🌡⚾🃏-
"Yauda lah cari yang lain aja."
Yangyang menatap miris sepupu jauhnya yang kini menangis menaburi ingus-ingus pada bantal dan guling tidurnya. Kamar dominan warna oranye itu kini terlihat lebih berantakan setelah kedatangan Jaemin dua jam yang lalu.
Sedang si pemilik kamar biasa saja dan sibuk menikmati kacang rebus.
"Udaaaah! Tapi tetep aja aku sukanya sama Ayah!" Ucap Jaemin sambil menarik ingusnya.
Yangyang menatap geli, "Dulu aku juga mikir gitu waktu naksir sama abi. Tapi sekarang udah enggak." cerita Yangyang.
"Kok bisa?"
Yangyang menggidikkan kedua bahunya.
"Abi yang ngerubah jalan pikir aku. Lagian aku kan waktu suka sama abi langsung terus terang, gak kaya kamu yang diem-diem jadinya sekarang pusing sendiri." ujar Yangyang.
Jaemin menggertakan giginya kesal.
"Ck, om kun kan baik! Gak kaya Ayah yang galak!"
"Udah tau Ayahmu galak kenapa masih suka?" tanya Yangyang heran.
Jaemin berpikir.
Sebenarnya ia juga tidak tahu kenapa bisa suka dengan sang Ayah.
Jeno itu galak, tapi dia pengertian. Tingkat kepekaannya benar-benar diatas rata-rata. Jeno tahu kalau Jaemin sedang merasa sedih atau ada masalah yang mengganggu hatinya.
Naluri Jeno lebih kuat daripada Siyeon yang notabene-nya adalah seorang bunda.
Jeno juga tampan. Bukan! Bukan karena tampan saja kok Jaemin menyukainya. Tapi ia tidak bohong kalau salah satu faktor yang membuat jaemin mengaguminya adalah parasnya. Paras Jeno itu bagai magnet yang akan membuat semua orang terpikat olehnya. Tanpa harus mandi pun menurut Jaemin Ayahnya itu terlihat 'hot'. Benar-benar serasi dengan sang bunda yang terlihat hot dan imut disaat bersamaan. Tapi jaemin tidak setuju!
Jeno harus bersama Jaemin! Tidak boleh sama Siyeon!
Jaemin merasa Jeno memberikan banyak kasih sayang kepadanya, kasih sayang yang lebih dari sekadar hubungan ayah-anak. Membuat lingkaran penuh cinta dan kasih sayang untuk Jaemin seorang tanpa siyeon dan Jisung. Jaemin amat nyaman berada dalam dekapan sang ayah. Rasanya seperti dipeluk oleh beruang. Hangat. Jaemin suka!
Satu lagi,
Jeno itu penenang. Jaemin mungkin akan merasa tenang jika di sebelahnya ada Jeno walaupun ia baru saja membunuh Siyeon. Ups!
"Banyak hal yang bikin aku suka sama Ayah, hal-hal kecil yang sering dia lakuin aja bikin aku suka. Pokoknya ya aku suka sama ayah!" ucap Jaemin sambil tersenyum senyum sendiri.
Yangyang lempar kulit kacang rebus ke wajah Jaemin. "Serem anjing!"
"By the way, nanti kalo lahir Adekmu mau dikasih nama siapa?" Tanya Yangyang.
Jaemin mendadak kembali murung.
"Kayanya ayah sama bunda udah siapin.."
"Hm, terus?"
"Mereka mau namain.. -aish! Gatau lah! Aku gak denger pas mereka ngomong. Aku lagian gak ngarepin dedek bayinya lahir!"
"Heh mabok ya?!" sewot Yangyang.
"Aku gak peduli lagian sama bayi bayi itu! Enam bulan ini aja kerjaanku cuma sekolah semedi dikamar dan makan pun selalu dikamar."
"Buset senyaman apasih kamar kamu?" tanya Yangyang. "Aku aja gak betah di kamar sendiri, kadang tidur aja di garasi mobil." Lanjut Yangyang.
"Ngapain anjir tidur di garasi?! Mau menjelma jadi bemo punya Om Kun?!"
"Tapi nih Yang.."
"Hah? Apalagi?"
"Aku punya rencana."
"Rencana apa?"
"Buat dedek bayinya jadi gak lahir."
"JAEMIN SARAP!"
🌡⚾🃏-
Setelah pulang dari rumah kun dan check kandungan Siyeon ke dokter kandungan. Jeno, Siyeon dan Jaemin memutuskan untuk pulang kerumah dikarenakan kandungan Siyeon ini lemah. Jadi si bunda gak boleh capek-capek.
Sampai rumah disambut dengan Jisung dan Chenle yang lagi masak kue. Sebenernya Chenle doang yang masak katanya buat Siyeon, Jisung mah cuma isengin doang sampe Chenle teriak teriak kesel.
Jeno langsung masuk ke kamar calon dedek bayi yang letaknya ada di sebelah kamar Jaemin. Ayah muda itu langsung lanjut dekorasi kamar bayi yang kegiatan dekornya tadi tertunda karena Siyeon tiba-tiba datang merengek minta ke rumah Kun.
Jaemin yang mau masuk ke kamarnya ngelihat sekilas Jeno yang sepertinya lagi pasang wallpaper di dinding kamar bayi. Gak sengaja Jeno juga menoleh ke arah anak sulungnya. "Nana, kenapa?"
Jaemin geleng. "B-bayinya cowok?" tanyanya memberanikan diri.
Ia merasa tidak enak karena beberapa bulan ini menghindari sang ayah. Apa jeno sadar? Oh jelas. Siyeon pun sepertinya sadar dengan perubahan sifat Jaemin. Tapi keduanya menyepelekan dan menganggap kalau Jaemin hanya tengah memiliki masalah dengan teman-teman sekolahnya.
Jeno menggeleng sambil tersenyum tampan. "Kita kan sepakat gak lihat jenis kelamin bayinya. Kamu lupa?"
Percayalah, senyuman Jeno membuat kaki Jaemin dengan sendirinya melangkah memasuki kamar bayi tersebut. Ia agak tersentak saat menyadari dirinya ada di ruangan yang sama dengan Jeno.
Jantungnya berdegup kencang saat sang Ayah mengusak surainya dengan penuh kasih sayang.
Rasanya sudah lama ia tidak berdekatan dengan Jeno. Ia agak rindu?
"I-iya aku lupa hehe, maaf." balasnya agak gugup.
"Lupa itu manusiawi, sayang. eh? Anak Ayah kayanya bukan manusia deh, malaikat?"
Jaemin tersenyum tipis membalas pujian Jeno. Tapi Jeno tidak tahu saja kalau hati dan otak Jaemin sepertinya telah bertukar tempat serta lambungnya terasa akan meledak karena kalimat Jeno barusan.
"Mau bantuin Ayah?" Jaemin mengangguk.
Jeno kembali tersenyum mengambil hiasan bintang dan bulan yang belum terpasang. "Bantu pasang ini di dinding," ucap Jeno memberi hiasan tersebut.
Jaemin mengangguk patuh lalu bergerak meraih hiasan tersebut. Tapi dengan tiba-tiba tangan penuh urat Jeno meninggi, ia mencoba menggoda anak sulungnya. Seringai jahil tercetak pada wajah Jeno. "Ayah!" protes Jaemin.
Bukannya berhenti, Jeno malah menaikkan tangannya membuat Jaemin melompat lompat kecil untuk mendapatkan hiasan tersebut.
Jaemin mencebik kesal, ia membatin dalam dirinya. Sekali lagi ia gagal mendapat hiasan itu ia akan benar benar menghindari Jeno.
"Ayah! Turun-"
CUP!
Jaemin gagal meraih hiasan tersebut. Ia malah mendapatkan sesuatu yang sama sekali tidak pernah terpikirkan di benaknya. Tebak apa?
Ciuman dari Jeno. Tepat di bibir.
Jeno terkekeh gemas melihat ekspresi kaget Jaemin. Ia menurunkan lengannya, memberikan hiasan tersebut pada Jaemin.
"Itu hukuman dari Ayah karena kamu udah menghindar dari Ayah. Jangan kaya gitu lagi ya, Nana sayang." ucap Jeno jelas.
Sayang..
Double kill untuk Lee Jaemin!
"Ayah ganti baju dulu.." lanjutnya setelah itu keluar dari kamar bayi tersebut.
Meninggalkan jaemin yang kini kehilangan keseimbangan sampai terjatuh telentang diubin dingin.
"A-ayah be-beneran c-cium g-gue?"
🌡⚾🃏-
training wheels-vote dan komen kalau mau lanjut!
trims!

YOU ARE READING
training wheels ft.nomin
Fanfiction❝Love everything you do, when you call me fucking dumb for the stupid shit i do❞ They say love made the danger in you look safety.