringaian lebar. "Udah beres mikirnya?" tanyanya sarkastik.

Eli hanya menjawab datar, "Kurang lebih gitu."

Kia mencibir, "Siapa orang sakti yang bisa ngasih lo jawaban yang memuaskan?"

Eli melihat Kia dari atas sampai bawah selama tiga detik, lalu menjawab tanpa emosi, "Orang yang mirip kamu, cuma lebih aneh."

Selagi Kia protes dan mulai merecoki Eli lagi, Eran menahan tawa. Kalau dipikir-pikir, Eli benar juga. Ada sesuatu tentang Arga yang mirip dengan Kia. Mungkin akan menarik jadinya kalau mereka bertemu suatu hari nanti. Sikap jujur dan mudah terkesan Kia akan melambukan kepala Arga ke langit. Mungkin Arga akan mengatakan hal bodoh seperti dia ingin mengadopsi Kia pada Irene.

Uh. Lihat kan betapa mudahnya distraksi mengalahkannya?

Fokus, Eran. Fokus, ujarnya pada dirinya sendiri. Dia kemudian memanggil anggota berikutnya untuk tampil di panggung kecil aula, "Kiana Aprisia."

Entah karena terlalu bersemangat atau gugup, langkah-langkah Kia berubah menjadi lompatan-lompatan kecil ketika dia menaiki panggung. Eran mengenali lagu yang Kia bawakan, "This is Me" dari film "The Greatest Showman." Dia sendiri belum menonton filmnya, namun dia tahu lagu itu ketika Arga menunjukkan padanya sebuah video cover dance lagu itu oleh Tomika Dance Club.

Kia mengambil posisi pose, yang mirip posisi dogeza,  yaitu posisi duduk di atas kaki yang terlipat dengan dibungkukan dan kedua tangan diletakkan di dekat kepala. Setelah Kia memberinya anggukan siap, Eran menekan tombol play di laptopnya yang tersambung dengan pengeras suara.

Di hari yang sama ketika Eran mengumumkan trial ini, Kia bertanya padanya apa mereka dibebaskan memilih tarian mereka. Ketika dia mendapat afirmasi, dia betul-betul girang. Kia menggunakan kesempatan ini untuk mengetes bakatnya dalam kebebasan, dan itu terlihat jelas dari penampilannya.

Di tempo awal yang lamban di lagu power balad yang dia tarikan ini, gerakan Kia masih terlalu tajam. Namun ketika lagu memasuki chorus, Kia menari dalam sinkronisasi yang tepat dengan lagu itu. Ekspresinya tidak pernah salah tempat dan antusiasmenya menyala-nyala. Secara keseluruhan, penampilannya sangat enak dinikmati. Seperti biasa.

Penampilan berikutnya adalah Plata. Di tengah-tengah penampilannya, Eran baru menyadari bahwa yang dia tampilkan adalah tariannya dengan Eli yang Eran lihat lewat video Kia. Itulah sebabnya sesuatu di penampilannya tampak kosong, seharusnya ada partnernya di sana. Plata seharusnya bisa mengatur komposisinya untuk menjadi lebih seimbang, tapi terlepas dari itu, tekniknya baik.

MoondanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang