Warn! chapter ini akan banyak anak durhaka vibesnya. kalo kamu emang udah durhaka dari sana nya mah yaudah baca aja.
🌡⚾🃏-
Wanita usia 30 tahun lebih itu melangkahkan kedua kaki jenjangnya menelusuri gedung perusahaan amat besar milik suaminya. Senyum bangga terpasang pada wajah cantiknya saat melihat wajah seseorang yang ia cintai di salah satu poster penyemangat yang tertempel di dinding.
Juga ia merasa senang saat beberapa orang orang yang ia yakini karyawan dan bawahan sang suami menyapa nya dengan amat ramah.
Lee siyeon, siang ini memutuskan untuk berkunjung ke kantor suami tercintanya, Lee jeno.
Dengan dress putih di bawah lutut dipadu dengan heels dengan warna senada memberi kesan elegan kepada wanita dua anak tersebut. Rambut hitam sepinggang ia biarkan terurai bebas kali ini. Salah satu tangan nya membawa totebag hitam.
"Selamat siang Ibu siyeon!" Sapa sekretaris cantik dengan blazer pastel yang melekat pada tubuhnya.
Yeeun menghambur pelukan akrab pada istri sang atasan, Siyeon balas memeluk sambil menjawab, "Pagi juga sekretaris bapak Jeno." balasnya tak kalah ramah.
Yeeun melepas pelukan mereka. menatap penampilan manis Siyeon.
"Cantiknya! Pasti mau ajak pak jeno makan siang, ya? yuk saya antar ke ruangannya!" Tanpa menunggu balasan wanita berambut blonde pendek itu menarik antusias tangan Siyeon.
Ruangan Jeno berada di lantai paling atas. Dengan dinding yang diganti dengan kaca transparan sehingga pemandangan kota yang dipenuhi gedung-gedung terlihat jelas dari ruang Jeno.
Pintu otomatis terbuka saat Siyeon mengarahkan kedua matanya pada kamera scan yang berada di dinding pintu ruang jeno. Memang seketat itu keamanan ruangan Jeno. Namun, Siyeon memiliki akses sendiri karena ia istri si pemilik perusahaan.
"Siang suamiku!"
Sapaan dari Siyeon membuat pria yang sedang memunggunginya berjengit kecil lalu membalikkan tubuhnya. Jeno sedikit terkejut melihat istrinya yang datang hari ini. "K-kamu.."
Siyeon meraih tangan Jeno lalu mencium punggung tangannya. "Apa? Gak nyangka ya aku dateng kesini?" Siyeon tersenyum manis.
Sekali mencubit hidung mancung suaminya karena gemas dengan Jeno yang teramat kaku.
Jeno mengangguk, beralih mengecup ringan bibir yang dilapisi lipstick merah milik Siyeon. "Kenapa?" Tanya Jeno sembari kedua tangannya mengangkat pinggang siyeon membawanya ke gendongan koala menuju kursi kerja Jeno.
Siyeon tertawa geli ketika Jeno tak henti mengecupi permukaan wajahnya. Wajar saja, Siyeon memang terkenal jarang datang mengunjungi suaminya ke kantor. Lebih sering Jaemin.
"Kamu sibuk?" tanya Siyeon. Kedua matanya melihat meja Jeno yang terlihat penuh dengan berkas berkas juga laptop dan komputernya yang menyala.
"Kenapa?"
Tipikal Lee Jeno. Tidak akan menjawab pertanyaan kalau pertanyaannya sendiri belum dijawab.
"Ada yang mau aku sampein, gak terlalu penting. Kamu lanjut kerja dulu, jam makan siang sebentar lagi kan?"
Jeno angguk, "Yaudah, yuk makan siang."
"Loh? Emangnya udah jam makan siang?"
"Belum." jawab Jeno.
"Terus kenapa ngajak makan siang sekarang ayah jenoooo?"
"Bebas kalo bos."
Siyeon mencubit pinggang jeno kesal.

YOU ARE READING
training wheels ft.nomin
Fanfiction❝Love everything you do, when you call me fucking dumb for the stupid shit i do❞ They say love made the danger in you look safety.