7. Gravity

47 10 0
                                    

Kadang kala, di waktu-waktu tertentu. Jadwal kunjungan ke Hongdae ini akan sangat ramai, seperti saat sudah menjelang malam liburan. Sangat terlihat anak muda sekali, bukan?

"Han Baekhyun, yang sekarang dan yang dulu masih saja sama," komentar Key sunbae diselingi tawanya, begitu obrolan kami sedang berlangsung. "Berbedanya Han Baekhyun yang sekarang, jika sudah masuk ke dalam layar lebar yang di kelilingi oleh berbagai lensa kamera, dia akan terlihat tampan mempesona," lanjutnya.

Setelah ke pulangan Baekhyun dari Jeju kemarin sore. Di hari libur akhir pekan ini, kami memutuskan untuk berkumpul bersama kembali, sebutlah reunian jumpa temu sekumpulan orang-orang konyol nan serius. Bertitik temunya di sebuah tempat makan sederhana, campuran antara makanan khas Korea-Jepang di seputaran Hongdae. Tempat makan yang memang sedari dulu sangat sering kami kunjungi.

Yang kusukai dari tempat ini adalah gayanya masih sangat tradisional. Dengan sebuah meja panjang sebagai tempat menaruh hidangan, lalu para pelanggan akan duduk bersila di atas lantai. Selain itu juga, tempat ini salah satu tempat makan yang menjamin ke-halalan makanan yang disajikannya.

"Dan kau masih sama menyebalnya seperti dulu, Hyung!" balas Baekhyun dengan nada kesal sembari menunjuk Key sunbae dengan sumpit di genggaman tangannya.

Entah perasaanku saja, atau memang ada yang kurang, aku menatap satu per satu orang yang ada di meja ini. Key sunbae, Junmyeon oppa, Sooya, mereka duduk di bagian meja berseberangan denganku. Lalu Baekhyun sendirian di salah satu ujung meja tak jauh dariku. Kemudian, ada Sehun di samping kiriku. Aku mengerutkan keningku, sisi kananku, di antara aku dan Baekhyun masih kosong. Chanyeol...

Kini aku beralih menatap Baekhyun. "Kau yakin sudah memberitahu hal ini pada Chanyeol, Baek?" tanyaku menaikkan alis.

Baekhyun membalas tatapanku, lalu mengangguk. "Sudah, Sayang," jawabnya segera.

Hening sesaat. Semua mata tertuju pada Baekhyun, memandangnya dengan berbagai ekspresi.

"Oh tolong, rasanya aku ingin muntah." Suara itu berasal dari Key sunbae.

"Hyung, kau sungguh menggelikan," Sehun ikut berseru.

"Nadamu sama sekali tidak cocok, Baek," Junmyeon oppa menambahkan. Sedangkan Sooya hanya terkekeh mentertawakan.

Baekhyun mendengus kasar. Ekspresinya berubah menjadi datar. "Apa salahnya? Aku kekasih Rembulan!"

Aku menggelengkan kepalaku, mereka masih sama seperti dulu. Tidak ada yang berubah ternyata.

"Maaf, aku terlambat." Aku mengalihkan pandanganku pada pria yang baru saja menyapa dan mendudukkan dirinya di samping kananku.

Chanyeol baru tiba, jas panjang berwarna putih masih melekat di tubuh tingginya. Sesekali ia mengelap pelipisnya yang mengeluatkan keringat.

"Aku ada operasi mendadak tadi siang," kata Chanyeol sembari melepaskan jas kedokterannya, menyisakan kemeja berwarna biru mudanya.

Saat ia mencoba melepaskan jasnya, ada aroma wangi vanila dan kayu manis yang berpadu dengan aroma citrus, sandalwood, bergamot, dan juga lavender keluar dari tubuhnya. Sangat maskulin dan berwibawa, namun juga lembut. Aku sangat menyukai aroma yang menurutku membawa ketenangan ini.

"Hai, Rembulan," panggil Chanyeol, membuatku membalas tatapannya. Ia tersenyum lembut.

Deg!

Aku terdiam dengan suasana hati yang terasa canggung. Tak perduli dengan Baekhyun yang tiba-tiba protes. Tak perduli dengan kekehan yang Chanyeol berikan. Tak perduli dengan omelan yang Sehun ucapkan. Aku hanya perduli dengan jantungku yang tiba-tiba saja berdetak kencang. Entah kenapa senyum itu membuat hatiku kini seolah tak tenang. Berdebar. Bergetar. Berbunga. Bermekar. Terasa asing untuk saat ini, namun menyenangkan. Tapi entah kenapa, di sudut hatiku paling dalam, ada perpaduan antara rasa rindu dan pedih yang membuatnya sesak.

"Key Hyung, kapan kau akan mencari pendamping? Kau 'kan sudah cukup tua untuk berkeluarga," ledek Baekhyun setelah baru saja selesai menikmati hidangan kali ini.

"Iya, Hyung. Kau, kan, paling tua di antara kita semua," tambah Sehun meniru gaya bicara Baekhyun yang langsung dihadiahi pelototan oleh Baekhyun.

"Sebenarnya, kita semua sudah pantas untuk menikah," tawa Chanyeol renyah.

Namun benar adanya. Key sunbae yang lebih tua di antara kami, Junmyeon oppa dan Sooya yang sudah lama memiliki hubungan. Chanyeol yang walaupun kini masih menjadi dokter muda. Baekhyun yang seorang desainer terkenar. Sehun yang maknae tampan, ataupun aku. Kita semua sudah pantas untuk menikah. Tapi belum ada di antara kami yang berniat datang mengundang.

*****

"Lotte Duty?

Lotte World?

Everland?

Atau bermain biliar?"

"Terserah."

Ternyata di balik kata terserah, memang selalu menyimpan berbagai makna yang tersirat. Ternyata di balik kata terserah, tersimpan berbagai macam cerita di dalamnya. Ternyata di balik kata terserah, merupakan sebuah boomerang bagi seseorang.

Untuk kesekian kalinya aku memuntahkan seluruh isi perutku, setelah turun dari rolle coaster. Selain memiliki phobia ketinggian, aku juga tak tahan dengan sesuatu yang membuat jantung memompa lebih cepat.

Kini Baekhyun mengurut-ngurut tengkukku, ditemani Sooya yang dengan senang hati membauiku dengan minyak angin aroma terapi. Sedangkan Key sunbae, Junmyeon oppa, dan juga Chanyeol sedang pergi mencari air minum, beserta obat pereda mabuk. Kecuali Sehun yang hanya bersedekap dada sembari menatap.

"Makanya, Noona. Kau jangan sok-sok mau naik rolle coaster. Kan, begini jadinya," ujar Sehun mengomel.

"Sehun, kau jangan mengomeli Rembulan-ku!" balas Baekhyun ganas.

"Ck! Iya, Rembulan-mu!" sahut Sehun berdecak.

Oh Tuhan, kepalaku rasanya semakin pusing mendengar mereka berdua yang tak bisa diam ini. Kenapa harus duo brother yang ada di sini?

****
Oct, 21
-----------

happy monday...

#26/8/19

Flowers,

AC

Perpisahan ManisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang