🌡⚾🃏-
Jeno gak fokus.
Hari mulai gelap, kedua mata tajamnya bisa melihat sendiri dari jendela kaca besar di ruangannya yang memperlihatkan matahari perlahan mulai terbenam. Pikirannya tertuju pada putra sulungnya yang sampai hari gelap belum juga menampakkan diri.
Bukankah anak itu bilang akan mengunjunginya?
Takut Jaemin kenapa-kenapa. Jadi Jeno putuskan untuk menghubungi Jaemin.
Tidak butuh menunggu lama, jaemin segera mengangkat panggilannya.
"Ayah? Kenapa?" suara serak khas orang baru bangun tidur menyapa gendang telinga Jeno.
"kamu dimana?"
"Aku? Di rumah."
Jeno menghembuskan nafas lega.
"oh, yaudah ayah tutup-"
"EHIYA AKU LUPA MAU KE KANTOR AYAH!"
Jeno meringis saat telinganya mendengar pekikan suara lantang jaemin. Anaknya ini, memang suka sekali teriak-teriak- ya walaupun menggemaskan.
"Sayang, jangan teriak. Mau kuping Ayah luka?" ujar Jeno dengan nada lembut.
Beberapa detik sepi tidak dapat sahutan, hanya ada suara sesuatu yang jatuh. Positive thinking saja, mungkin jaemin benturin kepalanya ke ubin karena salah tingkah di panggil 'sayang'
"Nana?" Panggil Jeno.
"Ayah! Pokoknya nana kesana! Ada soal kimia yang nana gak ngerti!" serunya.
"Bunda emangnya gak bisa bantuin kamu? Kantor ayah lumayan jauh, kamu kesini gimana?" tanya Jeno.
"Bunda katanya lupa! Udah ya nana mau ganti baju, Dadah Ayaaaaah!"
Jaemin memutus panggilan tersebut. Meninggalkan Jeno yang menatap layar ponselnya sambil tersenyum.
"Lucunya.." gumam Jeno.
🌡⚾🃏-
20.21 pm.
Lee Jaemin benar benar datang ke kantor ayahnya. Tubuh kecilnya yang dibalut piyama tebal berwarna putih bercorak hewan dilapisi dengan jaket kulit putih yang membuat tubuhnya seperti di dalam gelembung.
"Ayaaaah~" sapa jaemin.
Memeluk tubuh kekar sang ayah lalu mencium pipinya. Setelah itu duduk manis di sofa yang tersedia di ruangan jeno.
"Ayah udah makan?"
Jeno menggeleng. Kedua iris matanya fokus membaca beberapa kalimat pada berkas tebal yang beberapa jam lalu diberi oleh sekretarisnya, Jang Yeeun.
"Nana bawain bekal!"
Mendengar kata 'bekal' jeno yang memang sedang kelaparan menoleh mendapati jaemin mengangkat kotak bekal berwarna biru laut. "Isinya rendang~" lanjutnya sambil tersenyum manis.
Jeno mengangguk beranjak meninggalkan kursi kerjanya berniat menghampiri jaemin.
Kini posisinya mereka duduk berhadapan. Jeno memilih duduk di sofa berukuran single seat sedang Jaemin di sofa panjang menaikkan kedua kakinya duduk sila.
"Bunda masak?" Tanya Jeno.
"Nggak, Nana yang masak dong~"
Bohong. Rendang itu buatan siyeon, dan yang inisiatif bawa bekal untuk jeno juga siyeon. Jaemin cuma mau dipandang bagus saja sama ayahnya.

YOU ARE READING
training wheels ft.nomin
Fanfic❝Love everything you do, when you call me fucking dumb for the stupid shit i do❞ They say love made the danger in you look safety.