#16

7.7K 429 0
                                    

Franc pun terus berjalan menelusuri hutan tersebut, tapi langkahnya langsung terhenti, saat ia melihat Dervla, yang sedang mengobrol dengan Joe. Matanya pun langsung memancarkan kemarahan setan, hanya karena melihat hal tersebut, lalu ia segera berjalan menghampiri mereka berdua.

"Dervla!" pekiknya, hingga membuat mereka menoleh ke arah Franc.

"Franc?" ucap Dervla.

"Sedang apa kau di sini? Dan kenapa, kau masih saja menemuinya?!" ucap Franc dengan ketus, sambil melirik dengan sinis, ke arah Joe.

"Aku datang ke sini memang untuk menemui Joe, dan meminta bantuan padanya, untuk mengajariku berburu, sebab sedari tadi, perutku terasa sangat lapar" tutur Dervla, sambil menundukkan kepalanya.

Kedua matanya Franc pun langsung membulat, setelah mendengar, apa yang baru saja Dervla katakan. Lalu ia berkata, "Apa kau tidak salah, meminta binatang ini, untuk mengajarimu berburu?".

Namun Joe hanya diam saja, dan menahan amarahnya, yang sudah hampir meledak.

"Lagipula, aku sudah mengatakan padamu, kalau kau lapar, cari saja aku" sambung Franc.

"Tapi aku tidak tahu, harus mencarimu ke mana? Karena kastil itu begitu luas, dan juga besar" ucap Dervla.

Franc pun menghela nafasnya dengan kasar, dan memalingkan pandangannya, "Kalau begitu, sebaiknya sekarang kita pulang, dan jangan pernah, kau menemui binatang ini lagi!" ucapnya, sambil melirik ke arah Joe.

"Berhentilah memanggilku, dengan panggilan seperti itu! Kalau tidak, maka aku akan mengibarkan bendera peperangan padamu!" ucap Joe, dengan nada bicara, yang tinggi.

Franc pun langsung mendengus, dan memutar bola matanya, "Coba saja, itu pun kalau kau berani" cibirnya.

Dervla yang melihat hal tersebut pun, tak tinggal diam saja, segera ia mengcekram tangannya Franc, dan menatap Joe, "Joe, tahan amarahmu, dan terima kasih, sudah mengajariku berburu. Tapi sekarang, aku harus pergi, sampai nanti" katanya yang kemudian langsung menarik tangannya Franc, dan membawanya pergi dari sana.





*************************




Setelah sampai di kastilnya Franc, mereka berdua langsung berbincang-bincang, di dalam kamarnya Dervla.

"Sampai kapan, kau akan terus menemuinya?" tanya Franc, sambil menatap keluar jendela.

"Tidak tahu, memangnya kenapa?" tanya Dervla, yang malah berbalik tanya pada Franc, lalu ia meraih segelas darah dari atas nakas, dan meneguknya perlahan-lahan.

Franc pun menghela nafasnya dengan kasar, dan menoleh ke arah Dervla, "Sebaiknya, kau jangan pernah menemuinya lagi, kau kan tahu, kalau bangsa kita, dan bangsanya Joe bermusuhan? Dan, jika kau masih menemuinya, maka sama saja, kau mengundang peperangan. Apalagi jika Count Dracula mengetahuinya, maka tamatlah riwayat kita" tuturnya.

Dahinya Dervla pun langsung mengerut, setelah mendengar, apa yang baru saja Franc katakan, "Kenapa bisa tamat?" tanyanya kembalinya.

Dengan kasar, Franc menghela nafasnya kembali, dan memalingkan pandangannya, "Karena Count akan membunuh kita. Sebab, ia sangat tidak suka, jika ada pertengkaran, di antara para rakyatnya, terutama vampire dan werewolf. Seorang raja, tentunya ingin rakyatnya, hidup dengan damai, bukan? Begitu pula dengan Count, sebagai seorang Raja dari Kegelapan, ia ingin semua para makhluk kegelapan, hidup dengan damai, dan tentram. Maka dari itu, ia sangat tidak suka, jika ada peperangan, di antara rakyatnya" jelasnya.

Setelah mendengar penjelasan dari Franc, barulah Dervla paham, tentang hal itu. Lalu ia mengganggukkan kepalanya, dan menatap ke depan, "Baiklah kalau begitu, aku mengerti. Tapi, apakah kau bisa mengajariku, cara berburu manusia? Sebab, aku tak tega, jika harus terus-menerus berburu hewan, dan membunuhnya" tuturnya.

"Kalau soal itu, aku tidak bisa mengajarinya, karena aku sendiri, sudah tak pernah berburu sama sekali. Dan aku hanya meminum darah, yang kubeli di rumah sakit, jadi aku sudah tak pernah berburu lagi" ucap Franc, tanpa menoleh ke arah Dervla.

"Jadi benar, apa yang dikatakan oleh Joe" ujar Dervla, sambil mengganggukkan kepalanya.

Mendengar apa yang baru saja gadis itu katakan, membuat Franc langsung menoleh ke arahnya, dan mengerutkan dahinya, "Memangnya, binatang itu mengatakan apa, padamu?" tanyanya.

"Ia mengatakan, kalau kau merupakan, seorang Tueur de Vampire, tapi tidak dengan sekarang. Karena saat ini, kau sudah tak pernah berburu lagi, dan hanya keluar dari kastil, ketika ingin membeli stok darah saja" jawabn Dervla.

Franc pun langsung terdiam sejenak, dan menghela nafasnya. Lalu ia menatap keluar jendela lagi, dan berkata, "Benar, dulu aku memang seorang vampire pembunuh, karena aku lebih sering membunuh korbanku, dibandingkan mengubahnya menjadi seperti kita. Tapi lama-kelamaan, aku merasa bersalah. Hingga akhirnya, aku memutuskan untuk berhenti, menjadi seorang vampire pembunuh".

Namun Dervla hanya terdiam, dan menggangguk paham, tanpa mengatakan apa-apa.

"Dan sepertinya, aku harus pergi sebentar" ujar Franc, tanpa menoleh ke arah Dervla.

Segera Dervla menoleh ke arah Franc, dan menatapnya, "Pergi? Pergi ke mana?" tanyanya, dengan dahinya yang ia kerutkan.

"Ada sesuatu, yang harus aku kerjakan" jawab Franc, yang kemudian segera melompat, melalui jendela kamarnya Dervla.

"Francccccc tunggu!" pekik Dervla, yang langsung berlari ke arah jendela, namun saat ia melihat keluar jendela, Franc sudah tidak ada di bawah sana.

"Cepat sekali perginya, sudah menghilang saja" gumamnya, sambil menghela nafasnya.














To be continue. . .

Tueur de Vampire [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang