ㅡfourteen.

2.7K 424 13
                                    

Yeonjun duduk di lantai sembari memasukan beberapa barang yang ia butuhkan ke dalam koper. Minggu depan ia sudah harus meninggalkan Korea. Meninggalkan tempat lahirnya, meninggalkan segala kenangan yang telah ia buat disana, meninggalkan teman-temannya, meninggalkan Choi Soobin. Sungguh Soobin adalah orang yang membuatnya merasa sangat berat untuk meninggalkan Korea dan tiba-tiba saja terbesit beberapa hal yang belum pernah Yeonjun pikirkan sebelumnya, bagaimana jika operasinya gagal?

Yeonjun seketika mengingat apa yang telah ia lakukan kepada Soobin beberapa minggu lalu. Sungguh ia sangat merindukan pemuda itu tapi bagaimana pun juga ia harus tetap menjaga jarak dengan Soobin agar mereka tidak terlalu bergantung kepada satu sama lain. Yeonjun menatap ke arah tiket pesawat yang telah dibeli oleh ibunya beberapa hari lalu. Bahkan tanggal pemberangkatannya pun sama dengan tanggal operasi Soobin, bagaimana bisa Yeonjun berpamitan jika di waktu yang sama Soobin juga harus menjalani operasi? Dan tidak mungkin juga jika Yeonjun berpamitan saat Soobin belum menjalani operasinya, yang ada pemuda itu tidak akan menjalani operasinya setelah ia tahu bahwa kepergiannya ke Amerika adalah untuk membiayai pengobatannya.

Seseorang tiba-tiba saja mengetuk pintu kamar Yeonjun. Ia bangkit dari duduknya dan membuka pintu kamarnya. Didapatinya Taehyun yang sedang berdiri disana dan membawa sebuah plastik cukup besar, sepertinya berisi makanan. Yeonjun langsung kembali berjalan masuk dan diikuti oleh Taehyun. Keduanya sekarang sedang duduk di lantai. Taehyun membuka isi plastiknya dan mengeluarkan dua kotak susu serta beberapa buah roti, lagi-lagi roti milik keluarga Soobin.

"Kau baru saja melakukan hal buruk ya terhadap Soobin?"

Tanya Taehyun tiba-tiba yang langsung membuat kedua mata Yeonjun membulat sempurna. Ia langsung menaruh kembali roti yang hendak ia makan. Ditariknya nafas panjang sebelum ia hembuskannya.

"Aku mengusirnya dan berperilaku cukup kasar padanya saat ia mengunjungiku beberapa minggu lalu"

"Kau gila ya? Soobin sejak beberapa minggu terakhir terus menerus mengurung diri di kamar. Bahkan ibunya bilang bahwa ia hanya ingin keluar kamar saat ia ingin ke kamar mandi"

"Aku tidak tahu harus melakukan apa lagi supaya ia menjauh dariku, setidaknya sampai aku kembali ke Korea"

"Sampai kembali ke Korea? Jika kau melakukan hal bodoh seperti itu ia akan menjauhimu tidak hanya sampai kau kembali ke Korea, tapi selamanya"

Taehyun benar. Yeonjun baru saja melakukan kesalahan terbesar dalam hidupnya. Ia bisa saja membuat Soobin membencinya setengah mati setelah apa yang ia lakukan pada hari itu. Setidaknya ada cara lain yang bisa ia lakukan seperti menghilang ditelan bumi dibandingkan mengusir Soobin seperti itu.

"Kau benar, Taehyun. Aku memang gila, aku bodoh, aku pengecut"

Tutur Yeonjun sembari menundukan kepalanya. Taehyun menggelengkan kepalanya lalu menepuk pundak Yeonjun pelan. Ia tahu bahwa Yeonjun sedang merasakan kegundahan yang luar biasa sekarang.

"Tidak, kau tidak seperti itu. Tapi setidaknya kau harus berusaha untuk memperbaiki semuanya sebelum kepergianmu minggu depan. Ajak dia bicara dan minta maaf, jelaskan padanya apa yang terjadi sebenarnya"

"Akan ku coba, terima kasih".

...

Hari demi hari telah berlalu dan Yeonjun masih belum juga berani menyatakan perasaan dan menjelaskan kebenaran yang terjadi kepada Soobin. Cahaya matahari masuk ke dalam kamar seorang pemuda, menyapa dirinya yang masih tertidur di atas ranjang dengan balutan selimut abu-abu. Burung-burung di luar saling bercuitan menunjukan kebolehan mereka. Pemuda di dalam kamar tersebut merenggangkan tubuhnya seraya ia merasa hangatnya mentari menerpa tubuhnya dari jendela yang tak bertirai.

i can hear your voice | yeonbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang