#12

9.8K 538 3
                                    

Franc pun menghela nafasnya, dan menoleh ke arah Dervla, "Cerita yang sebenarnya adalah, para manusia serigala, bisa berubah menjadi manusia seutuhnya, menjadi setengah manusia dan setengah serigala, dan juga, bisa berubah menjadi seekor serigala, tergantung bagaimana yang mereka mau. Dan juga, mereka bisa berubah menjadi manusia serigala kapan saja, tidak harus menunggu  sampai bulan purnama datang, tapi tetap saja, saat bulan purnama, mereka tetap berubah menjadi setengah manusia, dan setengah serigala. Pada saat seperti itu, mereka terlihat sangat menjijikkan, apalagi jika melihat bulu-bulu lebat, yang tumbuh di seluruh tubuh, dan juga wajah mereka" jelas Franc, sambil bergidik geli, karena membayangkannya.

Setelah mendengar penjelasannya Franc, Dervla langsung menggangguk paham, karena kini ia sudah tahu, tentang hal yang sebenarnya, yang selama ini, belum pernah ia ketahui.

"Ya sudah, sebaiknya sekarang kau istirahat saja. Tapi ingat, jika kau lapar, cari saja aku" ujar Franc, sambil menoleh ke arah Dervla.

"Tapi, masih ada yang ingin kutanyakan padamu" ucap Dervla.

"Apa?" tanya Franc, dengan dahinya yang ia kerutkan.

"Rebecca itu siapa mu? Kenapa, ia terlihat membenciku?" tanya Dervla, yang berbalik tanya, pada Franc.

Franc pun menghela nafasnya, dan kembali menatap ke depan, "Ia bukan siapa-siapa ku, hanya teman saja, sama sepertimu. Tapi, yang merubahnya menjadi seorang vampir, bukan lah diriku, melainkan vampir lain. Hanya saja, saat itu aku tidak sengaja menemukannya, yang sedang sekarat di taman kota, dengan gigitan yang berada di lehernya. Lalu aku mengira, dia akan mati, dan tak akan selamat. Tapi rupanya, vampir yang menggigitnya, sudah merubahnya menjadi seorang vampir. Dan ketika sudah berubah menjadi vampir, ia tak tahu ingin pergi ke mana, hingga akhirnya aku mengajaknya ke kastil ini, dan tinggal bersama denganku. Tapi rupanya, ia salah mengartikan kebaikanku terhadapnya, karena aku sering memberikannya darah, seperti yang kulakukan padamu. Justru ia malah mengira, kalau aku menyukainya, padahal tidak sama sekali. Hingga membuat ia jadi menyukaiku, dan pada akhirnya, ia menyatakan perasaannya padaku, tapi aku menolaknya. Namun, ia tak pernah menyerah sama sekali, dan terus saja, ia menyatakan cinta padaku. Bahkan,ia juga sering memaksaku, untuk menerima cintanya, tapi aku selalu menolaknya, hingga sampai saat ini" tuturnya.

"Jadi ia membenciku, hanya karena ia cemburu padaku saja?" tanya Dervla, tanpa melepaskan pandangannya, dari vampir itu

"Benar" jawab Franc, sambil mengganggukkam kepalanya, "Ya sudah, sekarang kau istirahat saja, sudah tidak ada, yang ingin kau tanyakan lagi, kan?" ucapnya, dengan satu alisnya yang terangkat.

Namun Dervla hanya mengganggukkan kepalanya saja, tanpa mengatakan apa-apa.

"Baiklah kalau begitu, selamat beristirahat" ujar Franc, sambil menepuk bahunya Dervla, dan kemudian, ia segera beranjak pergi, dari sana.

Tapi lagi-lagi, Dervla hanya diam saja, dan melamun, karena tiba-tiba, ia jadi merindukan keluarganya, dan ingin mengunjunginya.




*********************




Dervla merasa beruntung, karena menjadi vampir, di jaman yang sudah modern seperti ini. Karena itu artinya, ia bisa bebas berbaur dengan manusia, tanpa harus dicurigai, karena pakaian yang dipakainya.

Ia pun terus melangkahkan kakinya, menelusuri jalanan kota yang masih ramai, dipenuhi oleh para manusia. Di sana, orang-orang masih sibuk, dengan akfititasnya masing-masing, ada yang sedang berjalan kaki, seperti yang ia lakukan, ada yang sedang berada di dalam toko dan membeli sesuatu, dan ada juga, yang sedang naik taksi.

Lalu Dervla memasuki sebuah komplek perumahan, dan ia menyelusuri jalanan di sana, yang sudah mulai sepi. Bahkan rumah-rumah yang ia lewati, pintunya sudah tertutup rapat, padahal saat ini, baru pukul 9 malam.

Namun tiba-tiba,ngadis itu menghentikan langkahnya, saat. . .















To be continue. . .

Tueur de Vampire [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang