#25 (End)

14.4K 445 25
                                    

Setelah berburu bersama kemarin malam, kini Dervla pun sudah mulai paham, bagaimana cara berburu, seorang manusia. Dan ia tidak ingin, memburu binatang lagi, dan hanya akan, memburu manusia saja.

Tapi tiba-tiba, ia merasa tenggorokkannya, yang terasa begitu kering. Dan tanpa berpikir panjang, ia langsung melompat, dari jendela kamarnya, yang berada di lantai dua, lalu ia terjun ke bawah.

Setelah berada, di luar rumah itu, ia pun langsung berjalan, dan menyelusuri jalan setapak, yang sudah mulai sepi, karena kini, waktu sudah menunjukkan, pukul setengah 10 malam. Kedua matanya pun, sibuk memperhatikan sekitar, dan mencoba mencari seseorang, di sekitar sana, tapi sayang, ia tak menemukan seorang pun.

Dengan berat, ia menghela nafasnya, dan terus berjalan, "Kenapa kota ini, sepi sekali?" batinnya.

Sedangkan di dalam hatinya, ia merasa begitu senang, dan juga bebas. Karena kini, Franc sudah tak lagi melarang-larangnya, untuk pergi kemana pun, dan berteman dengan siapa pun. Bahkan, ia pun mengizinkan Dervla, untuk mencari mangsa seorang diri. Hanya saja, ia berpesan pada Dervla, untuk selalu berhati-hati, saat sedang berada di luar, dan Dervla pun meng-iyakannya.
Dan barulah, kini Dervla merasakan, hidup untuk kedua kalinya, karena kini, ia bisa pergi ke tempat manapun, yang ia suka, tanpa ada seorang pun, yang melarangnya.

Tapi tiba-tiba, Dervla menghentikan langkahnya, saat melihat seorang gadis, yang tengah berjalan seorang diri, di depan sana. Namun langkahnya terlihat gontai, seperti sedang mabuk. Bibirnya Dervla pun langsung terangkat, hingga membuat gigi-giginya yang tajam, jadi menonjol keluar. Lalu ia menghentikan langkahnya, dan memperhatikan sekitar, sambil menunggu gadis itu, berjalan menghampirinya.

Semakin lama, gadis itu semakin dekat dengannya, dan ia menunggunya, dengan hati yang gembira. Dan saat si gadis, sudah sedemikian dekat dengannya, ia langsung menghadang jalan gadis itu, hingga membuat si gadis, langsung menghentikan langkahnya.

"Jangan menghalangi jalanku" ujar gadis itu, dengan matanya yang terlihat sayu.

Namun Dervla malah menyunggingkan senyuman miring, dan berkata, "Kau mabuk? Mulutmu bau alkohol".

"Ya, makanya jangan menghalangi jalanku" jawab gadis itu.

Namun Dervla tak bergeming, ia masih saja, berdiri di depan gadis itu.

"Ck, kenapa kau malah diam saja? Cepat minggir, dan jangan menghalangi jalanku!" cetus gadis itu, sambil mendorong tubuhnya Dervla, tapi dengan cepat, Dervla menangkis tangannya.

Tanpa berkata apa-apa, ia menarik tubuh gadis itu, ke dalam pelukannya, dan langsung menatap, ke arah lehernya.

"Lepaskan, aku masih normal!" protes gadis itu, yang berusaha untuk memberontak. Tapi sayang, tenaganya tak cukup kuat, dari Dervla. Ditambah, kini ia dalam keadaan mabuk.

Dan tiba-tiba, ia pun berteriak, saat merasakan gigi-gigi yang tajam, menancap dan menyobek kulit lehernya, sehingga mengeluarkan darah. Tapi teriakannya langsung berhenti, saat ada sebuah telapak tangan, yang menutup mulutnya. Dan itu, adalah tangannya Dervla.

Sedangkan mulutnya, terus saja menghisap darah, dari leher gadis itu,semakin lama, dan semakin kuat, seperti bayi, yang tengah kehausan.

Lama-kelamaan, tubuh gadis itu menjadi pucat, karena kehilangan cukup banyak darah. Tapi Dervla tak mempedulikannya, dan terus saja, menghisap darah gadis itu.


Prok prok prok. . .


Ia langsung menghentikan aktifitasnya, tanpa melepaskan gigitannya, pada gadis itu, saat mendengar, suara tepuk tangan. Lalu ia segera menoleh, ke arah sumber suara, yang berasal dari belakang, tapi ia begitu terkejut, saat melihat seorang pria, yang tengah berjalan menghampirinya.

"Franc?" batinnya, saat melihat pria itu. Ya, pria itu memanglah Franc.

"Rupanya, kau sudah mulai paham, bagaimana caranya, memangsa seorang manusia" ujar Franc, sambil menghentikan langkahnya, dan berdiri di sebelahnya Dervla.

Dervla pun segera melepaskan gigitannya, dari leher gadis itu. Dan pada saat itu pula, tubuh gadis itu, langsung terjatuh begitu saja, dan kejang-kejang, karena sudah mendekati ajalnya.

Lalu dengan gigi, dan mulut yang berlumuran darah, ia berkata, "Itu karena dirimu Franc, kau lah yang mengajariku".

Bibirnya Franc pun langsung terangkat, hingga gigi-giginya yang tajam, jadi menonjol keluar, "Aku tak menyangka, jika rupanya, kau cepat tanggap juga, Dervla" ucapnya.

"Kau kira, aku tak bisa seperti dirimu, hehm?" tanya Dervla, dengan satu alisnya yang terangkat, dan menatap Franc, dari jarak yang begitu dekat.

Dengan senyuman yang masih mengembang diwajahnya, Franc pun berkata, "Sepertinya, aku telah menemukan partner ku".

Mendengar apa yang baru saja pria itu katakan, membuat dahinya Dervla jadi mengerut, "Partner? Partner apa?" tanyanya, yang terlihat bingung.

Tapi Franc malah tertawa pelan, dan meraih dagunya Dervla, yang berlumuran darah, "Partner hidup, karena selama ini, aku tak pernah merasa sepemikiran, dengan Rebecca" jawabnya.

Namun, Dervla masih saja tak mengerti, dengan dahinya yang tetap ia kerutkan. Lalu Franc mendekatkan wajahnya pada Dervla, dan. . .

Bibirnya menempel, pada bibirnya Dervla. Lalu ia mulai melumat bibir gadis itu, dan membersihkan sisa darah, yang berada di sana.

Sedangkan Dervla, ia hanya terdiam, dan mematung. Namun jantungnya, berdebar dengan sangat kencang, seakan ingin lepas, dari tempatnya. Perlahan, Franc memeluk pinggangnya Dervla, dan terus melumat bibirnya.

Setelah beberapa saat, Franc melepaskan ciumannya, dan menatap Dervla, yang masih terpaku, "Aku mencintaimu, Dervla. Hiduplah bersama denganku, dan jadilah Tueur de Vampire, bersama denganku" katanya.

Deg!

Jantungnya langsung berhenti berdetak, saat mendengar, apa yang baru saja Franc katakan. Sungguh, ia tak menyangka, jika rupanya Franc mengatakan hal tersebut, karena ia sempat menduga, kalau Franc membencinya.

"Bagaimana Dervla? Kau mau kan? Menjalani hari-harimu sebagai vampir, bersama denganku?" tanya Franc, sambil meraih wajahnya Dervla, dan mengusapnya dengan lembut, sehingga membuat gadis itu, tersadar dari lamunannya.

Perlahan, Dervla meraih tangannya Franc, yang berada diwajahnya, lalu ia menggenggamnya dengan erat, "Aku mau Franc. Dan lagipula, kau sudah mulai menepati janji-janjimu, padaku. Dan, hanya dirimu lah, seorang vampire yang kukenal. Dan juga, karena dirimu lah, aku bisa hidup, untuk kedua kalinya" jawabnya.

Sebuah senyuman pun, mulai terukir diwajahnya Franc, lalu ia langsung memeluk Dervla dengan erat, "Terima kasih Dervla, aku sangat mencintaimu. Dan mulai saat ini, kita akan menjadi, Tueur de Vampire" ujarnya.

Hanya dengan sebuah anggukkan dan senyuman, Dervla menjawabnya. Dan ia pun, segera membalas pelukannya Franc. Kini, ia merasa begitu bahagia, karena akhirnya, ia menemukan cinta sejatinya, yaitu seorang vampire, seperti dirinya, "Aku juga mencintaimu, Franc" batinnya.





















~ The End~


...........................................................


Hallo~ Tueur de Vampire udah tamat nih. Gimana, kalian puas gak sama endingnya? Atau masih penasaran sama kisahnya, Franc dan Dervla? Dan mau sekuelnya?

Btw, makasih buat kalian yang udah baca cerita aku ini. Aku harap, kalian menyukainya ^^

Okey, mungkin segitu aja, jangan kepanjangan xD
Sampai bertemu, di cerita aku, yang lainnya ya. . .

Tueur de Vampire [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang