#7

13.3K 785 6
                                    

"Ia adalah Rébecca Pueyrredón, seorang vampire, sama seperti kita" jawab Franc, sambil memalingkan pandangannya, dari Dervla.

"Tapi, kenapa ia terlihat begitu jutek?" tanya Dervla.

Franc pun menghela nafasnya kembali, dan menoleh ke arah gadis itu, "Ia memang seperti itu, biarkan saja, tak usah kau ambil pusing" katanya, "Dan sebaiknya, sekarang kau istirahat, tapi jika kau perlu sesuatu, cari saja aku" sambungnya, yang kemudian segera bangkit, dari tempat tidur.

"Baiklah" ucap Dervla, sambil mengganggukkan kepalanya.

"Kalau begitu, aku pergi dulu, selamat malam" ujar Franc, yang segera pergi, dari kamar tersebut.

Dervla pun, hanya mengganggukkan kepalanya, dan bangkit dari tempat tidur. Lalu ia menutup pintu kamarnya, dan berjalan menuju jendela kamar, yang memang belum ditutup. Saat sampai di sana, ia berdiri di dekat jendela itu, sambil menatap ke arah luar jendela, "Rasanya begitu berbeda, benar-benar seperti menjalani kehidupan kedua" gumamnya.

Sebenarnya, masih ada banyak hal, yang ingin ia tanyakan pada Franc. Tapi sayang, waktunya tidak tepat. Jadi mau tak mau, Dervla harus memendamnya dulu, sampai waktunya tepat. Lalu ia menghela nafasnya dengan berat, dan berjalan ke arah tempat tidurnya. Kemudian, ia mencoba merebahkan tubuhnya di sana, dan memandangi langit-langit kamarnya.





*************************





Kini, waktu sudah menunjukkan, pukul lima sore, tapi Dervla baru saja, terbangun dari tidurnya, dan merasa perutnya, yang terasa begitu lapar. Bahkan, ia merasa tak pernah selapar itu sebelumnya. Perlahan, ia bangkit dari tempat tidurnya, dan berjalan ke arah pintu kamarnya. Lalu ia membuka pintu itu dengan satu tangannya, dan segera keliar.

Namun setelah berada di luar, ia malah bingung, ingin pergi ke mana? Karena ia tak tahu, di mana Franc berada, saat ini. Tapi tiba-tiba, wanita yang ia lihat kemarin, datang dan berjalan ke arahnya.

"Jadi siapa namamu?" tanya wanita itu dengan datar, dan ia adalah Rebecca, yang kemarin diceritakan, oleh Franc.

"Namaku Dervla" jawab Dervla, yang cukup singkat.

"Oh" ucap wanita itu, yang seakan tak peduli, sambil memutar bola matanya, "Lalu kenapa Franc membawamu ke sini?" tanyanya, sambil melipat kedua tangannya, di dada.

"Aku tidak tahu, tapi setelah ia merubahku menjadi vampire, ia mengajakku untuk tinggal di kastil ini" jawab Dervla, sambil menggeleng pelan.

"Hey, ternyata kau sudah bangun, Dervla" sahut Franc, yang baru saja datang, sambil membawa segelas minuman, dengan warna merah pekat.

"Franc, baru saja aku ingin mencarimu" ujar Dervla, yang beralih menatap pria itu.

"Oh ya? Memangnya ada apa?" tanya Franc, dengan satu alisnya, yang terangkat.

"Karena aku sangat lapar" jawab Dervla, sambil menundukkan kepalanya, dan mengulum bibirnya.

Franc pun menggangguk paham, dan memberikan segelas minuman yang dibawanya, pada Dervla, "Ini, sudah kubawakan untukmu" katanya.

Melihat segelas minumam tersebut, membuat Dervla menjadi bingung, dan mengerutkan dahinya, "Ini apa? Kenapa warnanya seperti ini?" tanyanya.

"Tentu saja darah, memangnya apalagi?" sahut Rebecca, sambil memutar bola matanya. Tapi hal itu, malah membuatnya mendapat tatapan yang tajam, dari Franc.

"Ambil lah, dan habiskan" ujar Franc, yang beralih menatap Dervla, yang berada di depannya.

Dengan sedikit ragu, Dervla mengambil gelas tersebut dari tangannya Franc, tanpa mengatakan apa-apa.

"Ya sudah, kami pergi dulu, ya?" ucap Franc, yang kemudian menarik tangannya Rebecca, dan membawanya pergi  dari sana.

"Iya" jawab Dervla dengan singkat, sambil memperhatikan mereka sejenak. Lalu setelah itu, ia memasuki kamarnya lagi, dan menutup pintunya.

Sedangkan Franc, terus saja menarik tangan wanita itu, dan berjalan menuruni tangga, yang besar dan juga berkelok-kelok.

"Franc, lepaskan!" ucap Rebecca, yang berusaha menepis tangannya Franc, tapi sayang tenaganya tidak cukup kuat.

Franc pun hanya mengabaikannya saja, dan terus menarik tangan wanita itu. Dan setibanya di lantai utama, ia melepaskan cengkramannya, pada tangannya Rebecca.

"Kenapa kau menarik tanganku seperti itu, Franc?!" ucap Rebecca, dengan sedikit ketus.

"Bisa tidak? Kau jangan terlalu jutek, pada Dervla? Ia seorang vampire yang baru lahir, sama sepertimu dulu. Nanti ia bisa tidak betah, tinggal di sini, jika kau terus bersikap seperti itu, padanya!" ucap Franc, dengan nada bicara yang sedikit lebih tinggi, dan menatap Rebecca, dengan tajam.

"Tapi aku tidak suka, jika ia tinggal di sini! Dan lagipula, semudah itu kah, kau merubah seseorang, menjadi seperti kita? Lalu, kau membawanya ke kastil ini. Bagaimana jika nanti, ia malah menjadi ancaman untuk kita?" ucapnya dengan ketus, dan melipat kedua tangannya, di dada.

Dahinya Franc pun langsung mengerut, setelah mendengar, apa yang baru saja Rebecca katakan, "Menjadi ancaman untuk kita? Maksudmu, ancaman bagaimana?" tanyanya.















To be continue. . .

Tueur de Vampire [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang