🌡⚾🃏-
"Pagi Ayaaaaaaaah!"
Dengan semangat Jaemin mengecup pipi milik Jeno -Ayah Jaemin- lalu mendudukan dirinya yang telah berbalut seragam putih abu-abu di sebelah kursi yang ditempati Jeno.
"Pagi juga sayangnya Ayah," balas Jeno sembari mengusak rambut hitam legam jaemin. Memberi senyuman manis pada anak sulungnya yang manis.
"Nana gitu ya, Ayah doang yang dicium. Gak sayang bunda kamu ya.." canda Siyeon sambil kedua tangannya sibuk mengolesi selai coklat pada roti.
"Hehehe- bunda jauh abisan," alasan.
Dalam hati pemuda lee jaemin, ia ingin sekali bilang kalau ia tidak peduli pada sang bunda, ia hanya ingin memberikan ciuman pagi untuk Jeno! tapi Jaemin sejahat itu, bagaimanapun Siyeon tetap orangtuanya.
"Ayah hari ini lembur lagi kaya kemarin??" Tanya Jaemin dengan nada antusias.
Oh tentu saja, ia selalu antusias jika tentang ayahnya.
jeno mengangguk tanpa menoleh. sibuk menghabiskan pancake-nya.
"Habis pulang sekolah nana boleh dateng?" Tanya Jaemin.
"Boleh, tapi jangan sama temen kamu si Lucas itu. anaknya keliatan gak bener." Jawab Jeno.
Jaemin merona. Berpikir kalau si ayah bersikap peduli dan posesif layaknya seorang kekasih. Padahal jeno hanya tidak ingin putra manisnya salah pergaulan.
"Bunda! Kaos kaki adek kemanaaaaa?!"
Jaemin berjengit saat mendengar pekikan suara bass khas milik si bungsu. Mengundang kekehan gemas dari jeno.
Selang beberapa detik datang seorang pemuda masih berbalut seragam sma yang belum terkancing sama sekali dengan muka masih mengantuk.
"Hih! Adek pasti belum mandi lagi kan?!" tebak Jaemin.
Jisung cengengesan lalu mengangguk. Si bungsu ini memang jarang mandi pagi, ia menukar waktu mandinya jadi sepulang sekolah. Alasannya, ia takut kedinginan kalau mandi pagi.
"Pagi sepeda familiku!" Sapa jisung dengan suara yang agak sedikit crack. Wajar, dia lagi mengalami masa pubertas yang mana suaranya masih kadang bass kadang kaya banci.
Ia mencium pipi siyeon lalu kakak manisnya sebelum mendaratkan bokongnya di kursi sebelah bunda. Posisinya berada di seberang ayah dan Jaemin. Jisung melempar seringai ringan pada Jaemin. Kakaknya itu memang selalu ingin duduk bersampingan dengan Ayahnya.
"Kamu mau sarapan apa?" Tanya Siyeon sembari tersenyum manis ke arah putra bungsunya.
"Samain aja." jawabnya asal.
"Ya samain sama siapa? wong sarapannya beda-beda." kata Siyeon sedikit jengkel.
Jisung mengalihkan pandangannya ke arah jejeran menu sarapan. Ada yang seperti menu berat sampai yang ringan seperti kue pun tersedia. Siyeon memang selalu memasak banyak makanan, tahu kalau suaminya dan si bungsu rakus pemakan segala.
Beda dengan Jaemin yang agak pemilih.
"Nasgor nih!" jisung menyeret seporsi nasi goreng ke depannya.
"Dek, nanti abis pulang sekolah anterin aku ke kantor Ayah ya," pinta Jaemin sambil dibawah meja kakinya menyenggol kaki panjang milik Jisung.
Jisung mengangguk, "Iya, gak janji tapi." jawabnya.
"Seneng banget sih kamu ke kantor Ayah, ada gebetan kamu disana? Oh, atau jangan-jangan kamu naksir sama salah satu karyawan Ayah! siapa? Pak Jaehyun?" Tanya Siyeon sambil terkekeh.

YOU ARE READING
training wheels ft.nomin
Fanfic❝Love everything you do, when you call me fucking dumb for the stupid shit i do❞ They say love made the danger in you look safety.