#4

16.7K 961 5
                                    

Setelah pria itu pergi dari kamarnya, Dervla pun langsung bergegas keluar dari rumahnya secara diam-diam, tanpa sepengetahuan keluarganya, lalu ia berjalan menuju sebuah taman yang letaknya berada tak jauh dari rumahnya. Dan sesampainya di taman itu, ia memperhatikan matahari yang mulai terbit, dengan cahayanya yang berwarna kuning kemerahan, dan membuat mata gadis itu terasa segar.

Bibirnya pun terangkat saat melihat matahari yang perlahan mulai naik. Pagi ini memang terasa sedikit berbeda bagi Dervla, karena biasanya ia tak pernah memperhatikan matahari terbit sampai keluar dari rumahnya. Tapi entah mengapa, ia merasa pagi ini adalah pagi terakhirnya untuk melihat matahari terbit, sehingga ia ingin melihatnya dari jarak yang lebih dekat dari biasanya.

Ia pun terus menyaksikan seluruh keagungan sang fajar, seolah-olah itu adalah pertama kali baginya. Lalu ia mulai teringat kembali dengan salah satu kalimat pria itu.

"Mencabut semua rasa sakit, dan memberikanmu kehidupan yang baru" begitu salah satu kalimat yang terucap dari bibir pria itu, yang terus tergiang-ngiang di dalam kepalanya Dervla.

Mencabut semua rasa sakit, dan memberikan kehidupan yang baru? Nampaknya kini Dervla sudah mulai paham dengan kalimat tersebut. Lalu ia mengucapkan selamat tinggal pada sinar matahari, dan bersiap menyambut jadi apa ia nanti.





************************





Sesuai dengan apa yang pria itu katakan tadi pagi, malam ini pun Dervla kembali datang ke pemakaman neneknya. Lalu ia duduk di pinggir makam neneknya sambil memperhatikan sekitar, dan mencari pria itu. Karena tak menemukannya, ia pun menghela nafasnya, dan menatap kearah nisan neneknya, "Nek, maafkan aku, maaf untuk semuanya. Setelah ini aku tak tahu bakal jadi apa aku nantinya, karena pria itu mengatakan kalau akan memberikanku kehidupan yang baru, dan tentu saja aku begitu tertarik, karena aku sudah sangat muak dan bosan dengan hidupku yang sekarang ini" ujarnya sambil mengusap batu nisan itu dengan satu tangannya.

Namun tanpa ia sadari, pria yang dicarinya tadi sudah duduk di sebuah makam, yang terletak tidak jauh dari belakangnya Dervla, "Sudahkah kau mengucapkan selamat tinggal pada cahaya?" ujar pria itu sambil menggosok-gosokkan kedua tangannya disertai dengan sebuah senyuman yang mengerikan.

Dervla yang mendengarnya pun begitu terkejut, lalu ia segera berdiri dan menoleh kearah sumber suara. Namun belum sempat Dervla menjawabnya, tiba-tiba saja pria itu sudah berada di depannya. Dan tanpa berkata apa-apa, pria itu langsung menggigit lehernya Dervla, dan menghisap darah yang mengalir keluar, sehingga gadis itu merasa kesakitan.

Terus saja pria itu menghisap darahnya Dervla, dan semakin lama hisapannya semakin kuat, hingga membuat darahnya Dervla tersedot begitu banyak olehnya. Dengan sekuat tenaga, Dervla berusaha menyingkirkan kepala pria itu dari lehernya, namun sayang, ia tak mampu, karena kini tubuhnya sudah mulai terasa lemas, ditambah kulitnya yang sudah berubah menjadi pucat, karena kehilangan begitu banyak darah.

Tak lama kemudian pria itu melepaskan gigitannya, dan sedikit menjauhkan wajahnya dari lehernya Dervla. Lalu ia menatap Dervla dengan gigi dan mulutnya yang berlumuran darah, dan kemudian ia berbisik, "Aku sudah mengangkatmu ke titik kematian. Jika aku meninggalkanmu di sini, kau akan mati dengan tubuhmu yang sudah mulai sekarat ini. Atau, kau bisa menjadi selalu muda, teman. Seperti diriku sekarang. Jadi apa kau masih ingin mati, atau ikut bersama denganku?".

Dengan tubuhnya yang sedang sekarat, Dervla merasa tak punya pilihan lain, selain ikut bersama dengan pria itu. Karena ia tak ingin mati di tempat peristirahatan terakhir, orang yang sangat ia sayangi, yaitu neneknya. Perlahan gadis itu menganggukkan kepalanya, dan berkata, "Ya, aku ikut bersama denganmu".

Saat itu pula, sebuah senyuman yang mengerikan mulai terukir diwajah pria misterius itu, lalu ia. . .














To be continue. . .

Tueur de Vampire [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang