ㅡthe last.

3.5K 447 39
                                    

Soobin menggeliat pelan di atas ranjang miliknya begitu ia mendengar suara ketukan pintu untuk beberapa kali. Sebelah matanya terbuka menatap ke arah pintu yang masih diketuk itu. Ia mendecih pelan, siapa pula yang berani-beraninya membangunkannya sepagi ini? Bahkan sang ibu pun tidak pernah membangunkannya sepagi ini.

"Masuk"

Titahnya dengan suara serak khas bangun tidur dan kedua mata tertutup. Ia terduduk di ranjangnya sembari menunduk dalam dengan kedua matanya yang tertutup. Sungguh, kedua matanya terasa sangat berat. Setelah kejadian di bandara kemarin, ia langsung pulang dan tidak membicarakan apa pun dengan Yeonjun. Ia bahkan tidak sempat untuk melepas kerinduannya dikarenakan Sanha yang berada di satu mobil dengannya. Ia sebenarnya merasa sangat malu setelah menuduh Sanha yang tidak-tidak karena ternyata Sanha sudah memiliki kekasih dan ia bersumpah jika dirinya tidak memiliki Yeonjun, Soobin pasti akan jatuh hati dengan pemuda bernama Cha Eunwoo yang menjadi kekasih Sanha itu.

Terlalu lama larut dalam pikirannya, Soobin tidak menyadari bahwa terdapat seseorang sedang berdiri di samping ranjangnya membawakan sebuah nampan. Orang tersebut tersenyum ke arahnya yang masih menunduk dan berusaha untuk mengumpulkan kesadarannya. Soobin mendongakan kepalanya dan membuka sebelah matanya. Samar-samar ia melihat bayangan seorang pemuda yang tidak lain dan tidak bukan adalah Choi Yeonjun. Soobin langsung terperanjat dan menutup separuh wajahnya dengan selimut. Kesadarannya kini telah terkumpul sepenuhnya.

"Selamat pagi"

Ucap Yeonjun lembut lalu duduk di sudut ranjang. Soobin hanya memerhatikan pemuda di hadapannya itu heran, untuk apa ia datang sepagi ini? Apa Yeonjun mau meminta maaf?

"S-selamat pagi"

Soobin merutuki dirinya yang tiba-tiba tergagap dan membuat Yeonjun malah tertawa. Pemuda itu menaruh nampan berisi pancake dan segelas susu segar di atas meja yang tak jauh darinya. Sebelah tangannya meraih kepala Soobin dan menariknya mendekat. Tidak disangka, jantung Soobin seakan berhenti berdetak begitu Yeonjun mencium keningnya cukup lama lalu tersenyum setelah melepasnya. Pemuda itu menatap Yeonjun lama dengan kedua pipinya yang sudah memerah.

"Aku mau mengajakmu jalan-jalan hari ini karena sudah lama bukan kita tidak pergi bersama? Jangan lupa habiskan sarapanmu dan bergegas mandi. Aku akan menunggumu di bawah"

Tutur Yeonjun panjang lebar sembari berjalan keluar dari kamar sang tuan rumah. Ia menutup pintu kamar tersebut dan berdiri di hadapannya.

"CHOI YEONJUUUUUUUUUN!"

Pekik Soobin tiba-tiba sesaat Yeonjun meninggalkan kamarnya. Yeonjun hanya dapat terkikik akibat tingkah lucu temannya itu, ah bukan, calon kekasihnya itu.

...

Soobin menuruni tangga setelah selesai dengan segala urusannya. Ia menemukan Yeonjun dengan kaus putih dan celana jeans sedang mengobrol dengan sang ibu. Soobin perlahan menghampiri mereka dan Yeonjun menengok ke arah pemuda jangkung tersebut setelah ia menyadari keberadaannya. Soobin terlihat sangat menggemaskan dengan sebuah kemeja putih berbalut dengan sebuah rompi hitam.

"Ah, sepertinya Soobin sudah siap, Nyonya Choi. Aku akan berangkat sekarang, terima kasih atas jamuannya"

"Sama-sama, Yeonjun. Semoga berhasil"

Ucap Narae yang membuat Yeonjun tersenyum sedangkan Soobin malah mengerutkan keningnya bingung. Yeonjun mendekati Soobin dan mengambil mantel tebal serta syal rajut hitam yang ia rajut dengan tangannya sendiri. Dililitkannya syal tersebut perlahan sembari terus menatap ke arah kedua manik legam milik pemuda di hadapannya sedangkan yang ditatap malah mengalihkan pandangannya malu. Yeonjun juga tak lupa untuk memakaikan mantel tebal untuk membalut tubuh pemuda tersebut.

i can hear your voice | yeonbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang