Ini hari apa gaess? Mimpi apa bunda up? Hahaha lagi galau gaess, selesai nulis langsung up...
Ada yang seumuran dengan bunda? Playmednya pas bunda masih SMA 😆😝 tua banget ya😆
Maaf part pendek🙇
Jangan lupa vote⭐komen😘
👧Mas namanya siapa sih?
👦Galih neng
👧Nama Galih itu pasti ada artinya?
👦Ada, GALIH Galau Itu perIH😭Happy reading
.
.
.Rena sedang menyapu tanaman di teras depan pagi ini. Melvi sedang mengelap sepedanya dan Billal sedang menyiram tanaman.
Motor matic hijau sudah berhenti di depan rumah dinas Arsa berpagar hitam. Laki-laki bertubuh tinggi itu sudah nyengir dan membuka pagar hitam.
"Assalamualaikum adek-adek abang" sapanya bahagia.
"Abang Gaga" Melvi dan Billal berlari memeluk Arga yang berdiri disana.
"Gak ikutan peluk juga Ren?" Tanya Arga dengan jahilnya.
"Gue patahin dulu kaki dan tangan lo" Arga hanya terbahak-bahak.
Arsa keluar dan berkacak pinggang melihat kedua anaknya lengket dengan Arga anak dari Galih temannya saat Akmil.
Arga yang melihat Arsa berdiri didekat Rena, langsung memberi hormat.
"Pagi komandan" Arsa tersenyum dan mengajak Arga masuk yang langsung diikuti Melvi dan Billal.
"Assalamualaikum calon Mama mertua" sapanya pada Azalea. Rena memutar bola mata jengah. Selalu seperti ini jika Arga bertemu dengan keluarganya.
"Kak, bikin minum gih" Rena berjalan mendekati Arga.
"Minum apa? Kebetulan hanya ada racun dan air mineral, mau?" Arga hanya tertawa dan menarik gemas hidung Rena.
"Kalau gue dikasih racun, ntar lo yang kangen" Rena berdecak.
"Menyebalkan" lalu menuju dapur untuk mengambilkan Arga minuman.
Rena kembali ke ruang tamu dengan membawa nampan berisi teh hangat.
"Ini khusus buat abang" Rena memberikan gelas khusus untuk Arga.
"Kamu kasih apa disini?" Tanya Arga ingin tahu.
"Gak banyak sih, cuma setetes racun dan obat pelancar" Rena menaik turunkan alisnya kala Arga menatapnya horor.
"Kakak" peringat Azalea.
"Siap salah" Rena tersenyum. "Bercanda babang Gaga" Arga tertawa geli mendengar Rena mrmanggilnya babang.
"Kalian itu kalau jauh pada rindu, kalau dekat pada berantem" Arsa menggeleng dan keduanya hanya nyengir.
"Mohon ijin Komandan, saya mau ajak Rena olahraga di sunmor"
Arsa nampak berpikir sejenak sebelum benar-benar mengijinkannya pergi. Arsa termasuk posesif kepada anak-anaknya.
"Jaga anak saya, awas kalau pulang dia lecet-lecet" Arga memberikan hormat pada Arsa.
"Siap komandan"
🔫🔫🔫
Arga dan Rena sudah berada disalah satu sunmor. Tempat berolahraga sekaligus cuci mata.
Rena mengedarkan pandangan sekitar, dia melihat Zidan bersama Ira. Hatinya mencelos.
Kenapa harus ada makhluk itu disini. Batin Rena.
Arga mengikuti arah pandang dari Rena dan menemukan Zidan disana bersama Ira.
"Lo suka Zidan?" Rena hanya menggigit lidahnya agar tidak bicara yang tidak-tidak. "Ren?"
Rena menggedikkan bahunya. Arga menepuk kepala Rena pelan dan tersenyum.
"Gue tahu kok. Adek kecil gue udah gede rupanya. Ayo ikut gue" Arga menarik lengan Rena untuk mengajaknya joging.
"Gue gak suka sama ceweknya, dia terlalu menguasai Zidan. Yang perlu lo lakuin sekarang cuma deketin Zidan, gue akan jauhin dia"
"Bang--"
Arga sudah mendorong Rena dan membuatnya jatuh di dekat Zidan, daj untungnya juga Zidan dengan tanggap menangkap Rena.
Asem, sinetron banget inu mah. Batin Rena.
"Maaf kak" Rena menundukkan kepalanya. Zidan membantunya bangun.
"Gak papa, kamu baik-baik aja?" Rena hanya bisa mengangguk, wajahnya sudah memerah karena malu. Rena mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Arga dan Ira.
"Ren, kamu kesini sama siapa?" Rena mendongakkan kepalanya menatap Zidan.
"Sama bang Gaga, tapi--" Rena menunduk, dia menggigit bibir bawahnya, mendadak matanya panas. "Saya ditinggalin"
Zidan menepuk kepala Rena lembut, berdekatan dengan Rena membuatnya teringat dengan seseorang.
"Ayo kita joging, sama nungguin abang kamu" Rena mengangguk.
Zidan dan Rena joging berdua. Ira merasa panas saat mengetahui Zidan dengan Rena hanya berdua. Ira menghampiri mereka dan menarik Zidan menjauh dari Rena.
Tuh kan sinetron banget. Batin Rena
Arga datang dan memeluk leher Rena. Mengajaknya menuju penjual makanan. Rena hanya diam dan memandang tajam Arga.
"Tatapan lo bikin jantung gue tertusuk" Arga memegang dadanya.
"Gue tusuk lo beneran" Rena mengacungkan garpu di depan Arga.
"Lo nakutin deh komandan kecil. Makanlah, gue yang traktir ini" Rena mengangguk dan meneruskan makannya.
Setelah makan, Arga mengajaknya kembali mendekati Zidan. Rena sudah menolaknya, tapi Arga tidak mau tahu. Arga mrninggalkan Rena kembali di dekat Zidan. Rena ingin menangis rasanya sekarang.
"Ren? Cari siapa?" Tanya Zidan.
"Bang Gaga, gak tahu kemana lagi" Rena mencari di sekeliling.
Ira datang membuat suasana hati Rena panas. Dia sengaja memeluk lengan Zidan di depan Rena.
"Kamu gak usah percaya sama dia, dia itu cuma bohongan, dia lagi cari perhatian sama kamu" Ira menarik Zidan kembali menjauh dari Rena.
Rena menunduk, dia merasa malu. Arga segera mendekati Rena dan meminta maaf, dia mengajak Rena pergi dari sana dan mengajaknya ikutan senam aerobik.
"Komandan kecil, gue beli minuman dulu ya" Rena mengangguk dan terus mengikuti senam kembali.
Zidan yang melihat Rena santai-santai saja, segera Zidan berdiri di dekat Rena tanpa Rena tahu.
"Saya baru tahu kalau kamu bisa senam juga" Rena menghentikan gerakannya dan berdiri kaku.
"Saya juga baru menyadari kalau semua perkataan Ira benar. Kampungan sekali gaya kamu, kekanak-kanakan" Zidan memandangya tajam. "Kamu bohong juga kalau mencari abang kamu?" Zidan tertawa mengejek, lalu berlalu begitu saja.
Arga datang dengan membawa dua botol air mineral. Merengkuh Rena dalam pelukannya. Rena menangis sesenggukan dalam pelukan Arga.
Zidan menoleh kebelakang dan mendapati Rena dalam pelukan Arga. Arga dan Zidan saling tatap, bukan tatapan jatuh cinta layaknya sepasang kekasih, tetapi tatapan tajam.
Ada hubungan apa Arga dan Rena. Batin Zidan.
🔫🔫🔫
Maaf cuma sedikit 😝
KAMU SEDANG MEMBACA
Invite my heart (Teredia E-booknya di Playstore)
RomanceMemandang wajahnya ketika bertemu adalah sesuatu hal yang membuat Renata bisa tersenyum, tapi dalam hatinya dia tersiksa ketika dia bersama perempuan lain. "sampai kapanpun gue bukan pilihan lo kak" Renata memilih pergi dan mencari keberadaan kakak...